Aku bernafas lega saat bisa keluar dari gedung dimana lelaki itu berada. Dengan nafas yang masih memburu menahan gairah juga segenap perasaan yang sulit aku artikan, aku menoleh kesekelilingku takut ada yang melihat aku yang sedang berusaha mengendalikan gairahku, benar-benar sialan laki-laki itu aku menggerutu dalam hatiku, hampir saja aku terlena dengan cumbuannya kalo saja aku tak sadar mungkin saat ini aku sudah bercinta dengannya, aku merinding membayangkan andai aku sampai bercinta dengannya sia-sia saja usahaku untuk menunjukkan kebencianku padanya.
Tapi tidak bisa aku pungkiri kalo aku juga menikmati cumbuannya, kalo boleh jujur aku memang merindukannya dan yang tadi dia lakukan sedikit mengobati rasa rinduku akan sentuhannya, mengingatnya membuat intiku berdenyut sakit butuh pelepasan, sekali lagi aku mengutuk lelaki itu, sial kau Rado ingin rasanya kucabik-cabik wajahnya yang semakin tampan. Aku menutup mataku menahan hasrat, sekilas kejadian tadi terbayang di otakku membuatku mendesah prustasi, membayangkannya saja membuatku ingin orgasme, dengan menggelengkan kepala mencoba mengusir bayangan itu aku harus pergi dari sini kalo tidak aku bisa gila dan aku tak ingin masuk kedalam dan menyerang lelaki itu menuntaskan semua yang tertunda tadi.
Aku menyetop taxi untuk membawaku pulang, badanku lelah rasanya apalagi harus berusaha menahan gairah yang selama ini aku pendam, empat tahun mencoba hidup tanpa seseorang bukannya aku trauma tapi lukaku belum sembuh akibat lelaki itu, aku takut tersakiti lagi, selama ini aku selalu menjaga jarak dengan pria manapun karena statusku yang seorang ibu dengan dua anak kembar. Seakan tersadar dari lamunanku, tiba-tiba aku teringat akan lelaki itu dengan panik ku raih tas yang ada di sampingku, ku aduk isinya mencari telpon genggamku, aku harus menghubungi Ken pikirku, aku harus memberitau kalo aku bertemu dnegan lelaki itu. Sambil menunggu Ken mengangkat telponnya aku mulai gelisah aku takut kalo lelaki mencari tau keberadaanku dan nantinya akan bertemu dengan anak-anakku, itu tidak boleh terjadi aku harus segera menyembunyikan mereka dari lelaki itu.
Aku mengumpat saat telponku tak di angkat oleh Ken, dengan terpaksa aku harus ke apertemennya. Dan disinilah aku didepan kamar apertemen Ken. Sudah berkali-kali aku membunyikan bel tapi tidak ada tanda-tand kalo Ken akan membukakan pintu untukku, dengan kesal kumasukkan kode yang telah kuhapal dan dengan tergesa-gesa aku masuk, hampir saja aku teriak memanggil namanya, andai aku tak mendengar suara desahan juga lenguhan dari dalam kamar. Shit...ternyata kedatanganku kurang tepat, pantas saja dia tidak mengangkat telponku ternyata dia sedang sibuk bercinta entah dengan perempuan yang mana lagi, dengan kesal kubanting tasku kearah sofa dan berjalan kearah pantry sepertinya aku harus menunggu.
Aku hampir saja terlelap saat kudenganr pintu kamar terbuka dan kulihat Ken terkejut saat tau ada aku, aku hanya mendengus kesal saat dia nyengir sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Kau dah lama, Ros?.'' dia bertanya sambil berjalan kearahku aku hanya memutar bola mataku kesal. bukan sekali ini saja aku menunggukan sampai selesai dengan para perempuannya.
"Cukup lama. Sampai aku jengah dengan desahan juga racauanmu itu.''
"Hahahaha....'' dia hanya tertawa mendengar ucapanku.
"Ken, Dia kembali.'' kata-kataku menghentikan tawanya, dan menatapku tau apa yang aku bicarakan.
"Maksudmu...??.'' aku hanya mengangguk membenarkan tebakannya, dan kudengar dia menghela nafas lalu duduk di sampingku.
"Kapan kau bertemu dengannya Ros?.'' tanyanya
"Pertama saat aku mengunjungi tempat itu Ken, dan tadi aku bertemu dia lagi." jawabku sambil menunduk gelisah, aku takut dengan kata-katanya yang dia ucapkan sesaat sebelum aku pergi dari ruangannya.
"Lalu apa yang akan kau lakukan Ros? Dia pasti tidak akan berhenti mencarimu, dan cepat atau lambat dia pasti akan tau tentang si kembar."
"Entahlah Ken, selama ini aku berpikir kalo dia bener-benar takkan kembali, aku takut Ken." tiba-tiba saja aku tak mampu membendung air mataku, selama ini aku berjuang dengan susah payah menata hati dan hidupku, disaat aku terpuruk aku menemukan kebahagian yang tak terhingga, Tuhan memberikankanku setitik kebahagiaan dengan menghadirkan kehidupan dalam rahimku, yah aku hamil anak dari lelaki itu tapi aku sudah bertekad tak akan memberi taukan padanya, bagiku mereka adalah anak-anakku, lelaki itu telah kehilangan haknya saat dia mencampakkan aku dan memilih meninggalkanku.
"Hey...tenanglah baby. Kau tak perlu takut ada aku disini.'' Ken merengkuhku kedalam pelukannya, dan aku menumpahkan segala kegelisahan lewat tangisku. Ken masih memeluk, mengelus lembut punggungku dan mencoba menenangkanku dan aku semakin memeluknya erat.
"Kau bisa membunuhku kalo kau memelukku dengan begini.'' aku mencebik dan melepaskan pelukannya dia hanya terkekeh dan mengacak rambutku. Lagi-lagi dia membawaku kedalam pelukannya, dan sekali lagi aku mencoba menyandarkan semua bebanku dengannya.
"Mau sampai kapan kau terus memeluk kekasihku, Ros?.'' tiba-tiba ada yang menarik tubuhku agar terlepas dari pelukan Ken dan dia bicara sedikit berteriak. Aku hanya merengut kesal saat tau siapa pelakunya.
"Ccckk...ternyata gadis bodoh yang berusaha cemburu padaku,'' aku menyilangkan kedua tanganku di dada saat berbicara padanya, "kau salah orang Nona.'' lanjutku. Kulihat dia hanya tersenyum lantas menerjang memelukku, aku yang tak siap mendapatkan pelukannya terjengkang dan jatuh di atas sofa.
"Aku merindukanmu Kak.'' bisiknya di balik pelukannya. Aku membalas pelukannya dengan erat dan yah betapa aku merindukan sosok perempuan ini Angela Maharani yang selalu mengatakan kalo aku adalah Kakaknya hanya karena nama belakangnya yang sama denganku.
"Aku juga merindukanmu, gadis bodoh,'' dia merengut mendengar kata-kataku, ''kapan kau datang?.'' saat aku melepaskan pelukannya.
"Tadi pagi, sengaja tak memberi taumu, karena ingin membuat kejutan.'' katanya sambil tersenyum. Kulihat Ken datang dengan dua gelas kopi dan meletakkannya di atas meja, lalu duduk di samping Angel dan melingkarkan tangan di bahunya Angela.
"Kak gimana kabarnya si kembar? Aku kangen mereka Kak.'' tiba-tiba aku tersadar kalo aku lupa menjemput si kembar, mereka pasti menungguku.
"Datanglah kerumah Angel, kalau kau kangen mereka." kusambar tas dan sedikit berlari kujawab pertanyaan Angel.
"Baiklah nanti malam aku kerumahmu Kak.'' aku masih mendengar kata-kata Angel sebelum kututup pintu dan dengan tergesa-gesa aku melangkah pergi kesekolah anak-anakku. Dan pastinya saat ini mereka sudah menungguku, cckk...bodohnya aku sampai lupa untuk menjemput mereka dan semoga saja mereka masih menungguku.
![](https://img.wattpad.com/cover/37290216-288-k50203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Milikku
Romance(18+) "Kenapa dia hadir kembali di saat aku sudah bisa melupakan jga menata hati dan hidupku." Roslina Maharani "Aku akan berusaha untuk mendapatkannya kembali, dan setelah aku mendapatkannya tak kan kulepaskan untuk selamanya. Karena dia mil...