Sudah sekitar dua puluh menit kami berbincang serius di DZ Cafe. Isi pembicaraannya mengenai pengelolaan usaha milik Kak Hamzah. Kukira dia akan menguhajaniku dengan ejekan kecil atau kemarahan, ternyata tidak. Dia terlihat cukup dewasa dalam menghadapi persoalan, terbukti, yang dicarinya adalah solusi bukan terfokus pada emosi. Dia tidak mau mencari siapa yang salah, tapi bagaimana jalan keluar yang seharusnya. Jadi semakin kagum. Eh, astaghfirullah.
"Sani punya tiktok kan?" tanyanya memastikan.
"Iya, punya Kak."
Aku tidak mau gantian bertanya, ingin berucap yang penting-penting saja. Lagi pula, aku takut pembahasan tiktok itu berlanjut sampai pada pertanyaan, "Kamu sering menonton apa di situ?" Kan aku malu kalau menjawab jujur bahwa keseharianku bila senggang, hanya menonton tiktok @ditakerang yang lagi marahin Adekta, kadang melihat kerandoman Icis, jedag-jedugnya Mbak Nadin yang alumni pesantren itu (kadang ada nasihat sih di sini), dan satu-satunya yang paling berfaedah, aku menonton ceramah Ustazah Oki Setiana Dewi bila muncul di beranda. Beda jauh lah isi tontonan ku dengan Kak Hamzah yang waktu luangnya dicurahkan untuk memikirkan permasalahan negara, menonton berita, dan video apapun dari sosok politisi yang ia gemari.
"Ya udah, nanti dari situ aja promosinya," sarannya setelah kami berdiskusi panjang mengatur strategi baru tadi.
"Kalau kakak sih gak punya tiktok, gak paham yang begituan," sambungnya lagi. Tuh kan, benar apa yang kupikirkan tadi. Hidupnya sangat serius dan penuh pemikiran.
"Iya Kak," jawabku ringkas.
"Ya udah, nanti kakak antar barang yang mau dipromosikan ya," katanya.
"Sani boleh buat kapan aja, sesempatnya aja, gak usah dipaksain," lanjutnya lagi.
"Iya Kak," sahutku.
Setelah itu kami tak banyak mengobrol lagi. Mungkin sama-sama sedang sibuk dengan isi pikiran masing-masing. Ditambah lagi cappuccino yang tersaji di atas meja mulai mendingin, jadi kami fokus menghabiskannya. Aku pamit pulang pada pukul 17.45. Kalau semakin sore, nanti bisa telat sholat maghribnya. Iya, aku kan lelet kalau mandi dan melakukan aktivitas lain. Saat aku pamit, Kak Hamzah menawarkan tumpangan untuk mengantarku pulang. Dengan halus, aku menolaknya. Sudah cukup sekali itu saja kami berboncengan, jantungku tidak kuat bila sering-sering berdegup kencang. Selain itu, memang harus menjaga batasan kan?
***
Beginilah aktivitasku sekarang. Waktu luang yang ku impikan ketika pulang kuliah, benar-benar tidak kesampaian. Aku mesti membuat video promosi pakaian untuk diposting di akun tiktok @muslimahwear_langsa. Itu adalah akun tiktok yang baru saja kubuat tempo hari untuk memfasilitasi pekerjaan baruku sebagai digital marketernya kios Kak Hamzah. Hihi keren ya namanya. Jadi waktu itu saat di DZ, Kak Hamzah meminta tolong padaku agar tidak berhenti kerja. Katanya, dia kesulitan bila harus menjalankan usaha itu sendirian. Nanti kalau sudah dapat karyawan baru, barulah aku dibebaskan mau lanjut atau tidak. Aku menyetujui permintaannya itu, kuanggap sebagai jalanku menebus maaf.
Kata Kak Hamzah, kalau tidak bisa datang ke toko, bantu memasarkan secara online juga tidak apa-apa. Setidaknya dia masih punya teman lah dalam menjalankan usaha itu. Entahlah aku tidak paham, menurutku kedua itu memiliki konsep yang berbeda. Tapi demi menjaga silaturahim dan memperbaiki kesalahanku, aku menurut saja.
"Hai guys, bingung nyari gamis untuk outfit kuliah?"
"Mau trendy tapi tetap syar'i? Plus gak nguras kantong sampe bokek."
"Di sini tempatnya. Muslimah Wear Langsa menyediakan pakaian kece yang cocok buat kamu para muslimah, eitss harga sangat ramah bagi dompet mahasiswa."
Nah, itu adalah beberapa kalimat yang baru saja ku konsep dan kurekam untuk dubbing video promosinya. Semoga saja lah bisa menarik minat pelanggan. Tahu gak sih, demi menggeluti bidang jualan online ini, aku harus mempelajari nama-nama warna. Biasanya saat di kios aku menggunakan bahasa yang familiar untuk menyebut warna. Tapi sekarang, aku mulai mencari tahu nama bakunya. Karena kalau salah mendeskripsikan bisa-bisa tidak sesuai dengan ekspektasi calon pelanggan. Jujur aku baru tahu jenis warna ini sekarang, navy, magenta, smoke rose, kubus, dan masih banyak lagi, saking banyaknya aku belum hafal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Capuccino Sore Itu ✅ [Tamat dan sudah Direvisi]
RomanceAku tidak berani bermimpi. Mungkin ini adalah capuccino terakhir yang bisa kunikmati sambil berbincang berbagai basa-basi denganmu. Membicarakan konsep masa depan yang terlalu jauh, bagiku semacam menelan angan kosong. Lelah jiwaku bila terus berpur...