part 14- pliss bantu aku!!

370 22 1
                                    


Author pov

Resi melenggang pergi dari kelas, ia tampak begitu kecewa, ia tau kelakuannya itu buruk, tapi bagaimana lagi? Dia harus mencegah perbuatan irend agar irend tak lagi berani dekat dengan ben.

"Hu...." resi menghela nafas disaat kedua kakinya melangkah, "rend rend.... gue bisa marah seperti ini karena kelakuan lo! Gue tau kalo gue egois! Tapi, ini satu satunya cara agar lo ngertiin gue rend!!" Resi berkata dengan hati nuraninya.

Lalu tak sadar resi berhenti didepan mading, ia membaca isi dari mading itu ternyata, irend benar bahwa lomba itu dipercepat, resi mengerutkan keningnya..

"Yah, kenapa pake sabtu depan, gue belum latian!! Eh... gimana yah? Apa gue ngundurin diri aja ya, lagian gue males, kalo segrup ama irend yang ada cuma dia dibanggai ama yang lain sedangkan gue disingkirin! Duh...." resi menjatuhkan tubuhnya disebuah bangku dekat mading.

Resi menepuk dahinya yang sedang bercucuran keringat, ia sedang berfikir keras namun saat resi sedang menepuk dahinya, secara mengejutkan ben datang berjalan menuju resi.

"Hei, res lo kenapa?" Tanyanya jahil.

Resi hanya memberikan senyum kecut, berbanding terbalik dengan ben yang sedang memberikan senyuman lebar.

"Hey serius lo napa?" Tanya ben mulai serius.

"Hhuh...."resi menghela nafas,"gue bingung! Gue ikut lomba atau gue ngundurin diri aja?" Tanya resi frustasi..

"Maksud lo! Lomba apa?" Tanya ben.

"Iih... lomba basket ben!" Ujar resi kesal dengan ucapan ben yang sok bodoh.

"Oo... kenapa? Lo ikutan aja! Gue aja ikut, kok" ujar ben membanggakan diri.

"Terus kalo lo ikut gue harus ikut juga, gitu?" Tanya resi meremehkan.

"Ya lah, ntar kita bisa main bareng res!" Ajak ben santai.

"Ah... nggak akan terjadi! Palingan lo minta gue ikut biar lo bisa latian ama irend kan?" Resi mengangkat sebelah alisnya.

"Ya tuhan bohongnya! Eh... gue kan deketin irend karena sebuah misi, dan irend pun tau kalo kita cuma akting, cuma akting.... denger!" Ben berbicara mendekatkan mulutnya dengan telinga resi.

"Aw.. eh biasa aja kali!" Ujar resi mencubit pipi ben.

"Iih... jangan cubit pipi gue ntar merah, gak kece lagi!" Ujar ben menghelus pipinya.

"Haha... ben ben walaupun lo gak tampan lagi tapi, menurut gue lo adalah segalanya buat gue! Wkwk... kok aneh ya?" Resi terkekeh kecil dengan melihat tingkah aneh ben dengan menghelus pipinya lembut.

Mereka semakin lama berbicara sampai tak terasa kini saatnya untuk masuk kelas, dan mereka pun sama sama masuk kekelas masing masing.

*

"PANGGILAN KEPADA PARA PESERTA YANG MENGIKUTI LOMBA PERTANDINGAN BOLA BASKET HARAP MENUJU AULA SEKOLAH!" Suara itu terdengar dari ruang guru.

Didalam kelas delapan satu yaitu kelas yang dipimpin riri. Saat mereka sedang belajar, kemudian resi dan irend meminta izin keluar sebentar untuk keluar kelas.

Resi dan irend adalah perwakilan dari kelasnya. Karena lomba ini akan diadu dengan sekolah lain.

Saat irend dan resi berjalan, resi seolah olah jalan berjauhan dengan irend. Resi merasa masih kesal dengan irend, karena hal itu mungkin resi masih marah.

Saat di aula, sudah ada beberapa orang yang berkumpul disana. Termasuk ben dia sedang duduk sendirian, lalu ben melambaikan tangannya agar irend dan resi duduk disampingnya.

THE DECISIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang