4. Sayang

223 36 1
                                        

Akhirnya Aydin membawa Andra ke hadapan papa Geya, sebelumnya mereka sudah berkoordinasi untuk menangkap Andra, tentu saja itu semua mudah untuk Aydin, dia tinggal menyebarkan anggota geng dan sekarang Andra sudah berada di tangannya. Dia tidak menghajar Andra, hanya mengikat kedua tangannya dan membawanya ke hadapan Rafif.

Sebenarnya Aydin juga tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi semoga saja omnya itu tidak akan mengambil langkah besar hingga melakukan pembunuhan pada Andra, jangan sampai itu terjadi.

"Kenapa nggak kamu hajar?" Rafif ini memang tipekal orang tua yang santai, sangat santai bahkan, itu kenapa Aydin banyak menghabiskan waktu di rumah Geya dan menjadi dekat dengan Geya, sebenarnya dia lebih dulu dekat dengan papa dari Geya ini.

"Takut masuk penjara." Karena sebenarnya yang menangkap Andra juga teman-temannya, Geya masih menjadi adik yang sangat dia sayangi, jadi sebenarnya tangan Aydin sudah sangat gatal ingin menghajar Andra, tapi dia berusaha membuat benteng pertahanan dirinya, karena dia takut kalau sampai kelepasan dan Andra malah mati di tangannya.

Rafif tertawa, dia kemudian memukul bahu Aydin. "Ternyata masih punya rasa takut!"

Aydin hanya tersenyum, untuk tertawa di situasi ini rasanya tidak bisa, situasinya sangat membagongkan. Maksudnya situasinya sangat serius ini, dia tidak mungkin ikut tertawa.

Rafif berjongkok untuk melihat wajah Andra. "Ganteng juga kamu, pantas anak saya jatuh cinta." Rafif masih santai, setelah dia pikir-pikir kalaupun dia mengamuk sampai berusaha menghilangkan nyawa anak di hadapannya ini, sama saja, semuanya sudah terjadi, anaknya sudah hamil dan dia tidak mau kalau sampai semua ini malah semakin rumit.

Aydin hanya diam, ternyata Andra benar-benar pintar, membuat Aydin hampir gila, sebenarnya Andra dan gengnya selalu berusaha untuk memancing Aydin untuk memulai genderang perang dengan mereka, beruntung Aydin masih bisa menahan dirinya masih bisa menahan dirinya untuk tidak tersulut.

"Kita nikahkan?" Rafif bertanya pada Aydin.

Aydin langsung menghela napasnya, ternyata sesantainya omnya, dia masih memikirkan soal harkat dan martabat keluarga, memalukan sekali soalnya kalau anak lahir tanpa ikatan pernikahan, walau memalukan juga kalau harus menikah sebelum tamat. Tapi, memang sudah tidak ada pilihan, masalahnya sekarang ini kondisinya Geya sudah hamil.

Aydin langsung menggelengkan kepalanya, dia bisa menjaga Geya, dia bisa bertanggung jawab atas Geya, tapi dia tidak akan pernah melepaskan Geya di tangan seorang pria seperti Andra, itu namanya bunuh diri, itu namanya menyerahkan Geya ke kandang harimau.

Rafif menatap keponakannya itu. "Tapi, Geya udah hamil."

Aydin mengangguk. "Aku tau dan aku nggak mau kalau Geya menikah sama bajingan satu ini." Seseorang yang Aydin benci, sudah tentu karena Aydin tahu sosok seperti apa orang itu, dia juga tidak mungkin membenci seseorang tanpa alasan.

"Om akan tetap nikahkan mereka, tapi..." Rafif kemudian mendaratkan tinjunya ke wajah Andra, setelah ini baru dia akan memutuskan untuk bertemu dengan kedua orang tua Andra dan jalan seperti apa yang akan mereka putuskan untuk anak mereka.

Aydin hanya diam karena kini Rafif sedang fokus menghajar Andra, dia diam menyaksikan hal tersebut, Andra memang harus diberi pelajaran karena sejak awal Aydin sudah memperingatkannya untuk tidak menyentuh Geya, tapi dia malah bertindak kejauhan.

***

Kemudian benar bahwa Rafif dan istrinya mendatangi keluarga Andra dan memutuskan untuk menikahkan dua anak mereka. Karena memang Andra juga mengakui bahwa Geya adalah pacarnya dan anak yang ada di dalam kandungan Geya adalah anaknya.

Aydin menatap Geya. "Kamu mau nikah sama orang yang bahkan sebelumnya lari dari tanggung jawabnya? Dia pengecut Ge!" Aydin mengatakan semua itu tidak habis pikir, jujur saja dia tidak menyangka kalau Geya juga merasa bersyukur karena sekarang ada titik terang seseorang yang akan bertanggung jawab dengan anaknya.

Geya menatap kakak sepupunya itu, dia juga tidak punya pilihan, karena memang anak Andra, masa dia mau menikah dengan orang lain? Dan rasa-rasanya dia tidak sanggup kalau harus mengemban seluruh bebannya sendirian.

"Aku udah hamil, Kak." Geya berusaha menyadarkan Aydin bahwa berada di posisi Geya juga berat, bahwa Geya juga sebenarnya sama sekali tidak memiliki pilihan, dia memang harus menikah dengan Andra dan mereka berdua akan bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam kandungannya. Dia memang telah bodoh, dia memang sempat khilaf, dia sempat takut kehilangan Andra, maka memberikan semuanya pada Andra, tapi Geya tidak mau salah untuk kedua kalinya. Sampai saat ini juga orang tuanya sudah memberikan yang terbaik, maka Geya juga harus lebih bisa menjalani semuanya dengan baik pula.

"Aku bisa jagain kamu." Aydin meyakinkan, selama ini juga dia berusaha menjaga Geya dan apa yang terjadi saat ini benar-benar menjadi rasa bersalah yang sangat besar dalam diri Aydin, karena dia lalai, dia sampai kecolongan begini, tentu dia tidak mau kalau semua ini terus terjadi, semua rasa bersalah itu akan terus terjadi secara berulang.

"Tapi anak ini bukan tanggung jawab kamu."

Aydin diam sejenak, memang bukan tanggung jawabnya, tapi kalau anak itu terlahir menjadi bagian dari hidup Geya, maka Aydin akan menjaganya sebaik dia berusaha untuk menjaga Geya, tidak ada masalah untuk bertanggung jawab atas anak itu.

"Aku akan tanggung jawab."

"Udahlah, Kak. Aku ini bodoh, sekarang aku berada disituasi di mana sebenarnya aku nggak punya pilihan, jadi ya udah. Aku bakal ikut gimana alurnya."

"Dia brengsek banget, Ge." Aydin melemahkan suaranya karena memang keyakikan dirinya juga melemah, dia sendiri mulai tidak yakin dengan dirinya, dia benar-benar tidak ingin Geya menikah dengan Andra.

"Sebrengsek apa pun, dia tetap ayah dari anak ini. Kami harus bertanggung jawab sama apa yang udah kami lakukan." Walaupun sebenarnya Geya juga ragu, sejak awal dia memberitahu bahwa dirinya hamil, Andra langsung menghindar darinya, langsung menghilang dari kehidupannya, maka dari itu dia akhirnya memiliki trust issue pada Andra.

Aydin memejamkan matanya, dia sendiri memastikan kalau Geya akan menyesal karena memutuskan bertahan demi anak, dia tidak memikirkan mental anaknya, benar-benar tidak memikirkan kondisi anaknya nanti kalau sampai anaknya terlahir sebagai anak dari seorang Andra.

"Kesalahan aku membawa aku ke sini, jadi kamu nggak perlu tanggung jawab, terima kasih sudah mengingatkan aku sebelumnya, maaf karena mengecewakan kakak." Karena pada Aydin juga sebenarnya Geya sangat merasa bersalah, dia bahkan menangis ketika meminta maaf dengan Aydin.

Karena memang Aydin selalu lemah dengan tangisan dan semua hal yang terjadi di dalam hidup Geya, maka dia memeluk tubuh Geya, mendekap tubuh adik sepupunya itu, dia menyayangi Geya dan selamanya akan melindungi Geya.

***

Jadi cerita ini up di dua apk di fizzo udah sampe bab 6 wkwkwk.

Yang nggak sabaran bisa baca di fizzo ya...


Sama mampir yang ini sekalian yaw

Kisah SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang