Part 6 : Perkenalan Singkat

376 72 1
                                    

Sama seperti yang dikatakan oleh Rei si adik tingkat, sore itu selang tiga puluh menit setelah kelas bahasa Mandarin telah berlalu, Haruto segera membereskan segala perlengkapan sekolahnya. Helai rambut berwarna blonde-nya sedikit tertiup angin yang berasal dari celah jendela, juga terlihat sedikit lepek karena digunakan untuk menunduk, bertumpu pada lengan kanannya. Benar saja, tadi pemuda berkulit putih pucat itu menyempatkan tidur sebentar di kelas agar dirinya tidak terlalu lemas nantinya saat menjalankan hukuman.

Kelasnya yang tadi berisikan sekitar dua puluh lima orang itu sudah hilang entah kemana, menyisakan dirinya sendiri yang hampir terlihat seperti mayat hidup karena belum menerima asupan sedari pagi tadi. Hanya sekotak susu dari rumah yang dibawakan mama-nya dengan buru-buru. Takut kalau menunggu bekal si mama, Haruto akan telat dan mendapat hukuman tambahan. 

Kegiatannya berhenti sejenak ketika melihat notifikasi pesan dari ponselnya. Mata bulat Haruto melirik pada notifikasi yang menampilkan grup chat dengan nama '(Bukan) Anak-anak Nakal'. Kurva bibirnya sedikit tertarik ke atas saat membaca bubble dari Chenle yang mengatakan akan mentraktir mereka untuk merayakan keberuntungan Haruto karena tidak mendapatkan skorsing. Pemuda berdarah Cina itu selalu melebih-lebihkan keadaan. 

Tangannya segera meraih ponsel berwarna hitam yang berada di atas meja, mengetikkan kata 'ok' untuk menyetujui rencana pemuda kelahiran November itu. Lumayankan, dia juga bisa menghemat uang jajan dan mendapatkan makanan gratis.

Pikirnya, mungkin dia harus cepat mengerjakan hukumannya dan pulang agar bisa segera makan.







~~~

Jeongwoo sedari tadi hanya berjalan di depan toilet kelas dua belas dengan tidak tentu arah. Sudah tidak dapat dihitung jari lagi berapa kali teman sebayanya menyapa dengan lembut dan juga ada beberapa yang menatapnya aneh setiap melewati si ketua OSIS itu.

Jujur saja Jeongwoo sekarang bingung. Sudah sekitar dua puluh menit lebih dia menunggu Haruto di depan toilet untuk mengawasi si Aries. Namun, nyatanya Haruto belum juga datang. Kalau terus begini, Jeongwoo jadi bimbang, apakah dia harus mencari ke kelas si Watanabe itu atau mungkin dia harus tetap berdiri di depan toilet seperti orang aneh?

Tapi, untuk datang ke kelas Haruto, dia juga harus punya nyali besar-kan? Bukannya takut si Watanabe akan marah atau sebagainya. Bukan itu. Jeongwoo lebih takut kalau nantinya Haruto tidak akan percaya kalu dia yang harus menggantikan Rei dalam mengawasi Haruto. Kemungkinan jika itu terjadi, Jeongwoo akan menanggung malu sangat besar. Reputasinya sebagai ketua OSIS seperti bukan apa-apa dibandingkan validasi dari pemuda Aries yang belum pernah dia temui secara langsung sebelumnya.

Lama mondar-mandir, Jeongwoo hampir tidak menyadari jika ada satu anak yang memiliki tinggi badan sama dengannya memasuki toilet, jika saja pemuda tadi tidak menimbulkan suara dari keran air yang dinyalakan. Mendengar itu, lantas Jeongwoo segera ikut masuk ke toilet.

"Maaf, kau tidak lihat penanda di depan toilet ya? Kau tau-kan itu tanda bahwa toilet sedang dibersihkan?" Jeongwoo mengucapkan kalimat itu dengan intonasi yang sedikit ketus, malas melihat murid yang selalu menerobos tanpa melihat sekitar terlebih dahulu.

Pemuda itu akhirnya menoleh dan menatap Jeongwoo lekat. Tangan kanannya segera meraih kain pel di pojok ruangan dan menyodorkannya di depan wajah Jeongwoo, "Aku yang akan membersihkan toilet ini. Kau pengganti si gadis berlogat Nagoya itu?"

Jeongwoo terdiam sebentar, matanya menelisik penampilan Haruto dari pucuk kepala hingga ujung kakinya secara terang-terangan. Otaknya mulai memproses semua rumor yang sering beredar akhir-akhir ini, tentang penampilan Haruto yang garang, yang padahal mereka sendiri belum melihat secara langsung. Dan jangan lupakan setiap kalimat yang keluar dari mulut Bang Yedam. Katanya Haruto memiliki otot yang siap untuk membunuhmu kapan saja, tapi nyatanya? Iyasih dia tinggi, tapi ini sangat berbeda dari apa yang Jeongwoo pikirkan semalaman penuh.

Aphrodite or Athena || JEONGHARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang