07

167 18 1
                                    

"Kamu sudah telpon Runa?" Tanya Minley.

Reuben sejenak tertegun, bagaimana tidak? Ia melupakan Runa, astaga! Tapi ia hanya menganggukkan kepala saja. Nanti Minley merajuk jika sampai tahu.

Minley meraba dahi Reuben, sudah tidak panas. Padahal Minley sempat khawatir keadaan Reuben akan memburuk saat mereka berada di tempat pembibitan tadi. "Kamu sudah sehat, kan?"

"Aku tetap tinggal disini, Minley, tidak di hotel!" Reuben segera memblokade keinginan Minley jika menyuruhnya untuk tinggal di hotel.

"Siapa yang suruh kamu tidur di hotel, sih?" 

Bukan? Lalu apa? Batin Reuben.

"Kamu tidak pulang ke Runa, gitu?"

Reuben kesal, tentu saja. Baru dua hari bersama, Minley sudah menyuruhnya pulang? "Aku seminggu disini, Minley."

"Runa sakit, tadi pagi aku telpon. Katanya dia muntah-muntah terus." Ucap Minley khawatir.

Reuben bangkit dari duduknya, menjauh. Rasa khawatir pada Runa memenuhi fikirannya kini. Setelah menengok ke arah belakang memastikan Minley tidak mengikutinya, barulah Reuben menelpon Runa.

Tidak lama, Runa mengangkat panggilannya.

"Halo Kak." Sapa Runa.

"Sayang, Minley bilang kamu muntah-muntah? Kenapa tidak mengabari aku?!" Reuben tidak marah, ia hanya sangat khawatir pada Runa.

"Oh... Sebenarnya... Aku tidak muntah-muntah Kak, itu... Pagi tadi Kak Minley minta aku kesana karena katanya Kak Reuben sakit, tapi... Aku menolaknya, bukan karena aku tidak mau merawat Kakak, aku hanya... Ingin Kak Minley dan Kak Reuben memiliki lebih banyak waktu berdua. Maaf..."

Reuben menghela nafas lega. "Syukurlah, tapi... Benar kamu tidak apa-apa?"

"Serius aku baik-baik saja, maaf membuat Kak Reuben dan Kak Minley khawatir."

"Jangan meminta maaf, Runa. Disana kamu tidak sendirian, kan?"

"Ada Bulik, Kak."

"Maaf aku belum bisa kesana." Aku masih ingin bersama Minley. Batin Reuben.

"Jangan meminta maaf juga, Kak. Aku senang Kakak bersama Kak Minley, em... Kapan-kapan boleh ya Kak, aku kesana? Aku rindu Kak Minley."

Reuben terkekeh pelan. "Tidak rindu padaku, hm?"

"Rindu sih, tapi lebih rindu pada Kak Minley, hehe." Runa balas terkekeh.

Reuben tersenyum tipis, Minley dan Runa memang sangat akur, mereka juga tidak pernah berebut perhatian darinya, karena Minley yang tidak memiliki perasaan padanya serta Runa yang selalu berfikir jika Minley-lah yang lebih berhak atas dirinya.

"Kak?"

"Iya, sayang."

"Kakak diam saja, sudah mengantuk, ya?"

"Hm..Em.."

"Ya sudah, nanti telpon lagi ya Kak."

"Iya, jangan lupa minum susu hamil." Reuben tersentil, biasanya ia yang selalu menyiapkannya untuk Runa, istrinya tersebut suka lupa.

"Sudah dong, tenang, jangan jadi fikiran ya Kak." Jawab Runa yang tahu kegelisahan yang dirasakan Reuben.

Reuben tanpa sadar mengangguk.

"I love you, Kak."

"I love you too, Runa. Sampaikan salamku pada Adik ya. Katakan Papa sayang sekali padanya."

"Iya Kak, Runa tutup telponnya, ya..."

"Iya..."

____

Reuben menghampiri Minley yang sedang menonton film.

"Nonton apa, hm?" Reuben mencuil camilan yang dipegang Minley, membuat istrinya tersebut meliriknya.

"Red Notice." Jawab Minley singkat.

Reuben menatap tv, terlihat aktor Ryan Reynolds dan Dwayne Johnson sedang kejar-kejaran. "Seru?"

Minley mengangguk, tampak fokus. Seketika saja timbul niat Reuben untuk mengusili Minley, membalas keusilan Minley tadi siang.

Cup. Reuben mengecup pipi Minley.

Benar saja, perhatian Minley kini terfokus pada Reuben, seperti sudah memperkirakan apa yang akan Minley lakukan, Reuben segera bangkit diikuti Minley yang mengejarnya sambil membawa bantal, tentu saja untuk memukul Reuben.

Minley mengikuti Reuben hingga masuk ke kamar, terpojok, Reuben tidak bisa menghindari pukulan Minley yang tertuju padanya.

"Minley, stop! Apa salahnya aku mencium pipimu? Lupa aku ini suamimu?" Ucap Reuben seraya menahan pukulan Minley padanya.

"Kamu kurang ajar!" Minley terus memukulkan bantal pada tubuh Reuben.

Sementara Reuben berusaha merebut bantal tersebut dari Minley. Setelah berhasil mendapatkan bantalnya, Reuben melemparnya jauh. Reuben memeluk Minley, lebih tepatnya menahan pergerakan Minley yang tampaknya tidak mau berhenti memukulinya.

"Minley, astaga... Maaf oke, maaf!"

"Kamu tuh kebiasaan! Suka buat aku kesal!" Tak lama setelahnya, Minley menangis saking kesalnya pada Reuben.

#

06 Februari 2023 - 11:39

Repost

Hehehehe

HEARTSTRINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang