part 11- apa yang salah?

500 25 0
                                    


Irend melirik kedua temannya itu yang saling bersilat lidah, irend menautkan keningnya bingung dengan mereka, untungnya resi mau menemaninya membersihkan sekolah ini.

Irend rasanya ingin bertanya dengan resi segala hal yang ia rasakan saat ini.

Irend melekatkan dagunya ke ujung sapu.

"Res, menurut lo kenapa yah si renald berani banget ngomong gitu didepan umum?" Tanya irend pada resi yang sedang mengunyah cemilan.

"Em....nggak tau..nyam.....enak deh mau gak?" Usil resi.

"Ih, res gue nanya! Lagian gue lagi puasa, jadi sorry gak bisa!" Balas irend cuek dan melanjutkan menyapu.

"Hah, uhuk....uhuk!" Resi terkejut sampai terbatuk batuk, "ehm...lo serius puasa?" Tanya resi tak percaya.

"Kenapa lo, batuk? Minum obat dong! Gue lagi puasa ngeliat lo makan, nek..... rasanya mau muntah ngeliat kuning kuning gitu!" Ujar irend jijik melihat resi.

"Eh, kirain beneran puasa!" Kata resi kesal, "gue kira lo puasa ganti yang bolong bolong !" Ucap resi sekeras mungkin.

"Resek lo!, gak gitu juga kali!" Pipi irend memerah malu, karena didengar andre dan renald.

Karena teriakan resi tadi andre dan renald langsung terdiam dan menyelesaikan pekerjaannya lagi.

Resi terkekeh kecil, melihat tingkah kedua lelaki itu. Irend pun juga ingin tertawa tapi, rasa itu menghilang karena, ibu guru bp yang datang menuju kesini.

"Ehm..." ibu itu berdehem dan sontak pandangan mata yang tadinya tertuju dilantai menjadi terfokus ke ibu bp itu, "ok, hukuman kalian selesai karena ini sudah pukul lima sore! Dan ibu peringatkan lagi pada kalian jangan buat onar lagi mengerti! Sudah silahkan pulang!" Perintah ibu itu.

"Uh.....ada hati juga nih ibu, masih mengimbangi hukuman yang ia berikan, wah....!" Sanjung irend dalam hati kepada ibu bp itu.

"Baik bu," kata irend dan kawan kawannya serempak.

Lalu andre dan renald langsung menghempaskan sapu itu dan kemudian pergi meninggalkan sapu itu ditempat.

Irend dan resi bingung mengapa mereka jadi terpecah belah, mereka adalah sahabat, mengapa mereka runtuh hanya karena seorang perempuan.

Lalu tak lama berfikir, resi mengajak irend pulang karena hari sudah sore.

"Rend, pulang yuk!" Ajak resi, menarik tangan irend.

"Em...yuk, udah sore nih, papa bisa marah!" Kata irend.

"Hah, papa lo udah ketemu rend?" Tanya resi antusias.

"Ih...iya tapi, entar aja deh gue ceritain!, kita pulang yuk, gue nebeng yah?" Pinta irend agak memaksa.

"Iya, okelah!"

Mereka pun pergi dari sana dan menuju parkiran.

Diparkiran mereka melihat andre dan renald yang saling berdiam diri lalu, mengas motor mereka masing masing.

Melihat kelakuan mereka berhasil membuat irend menautkan alisnya, lelah.

Dan mereka masuk kemobil resi, yang dikemudikan oleh sopirnya resi.

"Pak kerumah irend pak, eh rend rumah lo dimana?" Tanya resi.

"Di jalan mawar no. 45!" Jawab irend.

Irend mencabikkan mulutnya, ia ingin bertanya kepada resi, tapi ia takut kalau resi akan menjahilinya.

"Rend lo napa? Kayak ada sesuatu gitu, lo mau nanya yah?" Tebak resi, seperti sangat mengetahui kehendak dari sahabatnya itu.

THE DECISIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang