"Olivia?" panggil Jake.
Olivia yang masih bersembunyi dibawah meja, badan nya menegang dan jantungnya mulai berdebar ketakutan karena Jake memanggil namanya. Bagaimana Jake bisa tau Olivia berada disini? apa karena Jake sudah pergi ke kamar untuk mencarinya dan tidak menemukan nya dimana pun?
Olivia membekap mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sambil memejamkan matanya, menahan deru nafas kasarnya dan berharap Jake segera keluar.
Suasana di ruangan itu sempat hening sejenak, lalu Jake kembali bersuara.
"Nggak disini, mungkin dia lagi main air pantai."
Setelah Jake berkata itu, suara pintu ditutup terdengar. Olivia pun melepas tangan yang membekap mulutnya dan bernafas lega.
Dia telah pergi, sekarang ia harus keluar dan pergi dari rumah ini sekarang juga.
Olivia keluar dari tempat persembunyiannya dengan hati hati, berusaha tidak menimbulkan suara sedikit pun.
"Ketemu."
"AAA!!" jerit Olivia terkejut.
Betapa terkejut dirinya mendapati Jake yang sedang berdiri disisi kiri meja tempat ia bersembunyi seolah tau dan sedang menunggu dirinya.
"Stop playing hide and seek, tell me apa yang kamu dapet disini huh?"
Enggan menjawab, lantas Olivia memilih berlari ke kebelakang dan membuka jendela.
"Yakin mau lompat? dibawah jendela ada semak berduri."
Lantas Olivia mengecek ke bawah jendela, dan benar apa kata Jake. Kini ia berada diujung jurang sekarang. Tinggal memilih mati ditangan psycopath atau terjun ke semak berduri dan pergi dari sini dengan sisa tenang yang ada. Walaupun akhirnya ia akan tetap berakhir di tangan psycopath yang berada didepan nya.
"kalo kamu nggak mau kenapa-napa, answer my question now."
Olivia meremat tangannya, lalu menatap Jake palsu dengan tatapan remeh.
"Apa itu bakal buat aku hidup 1 jam lebih lama?" ucap Olivia angkuh.
"Bukan hanya 1 jam, melainkan selamanya" jawabnya tak kalah angkuh.
Tentu saja ia tak bisa menelan mentah mentah dan percaya akan ucapan nya. Ia pasti bermaksud menjebaknya.
"Gimana?"
Alih alih menjawab tawaran Jake, tanpa ba-bi-bu Olivia justru memilih untuk terjun kebawah dari pada terjebak lagi olehnya.
Namun rencananya gagal seketika ketika Jake palsu ini memegang tangannya dengan erat, padahal ia hanya tinggal terjatuh kedalam semak semak berduri dibawahnya. Dengan kekuatan nya, Jake berusaha menarik Olivia sampai keduanya terjatuh bersama ke lantai karena posisi tangan Jake yang mencengkram Olivia tidak benar dan berakhir terkilir.
Jake mengunci pergerakan Olivia dengan berada diatasnya lalu menatapnya tajam.
"Kamu pikir mati semudah itu??" desis Jake.
"Engga, sampai ratusan kali kamu berpikir mati bahkan mencobanya, ratusan kali juga saya akan menggagalkan kamu!"
"Dan biarin aku mati di tangan kamu?? ngga sudi!" geram Olivia.
"Nggak ada yang bakal bunuh kamu!!"
"Terus laki laki yang semalem kamu tarik kakinya itu apa?!! aku liat semuanya!"
Sorot mata Jake perlahan melunak, ia berdiri kemudian mengusak rambut nya matanya melihat kebawah seperti kebingungan bagaimana cara ia akan menjelaskannya. "Iya kamu bener, tapi ada salah paham disini," ucap Jake berusaha menjelaskan situasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jake's Obsession [2]
FanficJake hanya ingin melindungi Olivia, yang tidak dapat dilaksanakan ayahnya sendiri. Namun Jake melakukan nya dengan cara yang berbeda