45. Terima Kasih

14 2 0
                                    

"Bagaimana ibu, apakah LPJ sudah selesai?" tanya perempuan ini berlagak seperti pegawai kantor yang menagih tugas pada rekan kerjanya.

Kusahuti lah pertanyaan itu dengan akting juga, "Sudah pak, ini, bisa dicek dahulu apakah sudah sesuai."

"Baik, sudah tepat, seperti yang saya inginkan," ucap Yuda beberapa menit kemudian setelah membolak-balik lembaran LPJ yang ku buat.

"Ada bonus kerja dong ini karena kerjaan saya bagus?" selorohku lagi.

"Bisa kalau mau bonus kerja, di mark-up aja semua pengeluaran, terus gak lama kemudian kembung tuh perut karena makan uang haram terus," celetuk manusia satu lagi yang berada di sekretariat ini, yaitu Dania.

"Hihi, aku becanda loh Dan," timpalku.

"Iya, aku juga becanda," cengirnya.

Sudah tiga bulan ini aku bergabung dengan HMJ Pendidikan Biologi. Keseharianku selain sibuk kuliah adalah mengurus organisasi ini. Aku diamanahkan menjadi sekretaris, makanya waktuku banyak kuhabiskan di sekretariat. Dania adalah bendaharanya, dan kahim kami adalah Yuda. Saat ini kami semester 5. Ada banyak kenangan perkuliahan yang sudah kami lalui. Diantara semua kenangan itu, yang paling berkesan adalah hari-hari bersama HMJ.

Dulu waktu semester pertama, aku sempat bergabung dengan komunitas Earth Hour, tapi berhubung aku belum pandai mba gigi waktu dan lebih banyak malas, akhirnya aku pun keluar. Jadi HMJ ini lebih tepat dikatakan sebagai first experience mengenai organisasi bagiku.

Aku sudah tidak terlalu galau seperti dahulu. Walau sesekali perasaan rindu dan ingin tahu tentangnya mendesirkan jiwaku, namun tak lama akan tergerus oleh berbagai kewajiban yang menyita segenap pikiran dan waktu yang kupunya.

Awalnya aku memang sengaja mencari kesibukan agar bisa move on. Tapi makin kesini, ternyata tanpa perlu dicari, kesibukan-kesibukan itu datang sendiri, baik dari tugas kuliah, organisasi, dan pembelajaran di kampus yang semakin bervariasi seperti miniriset, micro teaching, dan persiapan kkn serta metodologi penelitian untuk skripsi.

"Mei, untuk kegiatan seminar minggu depan udah aman kan?" tanya Yuda setelah lama kami diam.

"Ih, aku bukan ketupat¹ loh," sergahku meminta ketenangan waktu.

"Tapi kan kamu kepercayaannya tuan muda, ya gak sih?" ejek Dania sambil menaik-turunkan alisnya dan menatap Yuda.

"Kamu kan udah biasa meng-handle semuanya jadi kami ingatnya ke kamu kalau ada apa-apa," terang Yuda padaku.

"Ehm, ehm, kami atau kamu sendiri yud yang selalu ingat Mei?" celetuk Dania kembali.

Yuda diam saja tak menggubris sedikitpun ejekan Dania. Tapi bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa ia sedang salah tingkah. Kepalanya terus menoleh ke sembarang arah dan tangannya bergerak-gerak seperti gelisah. Aku tahu perasaannya itu. Sudah kukatakan padanya sejak lama untuk tidak berharap padaku, tapi urusan hati siapa yang bisa menghalangi.

"Yud, ketua panitianya kan Arman, nanti coba kamu tanya Arman aja ya," ujarku sebelum mengakhiri pertemuan kami bertiga hari ini.

Yuda mengangguk setelah mendengarkan ucapanku barusan.

***

Suasana kampus di pagi hari sedang ramai seperti biasanya. Di depan ruang dosen banyak mahasiswa semester akhir yang sedang mengantri giliran bimbingan. Di kelas-kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Sedangkan aku ikut bergabung dengan para senior yang sedang mengantri tersebut. Isi tasku dipenuhi dengan seabrek berkas-berkas penting yang ingin ku konsultasikan dengan kaprodi. Sebagian berkas itu berkaitan dengan HMJ dan sebagian lagi adalah urusan perkuliahan dan perlombaan. Untung saja saat ini jadwal kelas kami sedang kosong, jadi aku bisa menjadwalkan diri untuk berkonsultasi. Duh, sudah seperti orang sibuk saja aku ini. Antara sibuk dan sok sibuk sih, ya. Tapi apapun itu, aku senang dengan kesibukan ini.

"Mau jumpai Pak Ahmad ya, dek?" tanya seniorku yang duduk di samping.

"Iya kak, kakak juga mau jumpai Pak Ahmad?" Tanyaku demikian sebab mengetahui bahwa kakak ini adalah mahasiswa bimbingan Pak Ahmad. Sudah beberapa kali kami mengantri bersama-sama untuk menjumpai Pak Ahmad.

"Iya dek, masih revisi lagi, padahal udah tujuh kali bimbingan," adunya terlihat murung, "do'ain ya supaya kakak cepat ACC, pengen tamat." Suaranya semakin memelas.

"Aamiin, in syaa Allah gak lama lagi ACC tuh kak, Sakinah Putri, S.Pd," ujarku menyemangatinya.

"Ihh, aamiin, aamiin," katanya penuh harap.

Aku bisa membayangkan bagaimana ruwetnya perasaan kakak itu saat ini. Banyak yang berpendapat bahwa masa kuliah adalah masa yang berat, masuknya sulit, keluarnya lebih sulit. Orang-orang di luar terkadang hanya bisa berkomentar tanpa tahu keadaan yang sebenarnya. Biasanya yang lebih sakit daripada lelahnya perjuangan menyelesaikan studi perkuliahan adalah lelahnya mendengar omongan orang.

Tapi bagaimanapun itu kembali pada pribadi masing-masing. Semua yang kita lakukan tak pernah lepas dari bagaimana kelurusan niat, kebulatan tekad, kesungguhan melalui proses, serta ketulusan doa-doa yang hanya berharap pada-Nya.

"Kak, Mei duluan ya... Kak Eny udah keluar tuh," ujarku padanya demi melihat antrian sebelumnya sudah selesai.

"Iya dek," sahutnya sambil tersenyum dan mengangguk.

Sesampainya di dalam ruang dosen, aku langsung menjumpai Pak Ahmad. Kami berdiskusi cukup panjang. Beliau membimbingku dengan sangat ramah. Kalau ditanya siapa dosen favoritku, aku akan menjawab dengan bangga, aku mengidolakan Pak Ahmad. Berkat bimbingannya, aku berhasil memenangkan banyak lomba dan cukup amanah dalam mengemban tugas di HMJ. Pastinya ini juga tidak terlepas dari kepergian Kak Hamzah. Jika saja dia masih di sini, mungkin aku tak akan pernah bangkit menembus zona nyamanku. Mungkin juga aku tak akan pernah mencari kesibukan positif yang mengalihkan perasaan sedihku. Terima kasih, Kak.

I may loose you.
But I find me.

The End

Hai guys 👋. Apa kabar? Dah lama ya kita gak ketemu, alias dah lama adel gak update. Gimana gimana? Puas dengan endingnya? Atau mau marah nih karena Sani tidak jadi bersatu dengan Kak Hamzah? Ya maaf ... Tapi masih ada extra part 1 bab lagi untuk menjawab kegusaran teman-teman mengenai hal ini. Kita lihat sama-sama aja nanti ya, mereka berjodoh atau enggak hahaha.


¹Ketupat : ketua panitia

Capuccino Sore Itu  ✅ [Tamat dan sudah Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang