Part 10

16.2K 664 68
                                    

       Maaf lamaaa updatenya dan terimakasih buat yang masih nungguin cerita gaje ini, bukan maksud hati ingin menggantung tapi apalah daya dunia nyata ternyata sibuk.
Sekali lagi maaf dan terima kasih buat semuanya.....



Happy Reading....!!!!



Hening, menyelimuti suasana sarapan pagi kami. Tak ada yang ingin memulai percakapan, hanya suara denting sendok yang beradu dengan piring. Aku lihat dia sepertinya enggan untuk memakan sarapannya. Nasi goreng yang aku buat hanya di aduk-aduk olehnya, membuat aku menghela nafas mencoba bersabar. Aku sadar saat ini dia sedang marah padaku, dan aku sadar dia pantas melakukannya setelah apa yang aku lakukan selama ini padanya.

"Makanan itu untuk di makan, bukan untuk di aduk-aduk.'' Kataku mencoba mencairkan suasana

"Aku tidak lapar, aku ingin kerumah sakit.'' Jawabnya sembari meletak sendok di atas piring

"Ros, makanlah aku tak ingin kamu sakit, aku tau dari kemaren kamu makan hanya sedikit. Atau mau aku suapi ?.'' aku berkata sembari mengangkat sendok dan mengarahkan kemulutnya. ''Ayo buka mulutmu !.''dan kuberikan tatapan tajam kearahnya saat aku lihat dia menolak perintahku lewat tatapan matanya

"Aku bukan anak kecil yang mesti di suapi.'' Jawabnya sembari mendelik kearahku membuatku gemas ingin rasanya aku melumat bibir yang selalu saja membantah setiap perkataanku.

"Ross.....''

"Ckk, dasar pemaksa'' gerutunya tapi dia tetap membuka mulutnya walau dengan terpaksa, aku tersenyum mendengar gerutuannya

"Setelah makan ada yang ingin aku bicarakan denganmu.'' Kataku lagi, "Dan tak ada bantahan jangan mencoba menghindar dariku.'' Kali ini aku benar-benar bicara serius

"Selalu saja begitu, dasar egois selalu saja ingin menang sendiri, dasar bossy.'' Kali ini dia bergumam tapi aku masih bisa mendengarnya

"Aku dengar, Ros''

"Baguslah, setidaknya telingamu masih normal.'' Dia berkata sembari menatapku sinis. ''Kenapa ? Tidak suka dengan kata-kataku.'' Tanyanya. Aku balas menatapnya sembari tersenyum ternyata wanitaku sudah banyak berubah, pikirku.

"Dan sepertinya kamu mengenalku dengan baik, jadi aku tak perlu berbasa-basi lagi padamu.'' Kataku serius, ''Sekarang jelaskan siapa Aleka dan juga Alexis ? Jangan coba-coba untuk membohongiku.'' Aku lihat dia terkejut saat aku bertanya dia mencoba mengalihkan tatapannya kearah lain. Sedang aku menatapnya dengan intens menunggu jawaban darinya, cukup kau menghindar bisik hatiku. "Ross....!'' Aku mulai tak sabar dengan sikap diamnya.

"Apa yang ingin kau tau, Do ?'' tanyanya kali ini dia berkata sembari menatap kearahku

"Semuanya !.''

"Kau yakin ?.''

"Yah !.''

"Baiklah ! Percuma saja kalopun aku berbohong, aku tau kamu pasti akan mencari tau. Apapun yang aku katakan kamu mau percaya atau tidak itu tak akan jadi masalah buatku, karena aku tidak pernah mengharapkan apapun darimu. Aleka dan Alexis adalah anakku dan...''

"Dan...?''

"Kamu, Do !.''

"Kenapa kamu tidak memberitauku kalo kamu hamil ?.''kataku balik bertanya

"Ckk, berharap kau mau menikahiku dan aku mengemis tanggung jawabmu, mati saja kau Rado.'' Dia berkata sembari tersenyum sinis kearahku. ''Kau lupa siapa yang sudah membuangku dan mencampakku layaknya sampah, dan menjadikanku layaknya pelacur rendahan yang kalo kau sudah bosan kamu bisa membuangnya.''

Kau MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang