Jngn berharap adegan++😠😠 sy gk bakat soalnya, tipis tipis aja yakk
Monggo
---
"Mas bercanda loh yang, kalau kamu belum siap mas nggak maksa, "
Yang. Sayang? Nadhif tidak salah dengar kan? Sejak kapan pria itu memanggilnya dengan sebutan 'sayang'?
Walaupun kupu-kupu sudah beterbangan di perutnya, dan mleyot melanda, Nadhif tetap berusaha sebisa mungkin untuk tidak salah tingkah. Tapi sepertinya wajahnya sudah seperti tomat busuk.
"T-tadi yang minta kan kamu, "
Bayangkan betapa malunya dirinya. Sudah susah payah menghempaskan rasa malunya untuk menawarkan 'itu' pada Graha, tapi malah ditolak dengan dalih pria itu hanya bercanda.
Padahal Nadhif sudah memberanikan diri untuk mengiyakan permintaan Graha. Walaupun belum siap secara mental tapi setidaknya fisiknya sudah. Beberapa hari sebelum menikah, dirinya sudah dipaksa mamah mertuanya untuk treatment badan beberapa kali, mulai dari perawatan wajah, tubuh, rambut, mulut dan yang lainnya. Bahkan orang di tempat perawatan sempat menawari Nadhif untuk perawatan payudara a.k.a memperbesarnya. Untung mamah mertuanya segera menolak tawaran tersebut.
Tapi apa susahnya bilang 'iya'? Kenapa Graha malah menjawab seperti itu.
Kalau status mereka bukan suami istri sudah pasti Nadhif sudah mengecap Graha sebagai pelaku pelecehan verbal padanya.
"Mas takut kamu belum siap, " ucap Graha pelan. Matanya terus menatap Nadhif lembut.
Memejamkan mata sesaat, Nadhif bingung harus bereaksi seperti apa. Selain rasa malu, sekarang dirinya dipenuhi oleh rasa kesal dan marah yang bercampur aduk.
Cowok emang suka tarik ulur.
"Yaudah kalau nggak jadi-" Nadhif baru saja akan bangkit sebelum sebuah tangan meraih pinggangnya dan menariknya.
Posisi tubuh Nadhif sekarang tepat di atas tubuh bidang Graha. Dan jantungnya jumpalitan pemirsa. Namun sedetik kemudian Graha membalik posisi mereka menjadi Nadhif yang dikungkungnya.
"I want you so bad, sayang, can I? "
Nadhif menagguk malu. Setelahnya, pria itu sudah melumat bibirnya penuh gairah.
Tangan kanan Graha menuntun tangan Nadhif untuk melingkar di lehernya. Sedangakan tangan lainnya sudah bergerilya kemana-mana, membuat satu erangan perempuan itu lolos.
Titttttttttttttttttt
(mon maap ini sensor)
Dah mulai panas soalnya...---|||---
"Ehemm pengantin baru kalau keramas bisa barengan gitu ya?" ucap Bu Yelda retoris. Kemudian terkikik geli bersama mbok Jum.
Nadhif yang mendengarnya hampir tersedak ludahnya sendiri. Sedangkan Graha hanya memutar bola malas.
Pak Gatra tersenyum dan Geo pura-pura tuli.
"Katanya minta cucu cepet, " sahut Graha asal. Tangannya meraihkan kursi agar Nadhif bisa duduk dengan mudah. Karena sepertinya beberapa hari ke depan, istrinya itu akan kesulitan untuk melakukan mobilitas. Mengingat pagi tadi saat bangun tidur perempuan itu mengeluh sakit dan tidak nyaman di bagian intimnya. Apalagi jika bukan karena aktivitas mereka semalam.
Graha jadi bingung harus senang atau sedih. Senang karena dirinya adalah pria pertama untuk Nadhif atau sedih karena istrinya itu kesakitan karena dirinya.
"Kalian jadi tinggal di rumah yang di Mangkubumi?" tanya Pak Gatra.
Nadhif menatap Graha, menunggu agar pria itu yang menjawab. Karena kemanapun suaminya pergi dirinya harus ikut kan?
"Jadi Pah, nanti sore rencana mau ke sana, aku udah minta orang buat bersihin kemarin, "
"Mamah kan udah bilang tinggal di sini aja, kok tetep nekat! " itu suara Bu Yelda yang tiba-tiba emosi.
Padahal Bu Yelda berharap bisa tinggal bersama Nadhif tanpa memperdulikan oranh lain lagi, dulu perempuan yang masih cantik di umur 51 tahunnya itu pernah menawari Nadhif untuk tinggal bersama mereka. Karena Nadhif hanya tinggal di rumah sendirian karena mbok pulang kampung.
Tapi Nadhif tentu saja menolak. Nanti apa yang akan orang katakan jika dirinya yang tidak memiliki hubungan darah, tinggal bersama dengan keluarga Graha. Apalagi Bu Yelda sudah sering mengeklaim Nadhif sebagai menantunya di hadapan orang-orang.
Walaupun mereka tinggal di perumahan, tetapi hubungan pertetanggaa mereka cukup berjalan baik, karena kebanyakan istri di kompleks perumahaan mereka bukan wanita karir, melainkan ibu rumah tangga.
"Mah, kita kan udah bahas ini beberapa kali, " ucap Graha mulai lelah. Moodnya pagi ini tiba-tiba buruk.
Pak Gatra yang merasa bersalah karena memancing keributan antara istri dan anaknya pagi ini, mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"Nad, kontraknnya di majalah sampai kapan?"
Merasa ditanya, Nadhif mengurungkan niat untuk menyuap makanannya lebih dulu. "Masih dua bulan lagi Pah, "
"Habis itu rencananya mau ke mana?"
Nadhif terlihat berikir sesaat. "Kemarin ditawarin buat perpanjang sih Pah, sama rencananya lanjutin jualan onlineku aja Pah, kata mas Graha rumah di Mangkubumi ada tokonya, bisa dipakai, "
"Kerja di kantor papah aja gimana? " tawar Pak Gatra serius. Nadhif bisa bekerja di bagaian media sosial, cukup sesuai dengan gelar yang menantunya itu dapat.
Tapi mau tidak mau Nadhif menolak dengan halus saat mata Graha beralih menatapnya. Seolah mnegatakan 'kita udah sepakat'.
Kemarin Nadhif memang sudah mengiyakan permintaan Graha untuk bekerja freelance saja, karena pria itu ingin istrinya lebih banyak di rumah. Padahal Graha sendiri akan lebih banyak di luar rumah.
Awalnya karena rumah mereka dekat dengan kampus utama, Nadhif ingin membuka toko buket atau kado-kado wisuda saja. Tapi sayang seribu sayang, Graha malah memintanya menjaga counter milik temannya. Katanya itu seperti salah satu cara untuk menyamar. Tidak jelas memang.
"Tuh kan Pah, Graha itu larang-larang mantu mamah, padahal Graha bakal sering pergi-pergi dan ninggal Nadhif,"
Graha memggeleng cepat. "Nggak pergi-pergi lama kok mah, Mangkubumi sama tempatku kerja ngga jauh, jadi maksudnya bisa sering-sering pulang, "
"Kamu tuh kalau dikasih tahu orang tua susah, rumah itu sepi sekarang, Geo juga masih SMA sok-sokan simulasi ngekos buat kuliah besok, "
Nadhif hampir saja terbahak saat mengingat alasan kenapa Geo-alias adik satu-satunya Graha ingin ngekos, katanya simulasi kalau anak itu sudah kuliah nanti.
Padahal setahu dirinya, Bu Yelda tidak mengizinkan Geo kuliah di luar kota. Paling boleh Geo diminta kuliah di kampus sekitar Jakarta saja. Misalnya UI, dan berakhir membuat anak itu hampir meraung karena tidak yakin bisa masuk ke universitas top 3 di Indonesia itu.
/tbc
15 vote 10 comments yokk habis itu up
Nihh sy baik update cepet, tp g jamin nih cerita bakal update cepet lagi, soalnya yg vote ama comment dikit, jd kan sy mikirnya cerita ini g menarik, g tau deh cara bikin cerita menarik itu gimana, pokoknya enjoy.
Sama aku mau fokus buat nyelesain cerita lainny dulu coz super terbengkalai. Jd jngn lupa baca ceritaku yg lain.
Dan I wanna say terima kasih buat yg udah vote dan comment, kalian bikin sy tambah semangatss.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intaian Rasa
Roman d'amourNadhif terpaksa menerima lamaran Graha-iya Graha-teman dekatnya dari jaman SD. Awalnya Nadhif menolak, tapi karena paksaan ibunya dan demi tidak pindah ke Australia, Nadhif akhirnya menerima lamaran Graha. Nadhif kira hidupnya bisa santai di rumah s...