Part 5

19.5K 769 1
                                    

Aku memijit pangkal hidungku yang sedikit berdenyut sakit, pekerjaan yang menumpuk membuatku sedikit pusing. Karena Pak Bagas belum juga kembali dari luar negeri, otomatis semua pekerjaannya aku yang menghandle. Aku menyandarkan punggungku pada kursi yang sedang aku duduki, dan kupejamkan mata, rasanya aku perlu beristirahat sejenak, pikirku.

Ketukan pada pintu membuatku membuka mata, tak lama Hani membuka pintu dan masuk padahal belum aku suruh, dan aku hanya bisa mendesah kesal, lagi-lagi dia berbuat seenaknya, seakan tak menghargai aku.

" Ada apa Han ?.'' tanyaku padanya.

"Itu Bu. Ada yang ingin bertemu dengan Ibu !.'' jawabnya

"Siapa ? Apa tidak bisa di cancel Han, saya harus menjemput anak saya.'' Kataku lagi, jujur saja aku takut kalo aku sampai telat lagi menjemput Aleka dan Alexis seperti waktu itu. Aku sampai berkali-kali meminta maaf pada mereka, dan juga pada Ken, yang cukup marah karena keteledoranku telat menjemput keduanya, untung saja ada Angel yang membelaku. Dan setelah berkali-kali meminta maaf, akhirnya Ken mau memaafkanku, dan memintaku untuk tidak mengulanginya lagi.

"Itu Bu, perwakilan dari RD,A. Dan sepertinya tidak bisa di cancel, Bu.'' Aku kembali memijit pangkal hidungku, karena aku tau ini akan semakin membuatku pusing, karena aku tau siapa yang datang.

"Ya sudah, suruh masuk, Han !.'' Kataku pada akhirnya, tak ada pilihan selain menemuinya.

Aku mendengar langkah kaki yang mendekat, dan aku bisa merasakan kalo saat ini dia sedang menatapku, aku berusaha tak perduli dengan kehadirannya, yang kini sedang sibuk dengan polselku, sedang mengirim pesan pada Ken untuk menjemput anak-anakku.

"Eehm...'' dia berdehem mencoba menarik perhatianku, ''Selamat siang Bu Roslina.'' Kali ini dia berkata sembari menarik kursi yang ada di hadapanku, Aku masih diam dan mulai memasang tampang andalanku yaitu acuh dan juga angkuh.

"Siang, Pak Dewa.'' Pada akhirnya aku membalas salam yang dia ucapkan, aku ingin tau apa yang mengharuskan dia datang menemuiku, karena aku ingin ini cepat berlalu, aku tak ingin berlama-lama satu ruangan dengan dia. Aku tak ingin kejadian tempo hari terulang lagi. Mengingat kejadian itu membuat intiku kembali berdenyut, jujur saja melihat dia sekarang ada di depanku dengan penampilan dia cukup membuatku bergairah sepertinya dia sengaja, dia terlihat seperti santapan lezat untuk makan siang.

Aku berusaha mengendalikan semua hasrat sialan ini, yang tiba-tiba saja muncul, saat aku mencium aroma memabukkan dari parfum yang di pakainya, aku tak mau dia tau dan semakin membuat dia berpikiran kalo aku masih mencintainya, "Ada perlu apa anda datang menemui saya ? Bukannya saya sudah katakan kalo ada urusan dengan kerja sama kita, Bapak bisa langsung menghubungi Hani !.'' kataku sembari menatap kearahnya tajam, mencoba mengendalikan diri, yang mulai gelisah menahan hasrat untuk mencumbunya.

"Aku merindukanmu, Ros !.'' katanya sembari menyilangkan kakinya duduk dengan santainya, matanya balas menatapku tak kalah tajam, bibirnya tersenyum seakan menggodaku, sudah kubilang jangan tersenyum seperti itu padaku Rado sialan, jeritku dalam hati. Sejenak aku terpaku, terhipnotis pada bibir yang tersenyum penuh dengan godaan, membuatku teringat kembali kejadian tempo hari, bagaimana bibir itu menciumku dengan panas, menjalarkan hawa panas saat dia mengecup setiap inci tubuhku, oh Tuhan aku bisa gila kalo lama-lama ada di dekat dia, Rado sialan, makiku sekali lagi.

"Tapi sayang saya tidak merindukan anda, Pak !.'' kataku sembari tersenyum sinis kearahnya, aku menyilangkan tanganku di depan dada, dan juga menyenderkan tubuhku di bantalan kursi, mencoba mengendalikan debaran jantungku, juga hasrat sialan ini. Aku harus pergi, kataku dalam hati, "Karena Bapak sudah mengatakan keperluan Bapak, sekarang silakan pergi, karena saya masih banyak pekerjaan !.'' Lagi-lagi dia hanya tersenyum menanggapi kata-kataku.

Kau MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang