Part 4

18.7K 802 8
                                    

Aku membanting berkas-berkas yang ada di atas meja dengan kesal. Setelah kepergiannya yang meninggalkan hasrat yang cukup menyiksaku, wanita itu benar-benar membuatku gila. 4 tahun berpisah darinya, tak membuat aku kehilangan gairah saat menyentuhnya, justru semakin besar saja.


  Setelah sekian lama berpisah ternyata rasanya masih sama, bibirnya adalah candu bagiku, aromanya begitu manis ketika aku menghirupnya, bahkan bagian dadanya selalu jadi paforitku terasa pas saat aku meremas ataupun  mengulum puncaknya, aku masih dapat merasakan sampai saat ini berapa panasnya ciuman kami tadi, aromanya yang menempel di bajuku seakan aku masih memeluknya.


Aku tersenyum saat mengingat bagaimana sikapnya tadi padaku, dia mencoba bersikap angkuh untuk menutupi semua perasaannya padaku, kata-kata benci yang di ucapkannya untuk menutupi rasa rindu yang jelas terlihat dari bahasa tubuhnya, kilat kemarahan yang dia tunjukkan lewat matanya semakin membuatnya terlihat mempesona, aku bukannya tidak tau kalo dia sedang membentengi dirinya agar tak jatuh kedalam pesonaku, semua sikap yang di tunjukkannya padaku semakin membuatku ingin segera membawanya kembali keatas ranjangku.


Lagi-lagi kejadian tadi terbayang di benakku, membuat aku kembali bergairah, sesuatu yang ada di balik celana kembali menegang, shit....kalo begini caranya terpaksa aku harus mandi air dingin untuk meredam semua gairahku, dengan kesal aku melangkah kekamar mandi dan melepas semua pakaianku, tapi ternyata guyuran air dingin di tubuhku tak mampu meredam gairahku, aku justru membayangkan  saat ini aku sedang  bercinta dengannya, dia akan terlihat sexy saat tubuhnya meliuk saat aku mencumbunya, aku bisa membayangkan suara desahannya ataupun jeritannya saat klimaks itu datang, tak sadar aku mulai memaju mundurkan tanganku pada alat vitalku, sejenak tubuhku menegang saat pelepasan itu datang, masih dengan nafas terengah kesadaranku mulai pulih, ini  gila, seorang Rado Dewanto baru saja melakukan masturbasi hanya dengan membayangkan bercinta dengan  wanita itu, ini benar-benar ajaib, seumur hidupnya baru kali ini aku melakukan masturbasi.


Setelah menyelasaikan mandi yang tadi sempat tertunda karena aku melakukan masturbasi, dengan cepat aku merapikan penampilanku. Aku segera meraih ponsel yang tergeletak di atas meja, yang kini sedang berdering, tanpa melihat siapa yang  menelpon aku langsung mengangkat panggilannya.


"Hallo..." aku baru menyapa dengan kata Hallo, tapi langsung di sambut dengan teriakan yang bisa membuat pecah gendang telinga, dari ujung sana, aku sedikit menjauhkan ponsel, karena aku masih sayang dengan telingaku, aku tak habis pikir kenapa mahluk yang bernama wanita, itu suka sekali marah-marah, ''ya Ras..." pada ahkirnya aku tak ingin kupingku semakin panas karena mendapat omelan darinya.


"..........." satu lagi nilai tambah untuk makluk yang bernama wanita yaitu cerewet, dan aku sekarang benar-benar pusing dengan semua omelan dan kecerewetannya Laras.


"Iya...iya...iya aku akan jemput, kenapa kau cerewet sekali sih Ras,''aku benar-benar sebal sekarang.


"........"


'' aku tidak lupa, Ras,'' aku menjawab dengan menggerutu.


".........."


" Tadi aku ketemu sama tamu penting dulu, iya ini aku mau jalan !.'' Aku langsung menutup telpon darinya, aku benar-benar jengah mendengar omelannya Laras, dan aku benar-benar lupa kalo hari ini aku janji dengan Laras untuk makan siang bersama, semua gara-gara karena wanita itu aku jadi melupakan janji makan siangku, benar-benar parah, seorang Rado Dewanto mulai kehilangan pesonanya di depan wanita itu.

Kau MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang