obsession - 10

917 115 2
                                    

Kesimpulan dari kejadian kemarin adalah, Ibu tiri yang gagal membunuhnya lewat orang yang ia sewa, karena Jake menyelamatkan nya, dan papa yang tidak merasa kehilangan putri tunggalnya namun lebih memilih mengurus perusahaannya.

Sekarang ia merasa, seperti tidak dibutuhkan sekarang. 

Lantas untuk apa hidupnya ini?

Setelah Mama meninggal dan Papa menikah lagi, setidaknya karena kedua sahabatnya dan Papa ia mencoba waras dan memilih untuk terus hidup. Tapi sekarang? Papa bahkan tidak peduli padanya jadi untuk apa ia hidup?

Kedua sahabatnya? entahlah ia yakin setelah dua minggu kepergiannya mereka juga akan melupakannya, lagi pula ia bukan sesosok yang penting untuk mereka, bagaimana pun juga mereka harus melanjutkan hidup mereka.

Sepertinya itu keputusan yang tepat.

Tok Tok Tok

Suara pintu yang terketuk mengalihkan lamunan nya dan berbalik melihat ke arah pintu, tak lama setelah mengetuk kak Jake membuka pintu. "Ayo siap siap, kita sarapan diluar" ucapnya dari ambang pintu.

"Kak Jake aja deh, aku belum laper" dengan dalih tak lapar, Olivia menolak ajakan Jake.

"Engga, perut kamu harus di isi, sekarang udah jam 9 sebelum perut kamu sakit karena telat makan mending kamu siap siap kita cari makan diluar sekalian refreshing."

"Jangan nolak lagi, aku tunggu dibawah sambil manasin mobil" Lalu kak Jake menutup pintu dan pergi.

Setelah ia mengatakan itu tidak ada alasan untuk dirinya menolak kan? lantas ia segera bersiap dan turun kebawah menghampiri Jake yang berdiri sambil bersandar pada mobil namun matanya melihat kearah ponsel. Begitu ia datang Jake langsung mematikan ponselnya dan membukakan pintu untuk nya, tak lupa melindungi kepalanya dengan telapak tangannya agar kepalanya tidak atap mobil terbentur. Setelah mentup pintu nya Jake menyusul masuk kedalam mobil.

"Karena kita keluar, aku mau kamu ngga banyak ngelamun, bisa Livia?" tanya Jake begitu ia masuk kedalam mobil.

"Aku usahain."

"Oke, kalau gitu kita jalan sekarang." 

































Ditempat yang tak jelas keberadaan nya sekarang, kak Jake membawaku pergi dengan mobilnya seperti menuju ke pusat kota, setelah dilihat dari lingkungan villa yang sangat sepi dan tidak terlalu banyak toko seperti saat di villa. Dan yang menyenangkan udara disini sangat segar sampai olivia terus mengeluarkan kepalanya dengan sengaja agar angin nya dapat menabrak wajahnya.

Hal kecil yang akhirnya dapat membuat nya tersenyum membuat Jake juga tersenyum melihat nya.

"Kamu mau makan apa?" tanya Jake sambil melihat ke sekitar.

"Aku pengin pastry boleh ngga kak Jake?"

"Boleh kalo ada, kita cari dulu ya?"

"Okee"

Jake mengendarai mobil nya dengan lancar seperti sudah hafal rute jalan yang asing untuk olivia, bahkan ia tak tau dimana ia sekarang. Rasanya seperti jauh sekali dari tempat ia tinggal. Setelah mencari cari akhirnya Jake menemukan toko kue pastry yang Olivia mau. Jadi Jake segera memarkirkan nya dan masuk bersama Olivia.

Begitu masuk, aroma kue yang enak masuk ke indra penciuman Olivia. Kue kue cantik dan manis yang terpajang di etalase semua terlihat enak dan cantik, rasanya Olivia ingin semua.

"Mau yang mana?" tanya Jake sambil membungkukkan badannya agar Jake bisa melihat wajah Olivia dengan sejajar.

"Bingung, kaya nya enak semua."

"Mau aku beliin semua?" ucap Jake menawarkan.

"Ha? jangan dong kalo ga abis nanti sayang."

"Kalo bisa buat kamu seneng aku juga seneng."

"Makasih kak Jake, tapi beneran jangan beli semua"

"Terus kamu mau yang mana?"

"Yang ini sama yang ini aja, kak Jake?"

"Boleh pilihin ngga?"

"Boleh, kak Jake suka coklat?"

"Suka tapi yang ngga terlalu manis"

"Oke, kalo gitu pilihan nya jatuh ke ini" Olivia menunjukkan kue bertoping dark chocolate untuk Jake.

"Kamu mau minum apa?" tanya Jake.

"Aku mau hot chocolate aja"

"Yaudah kamu duduk dulu biar aku yang pesen."

"Oke, thank you kak Jake."

Olivia memilih duduk disamping jendela dengan pemandangan jalanan yang rapi, dengan makanan manis pikiran olivia juga terarah lebih positif begitu juga dengan moodnya yang membaik. Tak lama Jake datang dengan nampan yang ia bawa bersama makanan yang ia pesan tadi.

"Woaah" ucap Olivia excited membuat Jake turut tersenyum karena gemas melihat olivia.

"Selamat makan kak Jake"

"Selamat makan juga Livia"

Keduanya mulai menyantap kue yang mereka pesan. Merasa kue pastry dengan toping blueberry jam yang asam dan manis membuat Olivia tersenyum sambil menggoyangkan badannya seperti menari kecil karena makanan yang ia makan sangat enak.

Lagi lagi Jake tertawa kecil membuat Olivia terdiam kaku karena malu.

"Aku seneng liat kamu senyum kaya gitu dari pada murung dikamar"

"Lebih cantik," pengakuannya.

"M—makasih kak Jake" balas Olivia dengan gugup.

lagi lagi Jake terkekeh melihat Olivia yang menjawabnya dengan kaku.

"Aku suka liat kamu senyum sampe sampe pengin monopoliin, biar senyum nya cuma buat aku"

"Bisa aja kok..." jawab Olivia lirih.

"Ha?"

"Enggak, kak Jake juga ganteng banget kalo lagi ketawa"

"Iya? sampe pengin macarin ngga?"

"Kak Jake ish..."

"Maaf maaf, makan lagi"

Kali ini tidak ada percakapan diantara keduanya, mereka terus makan dengan tenang sampai akhirnya habis. Setelah itu mereka tidak langsung pulang, mereka mampir ke taman disana sambil jalan jalan makan cotton candy yang dijual tak jauh dari tempat Jake memarkirkan mobilnya.

"Suka?" tanya Jake ketika melihat Olivia makan sambil terus tersenyum.

"Iya, makan manis bikin mood aku naik."

"Iya? bagus deh"

"Kalo kak Jake gimana cara ningkatin moodnya?"

"Ningkatin mood? ya tinggal liat kamu senyum aja."

"Kak Jake ish, serius."

Namun Jake malah terkekeh. "Beneran, buat apa juga boong?"

"Males ah," ucap Olivia salah tingkah, lalu mempercepat langkah nya, meninggalkan Jake berdiri ditempat.

"Livia! tunggu!" akhirnya Jake berlari mendekati Olivia dan meraih tangannya agar bisa berhadapan dengannya.

"Memang nya kamu ngga mau pacaran sama aku?" tanya nya dengan nafas tersengal sengal.

"Kak Jake?..."

"Aku serius."

"Aku juga suka kak Jake, tapi—

"Tapi kenapa?" tanya Jake kebingungan.

"Aku rasa ini bukan timing yang pas" Olivia menyelesaikan kalimatnya yang tertunda.

Sedangkan Jake terdiam kaku sambil menatap Olivia nanar.

To be continued
🦋 © crxdia

Jake's Obsession [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang