5. Menagih

67 9 4
                                    

Hello para pembaca yg budiman, tolong vote dan comment ya. Maafkam sy yg update lama, abis bertapa dari goa soalnya, mencari ilham karena kehilangan arah.

Cekidot deh...
Typo bertebaran coz langsung sy publish.


"Nggak honeymoon, Mah. Masih ada kerjaan, " tukas Graga mengiba. Mamahnya benar-benar menagih cucu, tepat saat dirinya dan Nadhif menginjakkan kaki di rumah.

"Iya Mah, aku ada masih kerjaan, Gra-mas Graha nya sendiri juga nggak punya jatah libur banyak, "

Bu Yelda hanya bisa kesal dengan keduanya. Anak dan menantunya sama saja. Graha yang hobi ngintai itu memang jarang di rumah, sedangkan Nadhif juga ikut-ikut saja dengan Graha. Padahal Bu Yelda ingin cepat memiliki cucu. "Kalau kalian nggak buru-buru honeymoon, kapan cucu mamah rilis? " ucap Bu Yelda dramatis.

Kini giliran Graha yang pusing tujuh keliling. Memang kalau cucunya diprogram sekarang akan langsung jadi? Kan harus trial and error dulu.

"Mah honeymoon nggak harus sambil liburan kok, di rumah juga bisa. Rumahnya Nadhif sepi kok, "

Nadhif hampir tersedak ludahnya sendiri. Bagaimana bisa pasangan ibu dan anak itu membicarakan hal-hal seperti ini dengan gamblang? Bukan sok polos, tapi siapa yang tidak salah tingkah kalau membahas hal-hal seperti ini. Bahkan dirinya dan Graha belum sampai ditahap se detail itu, hanya ciuman bibir singkat saja.

"Kamu nggak kasihan sama mantu mamah? Masak baru nikah udah nggak diajak liburan, ditinggal ngintai berminggu-minggu lagi! " sembur Bu Yelda.

Ada benarnya juga kata mamah mertuanya, mereka baru saja menikah, tapi Graha sudah harus mengintai. Pekerjaan yang memakan waktu berminggu-minggu.

Tapi masalahnya Graha tidak bekerja untuk instansi negeri, melainkan di instansi swasta yang bekerja sama dengan negara, perizinan cuti harusnya lebih mudah.

"Mah, kalau kerjaan yang ini selesai, aku janji bawa Nadhif liburan lama deh, sumpah! "

Sebenarnya rencana Graha adalah menyelesaikan pekerjaannya lebih dulu, setelah itu dirinya akan mengambil cuti lama, kalaupun tidak mendapat cuti lama, dirinya akan memintanya langsung pada Barra.

Bu Yelda mendelik kesal. "Nad, diinget-inget janjinya Graha, besok tagih ya. Kalau dia nggak bawa kamu liburan juga, biar mamah yang ajak kamu liburan, kalau perlu satu tahun sekalian, tapi nggak usah sama suami kamu! " ucap Bu Yelda kemudian menarik Nadhif untuk masuk, meninggalkan Graha yang berdiri di teras rumah.

"Makanya dengerin mamah kamu, kerja mulu sih, " sekarang papanya ikut menyalahkan.

---|||---

Setelah makan malam bersama, sebenarnya Graha ingin membawa Nadhif ke tempat tinggalnya di daerah Mangkubumi. Rumah yang dirinya huni selama bekerja sebagai 'intel' di CS Indonesia. Tapi mamahnya meminta mereka untuk menginap saja.

Untuk informasi saja, CS atau PT Central Scurity adalah perusahaan kemaanan swasta yang memiliki kerja sama dengan negara. Perusahaan ini menawarkan jasa keamanan seperti bodyguard, tentara bayaran, intel dan programmer yang bersertifikasi.

Selain gaji yang lebih besar, alasan Graha memilih manjadi intellegent di instansi swasta ini karena, meskipun CS Indonesia adalah penyedia jasa keamanan yang kerahasiaan pegawainya terjamin, tetapi instansi ini memiliki peraturan yang lebih 'bebas' dibandingkan dengan instansi negeri. Ditambah dirinya kenal dekat dengan Barra- CEO PT Center Scurity Indonesia.

"Gra- mas, boleh minta tethering buat laptop nggak? "

Kebetulan wifi di rumah Graha sedang mati, dan teknisi baru akan datang besok. Mau tidak mau Nadhif harus meminta tethering pada suaminya, karena dirinya juga fakir kuota.

"Boleh sih, tapi ada syaratnya, "

Nadhif menyerit. Minta tethering saja ada syratnya. "Apa? "

Graha tersenyum mencurigakan. "Sini mas kasih tahu! " balas Graha sambil menepuk-nepuk sisi kasur yang kosong di sebelahnya.

Tanpa curiga Nadhif menurut saja. Lebih cepat Graha memberikan tethering, kerjaannya akan lebih cepat selesai juga. Masalahnya ada pekerjaan yang tertunda gara-gara dirinya sibuk mempersiapkan pernikahan kemarin.

"Apaan syaratnya? Masak mau tethering aja ada syaratnya, "

Nadhif mendekat ke Graha. Sedikit waspada. Alarm di otaknya seolah berbunyi keras sekali.

"Sini lah, kurang deket, " Graha kembali menepuk -nepuk sisi kosong di sampingnya.

P

erempuan itu memincing, namun tetap menurut. "Apaan cepet! "

Graha mendekat lalu membisikan sesuatu. "Syaratnya-mas mau kamu malam ini! "

Kedua mata Nadhif membelalak. Menatap pria di depannya dengan nyalanh. Heran, apakah semua pria di dunia ini pikirannya hanya penuh dengan hal 'itu'. Meskipun mereka sudah menikah dan boleh melakukan 'itu' tapi tetap saja, dirinya masih POLOS. kalaupun Graha sudah tidak polos lagi, setidaknya pria itu harus menghargai Nadhif yang nol besar. Sama sekali tidak memiliki pengalaman.

Bahkan Nadhif ingat sekali pernah muntah saat pertama kali menonton film biru karena paksaan temannya. Membayangkan bagaimana mereka melakukan roll depan roll belakang, saling men-

STOP

tapi sebisa mungkin Nadhif menguasai ekspresinya. "Belom siap, Gra-eh mas, " ucapnya memelas.

Dirinya memang tidak siap. Apalagi kalau melihat baju tidur berupa crewneck coklat bersablon Boston University dan celana training hitam merek Adidas yang dirinya ambil dari rumah. Sama sekali tidak mencerminkan pakaian tidur pengantin baru. Tapi sejujurnya Nadhif sengaja memakai ini untuk mengantisipasi hal tersebut, karena biasanya dirinya tidur dengan dress tidur berbahan satin atau daster.

Dan melupakan pesan ibunya sebelum kembali ke Australia pagi tadi.

"Jadi istri yang baik, yang nurut, sering-sering pakai baju kurang bahan Nad, suami-suami biasanya suka, "

Hih. Nadhif bergidik ngeri membayangkan dirinya yang harus memakai lingerie yang kurang bahan.

"Kapan siapnya? " pertanyaan lembut yang Graha lontarkan, membuat lamunan Nadhif buyar. Padahal melayani suami adalah kewajibannya, tapi bagaimana lagi dirinya belum siap. Tapi memangnya kapan Nadhif harus siap?

Sepertinya Nadhif tidak pernah siap. Mengingat siapa pria yang dirinya nikahi. Graha- sahabatnya sejak kecil, yang entah kenapa akhir-akhir ini sangat manis sekaligus mesum.

/tbc


(kamar Graha)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kamar Graha)

Intaian RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang