obsession - 12

691 95 5
                                    

"Hey brother, still remember me?" ucap lelaki dengan rambut pirang, tersenyum sangat manis begitu pintu rumah terbuka.

Jino yang berdiri di ambang pintu merespon dengan tawa. "Of course, you're cousin 5 and grandmas favorit," ucapnya.

"Hopefully so," jawabnya mengingat nenek sudah meninggal.

"Ayo masuk" Jino mempersilahkan sepupunya masuk dan membawanya ke ruang tamu.

"Silahkan duduk, mau minum sesuatu?"

"Does your big house have milk?"

"Of course this big house has a glass of milk for little doctor, wait a minute" Jino pergi kebelakang mengambilkan susu sesuai permintaan nya setelah membalas pertanyaan nya dengan sedikit sarkas.

Lelaki bernama Shion itu tertawa pelan sambil menatap Jino yang perlahan menjauh. Begitu selesai mengambilkan susu untuk Shion di dapur, Jino segera kembali dan menyajikannya dimeja untuk dokter kecil Hardith.

"Silahkan diminum little doctor, biar makin tinggi," ucapan Jino sedikit sarkas dan hanya dibalas tawa kecil oleh Shion yang segera meminum susu yang disajikan.

"Ada urusan apa?"

"Ini, VVIP nyuruh gue ngasih ini ke lo langsung," ucap Shion sambil memberikan berkas yang dia ambil dari tad yang ia bawa dan menyerahkannya kepada Jino.

Sebuah map hitam dengan emboss logo VVIP. Artinya map ini berisikan data atau informasi penting langsung dari VVIP. Jino menerima mapnya dengan kebingungan, tapi mengapa Jino diberi map ini tanpa diberi tahu apa sebelumnya oleh beliau?.

"Isinya?" tanya Jino bertanya pada Shion.

"Ngga tau, beliau minta serahin map ini langsung ke tangan lo tanpa ngasih tau gue tentang apa."

"Ngga harus di buka sekarang kan?" tanya Jino cemas.

"Pfft, serah lo deh," jawab Shion dengan tertawa. Sebuah fakta bahwa semua cucu hardith termasuk dirinya takut dengan map hitam vvip.

"Eh ngomong-ngomong, lo sendiri aja? gue denger lo lagi deket sama anak sma"

"Olivia? dia di kamar dari tadi"

"tidur?" tanya Shion lagi.

"nope, marah"

"kok bisa?"

"identitas gue kebongkar"

"ini situasi waduh apa buset," ucap Shion kebingungan.

"Dua duanya"

"semua orang sibuk sama cinta kasian Jungwon karna cuma dia yang paling benci sama yang namanya cinta"

"Dia beneran gay ngga sih?"

"Bisa bisanya omongan sesat Noa lo percaya pangeran???"

Jino tertawa sebagai balasan, namun tak lama tawanya lenyap ketika ia sadar sesuatu. "wait a minute , lo lagi deket sama cewek?" tebak nya tepat mengenai sasaran.

"ya gitu deh, eh gue mau sekalian makan siang disini dong, kapan lagikan gue ngerepotin lo"

"dasar bocah, iya delivery aja deh, tapi gue ke atas dulu mau cek Livia"

"okay brotha"

Jake melangkahkan kakinya pergi meningalkan Shion sendiri dengan ponselnya. begitu sampai didepan kamar Jake melihat kebawah dimana nampan berisi sarapan Olivia tidak bergerak seakan tak tersentuh sama sekali. Jake menghela nafas khawatir, ia segera menyingkirkan makanannya ke samping dan mengetuk pintu kamar Olivia agak brutal.

"Livia!!" ucap nya sambil menggedor gedor pintu sedikit panik.

ia takut Olivia tidak makan dan pingsan atau mungkin bisa lebih buruk.

"olivia please open the door" pinta Jake tanpa henti menggedor pintu Olivia.

Jake menggigit bibirnya kesal, tidak ada sahutan sama sekali, semarah itukah ia disana?? bahkan untuk membalas sahutan nya saja tidak mau.

lantas Jake melangkah mundur kemudian segera menendang pintunya hanya perlu satu tendangan saja, pintu di depannya terbuka dengan engsel pintunya yang rusak. jake masuk kedalam melihat kesekitar, semuanya tertutup rapat bahkan pintu balkon dengan gorden yang sama tertutup rapat, namun percikan air yang lirih terdengar di pendengaran Jake yang tajam, ia segera membuka pintu kamar mandi yang hanya setengah tertutup.

begitu terbuka semua, Jake langsung berteriak memanggil nama Olivia begitu wanita kesayangan nya menenggelamkan dirinya di bathup. 

"LIVIAAA!!!" serunya.

Jake langsung mengangkat tubuh Olivia dan membawanya keluar sambil menangis.

"SHION!!! COME HERE!!" seru Jake panik.

ia segera meletakkan Olivia di kasur memegang tangannya dengan cemas, lalu Shion datang dengan tergesa gesa. matanya melotot begitu melihat Olivia yang kulitnya memucat seluruh tubuh.

"perkiraan berapa jam dia tengelam?" tanya Shion cepat, lalu menaiki kasur duduk disamping kanan Olivia sambil mengecek denyut nadinya.

Jake mengecek jam, ia ingat menaruh makan siang jam 9 dan Olivia masih bersuara walau hanya berdeham. dan sekarang sudah jam 12 siang. "3 jam!"

"sial, jantung nya lemah banget" umpat Shion lalu segera melakukan cpr pada Olivia.

"itungan 3 lo kasi nafas buatan, 1 2 3!" seru Shion, dan Jake langsung memberi nafas buatan begitu aba aba yang diberi shion selesai, saat Jake masih memberi nafas buatan shion mengecek nadi Olivia.

"shit, lepas jake!" teriak Shion lalu melakukan cpr begitu Jake menyingkir. 

"lagi!, 1 2 3!" Jake kembali membuat nafas buatan dan Shion kembali mengecek denyut nadi di tangan Olivia. 

"lepas" dengan segala tenaga yang Shion punya ia lakukan cpr bahkan hampir kehabisan, terlihat dari wajahnya yang terus meringis karena tangannya yang pegal dan akan kram.

"Jake! ini yang terakhir!" ucap Shion dengan tatapan nanar, melihat dari progres denyut nadi Olivia sedari tadi belum ada perubahan.

"1 2 3!" seru shion, lalu Jake segera memberi nafas buatan untuk olivia.

Shion kembali memegang nadi olivia dipergelangan tangan nya dengan khawatir. namun pertanda baik terjadi denyut nadi olivia perlahan naik, tak lama oliva bangun mengeluarkan air dari mulutnya, terbatuk batuk dengan nyeri di dadanya. Jake yang melihat itu langsung merengkuh Olivia sambil menangis. dan itu membuat Jake terpaku, ini kedua kalinya ia melihat Jake menangis selain dipemakaman almarhum ibu sunghoon. 

"im sorry Olivia, please don't do this again"

"forgive me please"

 "Jake kita harus bawa dia ke rumah sakit, gue takut paru parunya bengkak karna air yang masuk paru paru waktu tenggelam"

Jake mengangguk lalu menggendong Olivia, sedangkan Shion didepan berjalan lebih cepat sambil mengambil ponsel dan kunci mobil. dengan tergesa gesa Shion mehidupkan mobilnya, lalu membukakan pintu penumpang untuk Jake dan olivia.

lalu ia masuk dan mengemudikan mobilnya dengan cepat, ia takut olivia kembali drop mengingat ia tengelam cukup lama dan bisa saja ia mengalami edema atau paru paru bengkak, ini merupakan kondisi ketika air dari paru paru bocor ke kantung udara, sekali lagi ia ingatkan ini hanya ketakutannya dan semoga saja  hal itu tidak terjadi.

begitu sampai Olivia dibawa ke ugd, di depan ruangan nya jake dan Shion langsung merosot ke bawah karna kaki mereka langsung melemas.

dengan menundukkan kepalanya Jake kembali menangis, sedangan Shion memejamkan matanya nya sambil bersandar lemas ke tembok.

To be continued
🦋 © crxdia

Jake's Obsession [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang