I Love You 3 kali

46 11 6
                                    

Minta koreksinya ya besti!

Selamat membaca~~

☆☆☆

"Ra mau kemana!" Pia berteriak melihat Rara yang langsung berlari ketika bel istirahat berbunyi, padahal, guru yang mengajar baru saja keluar.

"Kelas ka Titan!" Pia menggeleng, sahabatnya ini terlalu bersemangat soal Titan. Ia khawatir bagaimana jika Titan akhirnya bersama Sianna, ia tak mau melihat sahabatnya sedih.

Rara mengintip dari jendela, ia memastikan bahwa guru di kelas Titan sudah keluar. Setelah melihat tidak ada guru, Rara mendekat ke depan pintu, ia melongok ke pojok tembok ini. Ada Titan.

Rara berbalik, menyenderkan tubuhnya ditembok. Ia memegangi dadanya sambil mengatur nafas. "Huuh... tenang jantung, yaampun!! Ka Titan ganteng banget, jantung gue kek mau copott!"

Setelah menetralkan jantungnya, walaupun masih saja deg-deg an, Rara masuk ke dalam kelas Titan, ia masuk setelah semua murid di kelas ini keluar. Hanya tinggal beberapa anak saja termasuk Titan yang lagi-lagi sedang menonton video di hpnya.

"Hai, ka Titan, I love you! Ka Titan udah cinta belum nih sama gue?" Rasanya Titan ingin berteriak di depan muka cewek ini. Kenapa dia terus mengganggunya.

"Pergi!"

"Nggak mau!" Rara kemudian menarik bangku di depan meja Titan lalu duduk di samping meja Titan.

Rara menjatuhkan dagunya di meja. "Kapan lo suka gue, kak? Besok?" Tanya Rara.

"Gak kan pernah!" Rara kemudian merebut ponsel Titan, muka Titan memerah menahan amarah. Kalau yang di depannya ini bukan cewek, pasti ia akan adu jotos dengannya.

"Gausah ganggu gue, bisa?" Titan berdiri, dia memasukkan tangannya ke dalam saku. Rara ikut berdiri, ia mendongak, "Gak bisa, salah siapa kegantengan!"

Titan menghembuskan nafas kesal, ia kemudian merebut hpnya yang disembunyikan di punggung.

"Pergi sana!" Rara menggeleng, "gak mau, di sini aja bareng ka Titan!"

Titan menghiraukan Rara, ia lebih memilih pergi meninggalkan Rara di kelas. Tapi, yang namanya Rara, kalau ditinggal gak akan diam saja. Ia pun mengikuti Titan dari belakang.

Dug!

"Duh, kak, kalau mau berenti, bilang-bilang dong!" Ucap Rara, ia menabrak Titan yang tiba-tiba berhenti. Rara kurang fokus karena terus menatap Kepala belakang Titan.

"Pergi!" Ucap Titan tanpa berbalik. "Gak mauuu! Mau ikut!"

Gigi Titan bergetak, ia sungguh tak habis pikir dengan cewek yang satu ini, padahal ia sudah diusir berkali-kali.

"Gue mau ke toilet!" Rara mengangguk, "ya.. gakpapa, nanti gue tungguin di depan kok. Ga bakal ikut masuk!" Astagaa... cara apalagi yang harus Titan lakukan untuk membuat cewek ini pergi dari hadapanya. Tak mungkin kan dia main tangan.

Titan kemudian melangkahkan kakinya lagi, ia benar-benar menuju toilet cowok. Titan masuk ke dalam toilet, sedangkan Rara, ia menunggu di depan seperti yang Rara ucapkan tadi.

"Gue kek bocah, ya," ucap Rara bermonolog. Tapi sedetik kemudian ia menggeleng, ia akan terus bersama Titan, katanya kan, cinta tumbuh bila sering bersama.

Rara menyender di dinding toilet, ia terus menunggu Titan.

"Eh, ada Rara. Ngapain di sini Ra?"

"Oh kak Naufal, eh. Ini lagi nungguin ka Titan di toilet." Naufal mengerjapkan matanya, sejak kapan Titan kalau ke toilet minta dianterin segala.

ELARA | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang