Seumur-umur, Chenle tuh gak pernah yang namanya menyesal dengan keputusan yang dia ambil. Apapun keputusan yang dia ambil, dia akan menikmatinya, tanpa adanya rasa penyesalan.
Tapi! Ini tidak berlaku untuk sekarang ini. Karena untuk pertama kalinya, Chenle merasa sangat menyesal, karena telah menyetujui tawaran Jisung untuk makan bersama dengan dirinya.
Bukannya dia yang di ajak makan oleh Jisung, malah dia yang ngajak makan Jisung. Kenapa bisa? Tentu saja karena Jisung gak tau Korea. Katanya, dia baru pindah kemarin. Jadi, dia gak tau semua tentang Korea. Dan ya! Dia minta tolong kepada Chenle, untuk mengantarkannya berkeliling Korea, agar dirimya tidak canggung dengan Korea. Katanya, hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih.
Kalian tau? Chenle itu benar-benar sangat kesal sama Jisung! Selain tingkahnya yang sok polos atau terkesan bodoh, Jisung itu anak yang gak tau batasan juga.
Kenapa bisa Chenle berbicara seperti itu? Karena dia telah menyaksikan sendiri mengenai tingkah Jisung. Yang mana Jisung langsung mengambil ponselnya, sewaktu dia lagi bicara sama Ibunya.
Jisung bilang ke Ibunya, kalau dia minta izin buat ajak Chenle jalan-jalan. Dia bilang, dia minta tolong di ajak jalan-jalan sama Chenle, karena ini hari keduanya di Korea. Jadi, dia bakalan bawa Chenle pulang dengan terlambat. Dan yang lebih mengesalkannya lagi? Sang Ibu malah memperbolehkan Jisung membawa dirinya. Tambah kesel dong Chenle.
Udah gitu, Jisung ini benar-benar sangat menyusahkan, dan merepotkan. Serba gak bisanya. Buat Chenle tambah frustasi aja di buatnya. Contohnya seperti dia gak bisa masak, tapi malah minta ke Chenle untuk bawa dia ke restoran grill. Yang mana mereka masak sendiri di sana. Walaupun bumbunya udah di sediain dari sana.
Udah gitu Jisung juga minta ke restaurant pembuat ice cream. Jadi kita bisa buat ice cream sendiri di sana, buat kita makan. Tapi Jisung mengacaukan semuanya dengan menumpahkan susu. Selain itu dia juga sangat penasaran dengan segala hal. Semua benda mati di tanyain sama dia. Bahkan tak jarang Chenle ini melihat Jisung yang lagi ngomong sama pohon.
Dan saat ini Chenle serta Jisung sedang menikmati jajanan street food yang ada di gangnam. Yang mana tempat ini terkenal dengan street foodnya.
"Stop berhenti nanya-nanya, bisa gak sih? Gue ini bukan guide tour-nya lo! Lo punya hp kan? Ada aplikasi naver, google, atau chorme kan? Kenapa gak cari aja di sana?! Gak semua hal yang lo tanyain tentang makanan yang ada di sini tuh gue tau!" Pinta Chenle, yang sudah tidak tahan menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan Jisung.
Bukannya merasa bersalah, Jisung malah tersenyum cengengesan, lalu mengusak surai wanita yang ada di sampingnya dengan gemas. "Lo lucu kalau lagi ngomel-ngomel kayak gini." Ujar Jisung, dengan wajah tanpa dosanya. Atau yang lebih sering di sebut watados.
"Gila!" Maki Chenle, yang langsung jalan lebih dulu. Meninggalkan Jisung dengan wajah kesalnya.
---
"Le. Jadi pacar gue, mau ya?" Pinta Jisung, dengan tatapan genitnya. Menatap Chenle yang saat ini sedang menyantap makanannya, di salah satu kedai tokopi terkenal.
"Gak!" Jawab Chenle to the point, tanpa ada acara berpikir lebih dulu.
Jisung yang di tolak mentah-mentah sama Chenle pun terkejut, dan sedikit tidak terima. Pasalnya, di Indonesia tepatnya di Jakarta, tempat tinggalnya. Jisung itu pria yang paling di sukai banyaknya wanita. Bukan cuma di kalangan sekolah aja. Yang di luar sekolah pun gak segan-segan menawarkan diri untuk jadi pacarnya Jisung. "Loh, kenapa emang? Apa yang membuat lo nolak gue? Gue ganteng, anak orang kaya, tinggi, wangi, dan royal lagi." Seru Jisung, yang menyebutkan semua kelebihannya.
"Lo pikir pria yang kaya gitu cuma lo doang? Banyak pria modelan lo, yang ngajak pacaran ke gue. Dan apa yang lo sebut tadi, menurut gue tuh cuma bonus yang di kasih Tuhan ke lo doang. Selebihnya? Lo tuh cuma cowo biasa yang gak pantas bersanding sama gue." Jelas Chenle, yang gak segan-segan mengeluarkan apa yang ingin ia keluarkan.
Asal kalian tau! Chenle itu sebelas duabelas kayak Haechan. Bahkan mulutnya Chenle itu lebih pedas dari Haechan. Ibarat pepatah nih ya, anak bakalan 2 kali lebih dari orang tuanya. Kalau dulunya ibunya nakal, sang anak bakalan 2 kali lebih nakal dari ibunya. Maka dari itu terkadang Haechan gak marahin Chenle, kalau Chenle gak di luar batas. Pasalnya Haechan melohat dirinya sendiri di dalam Chenle. Dan ya, mungkin ini juga balasan yang ia terima, atas apa yang di lakukan ke mae-nya dulu.
"Sebutin alasan kenapa lo gak mau sama gue?" Pinta Jisung, yang tidak pernah melepaskan tatapannya dari Chenle.
"Serius?" Tanya Chenle, sebelum menjawab pertanyaan Jisung.
Jisung menganggukkan kepalanya penuh keyakinan. "Serius. Sebutin semuanya." Pinta Jisung.
"Oke. Tapi lo jangan sakit hati ya, sama apa yang gue keluarin nantinya." Peringat Chenle, sebelum mengeluarkan semuanya.
Setelah mendapatkan jawaban berupa anggukkan kepala dari Jisung, Chenle langsung menyudahi acara makannya. Saat ini tatapannya sudah bertemu dengan tatapan Jisung. "Pertama, lo ini pura-pura polos. Kedua, lo ini bodoh yang gak tau apapun. Ketiga, gue suka pria cerdas, bukan pria bodoh." Jelas Chenle.
"Lo--"
"Gue gak perlu dan gak butuh pembuktian dari lo." Ujar Chenle, memotong ucapan Jisung, yang sepertinya akan membela dirinya sendiri.
"Siapa yang udah bikin lo sakit hati?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Jisung, yang saat ini menatap lekat manik mata Chenle.
Chenle yang mendengar ucapan Jisung pun terdiam. Ia masih terkejut kenapa si Jisung berbicara seperti ini. Atau lebih tepatnya, kenapa pria yang ada di hadapannya ini bisa tau mengenai perasaannya?
"Maksud lo ngomong kayak gitu apaan sih?" Tanya Chenle dengan nada kesalnya.
Sementara Jisung yang dengar nada kesal yang Chenle keluarkan pun tersenyum. Tangannya bergegas untuk menggenggam tangan Chenle, walaupun ada penolakkan di awal. "Gue gak masalah kalau emang lo gak mau cerita mengenai masalah lo. Tapi gue cuma mau ingetin doang ke lo, kalau semua pria itu gak sama." Jelas Jisung, yang langsung mendapatkan decihan tak suka dari Chenle.
Chenle langsung menyentakkan tangannya dari Jisung. "Tch! Sok tau banget lo!" Desis Chenle tak suka.
Sedangkan Jisung yang mendengar itu pun tertawa, seraya mengusak surai rambut Chenle gemas. "Lo lucu deh kalau lagi kesel kayak gini. Boleh ketemu ibu lo gak sih?" Tanya Jisung.
Chenle mendelik, menatap Jisung dengan tatapan tajam. "Mau ngapain lo ketemu ibu gue?!" Pertanyaan dengan nada sarkas yang Chenle keluarkan, atas pertanyaan Jisung, yang seperti permintaan.
"Buat bilang ke dia kalau gue suka banget sama anaknya." Ujar Jisung, memasang wajah jahilnya.
"Gak waras."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER LET YOU GO 2 - MARKHYUCK
Hayran KurguCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKHYUCK SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PA...