Hay, saya datang lagi nih !
Ada yang kangen gak ? (Ngarep yah)
Yang kangen sama Bang Rado semoga suka yah sama Part ini.
Happy Reading
Aku memijit kedua pelipisku yang sedikit pusing karena ulah Alexis yang sedari tadi tidak berhenti menangis, bahkan bujukanku pun seperti tak ada artinya, dia tetap bersikeras ingin masuk kedalam ruang rawat Aleka, jelas saja aku menolak, karena saat ini Aleka belum boleh di jenguk oleh siapapun sampai masa kritisnya lewat. Jadi kubiarkan saja dia yang masih menangis, aku memilih duduk di kursi yang agak jauh darinya sambil sesekali memperhatikannya. Kelakuan dan juga sifatnya mengingatkanku pada laki-laki itu, yang sampai saat ini tidak aku temui lagi sejak dia mendonorkan darahnya untuk Aleka. Apa dia sudah pergi yah ? pikirku.
Aku sedikit menyandarkan tubuhku yang sedikit lelah juga kaku karena beberapa hari ini aku tidur dengan posisi duduk, sudah beberapa hari ini aku cemas memikirkan keadaan Aleka tapi sekarang aku bisa bernafas lega, karena kondisinya semakin baik walaupun dia belum melewati masa kritisnya, tapi aku yakin dia bisa melewati masa kritisnya dan akan segera di pindahkan keruang inap biasa.
Walaupun aku sudah bisa bernafas lega karena keadaan Aleka yang sudah membaik, tapi masih ada satu masalah yang masih menghantui pikiranku apa lagi kalo bukan urusanku dengan Rado, jujur saja aku bingung apa yang harus aku katakan padanya saat dia bertanya tentang Aleka, haruskah aku jujur kalo Aleka adalah anaknya, tapi bagaimana kalo dia tidak mengakuinya, lagi-lagi hatiku bimbang, Tuhan apa yang harus aku lakukan ? bisik hatiku.
"Papa...!!'' tiba-tiba aku tersentak dari lamunanku saat aku melihat Alexis berlari dan berteriak memanggil seseorang dengan sebutan Papa. Aku semakin terkejut saat tau siapa yang di panggil Alexis dengan sebutan Papa, yang bisa aku lakukan adalah menghirup udara sebanyak-banyaknya yang tiba-tiba menipis membuatku sesak juga menelan ludah untuk membasahi tenggorokanku yang tiba-tiba kering, aku merasakan kalo telapak tanganku dingin, Tuhan rencana apa yang sedang kau mainkan? bisik hatiku lagi.
Aku benar-benar tidak sanggup melihat pemandangan yang ada di depanku, bagaimana Alexis memeluk Rado dengan erat dan begitu juga sebaliknya, sesekali dia mengusap punggung Alexis, dan aku juga sempat melihat dia yang sedang mencium Alexis dan dia begitu antusias mendengarkan semua yang di katakan Alexis padanya, apa kau akan bersikap sama padanya Do, andai kau tau kalo Alexis adalah anakmu atau kau malah pergi menjauh dan tidak ingin mengakui dia, tanyaku dalam hati.
Jantungku berdetak dengan kencang saat aku mendengar langkah kaki yang mendekat kearahku, bahkan aku mendengar jelas saat Rado menanyakan pada Alexis dengan siapa dia di sini.
"Mam, boleh Adek pergi dengan Papa ? Kita mau makan ace cream. Boleh ya Mam !.''
"Hah !.'' entah karena begitu terkejutnya aku hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku. Sedang Alexis masih menatapku dengan tatapan memohon dan menarik-narik ujung baju, menunggu jawaban dariku.
"Adek janji gak bakal makan banyak-banyak ace creamnya Mam, juga gak akan nakal atau ngerepotin Papa ! Boleh ya..ya...'' aku hanya bisa menghela nafas mendengar kata-katanya.
"Baiklah, selesai makan ace cream kembali lagi kesini !.'' kataku yang aku tujukan pada orang yang sekarang berdiri di depanku yang sedang menatapku tajam, dan aku tau apa yang ada di pikirannya saat ini.
"Horeee ! Ayo Pa, kita pergi.'' Aku lihat Alexis begitu antusiannya sampai-sampai dia menarik tangannya Rado dan mengajaknya pergi. Aku menghembuskan nafas yang sedari tadi aku tahan, lega saat tau dia sudah pergi. Tapi, aku kembali menahan nafas saat ada seseorang yang berbisik di telingaku.
"Urusan kita belum selesai, Mam !.'' aku hampir saja berteriak saking kagetnya, aku mengelus dadaku dan menatap dia jengkel apa lagi melihat dia yang sekarang tersenyum padaku dan juga mengedipkan sebelah matanya, dasar Rado sialan, makiku dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Milikku
Romance(18+) "Kenapa dia hadir kembali di saat aku sudah bisa melupakan jga menata hati dan hidupku." Roslina Maharani "Aku akan berusaha untuk mendapatkannya kembali, dan setelah aku mendapatkannya tak kan kulepaskan untuk selamanya. Karena dia mil...