Selamat hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77. Pulih lebih cepat bangkit lebih kuat!
Selamat membaca~~~
☆☆☆
"Ra, besok pulang sekolah ada seleksi masuk klub bulutangkis. Lo jadi ikut?"
Rara yang sedang memilih baju untuk di pakainya di hari minggu pun beranjak menuju meja di samping lemarinya dan menempelkan ponsel di telinganya, tak lupa ia mematikan loudspeaker.
"Lah emang besok, Pi? Gue belum bisa banget bulutangkisnya." Rara menggigit kuku jari telunjuknya, tangan kirinya ia tekukan ke pinggang.
"Yaaa.. besar kemungkinan lo gak bakal lolos, sih. Gausah ikut deh, mending persiapin diri lo buat eskul musik besoknya."
Rara menimang, Pia ada benarnya juga, tapi dia juga ingin ikut eskul bulutangkis dan menjadi semakin dekat dengan Titan.
"Coba dulu deh Pi, besok," ucap Rara lalu meletakan ponsel di mejanya dan mengaktifkan loudspeaker lagi.
"Pi, kayaknya baju yang di lemari gue udah semuanya gue pernah pake, ya?!" Tanya Rara sambil memandangi baju yang digantung di dalam lemarinya.
"Ya.. mana gue tau semua baju lo."
Rara mengangguk, ia sudah memutuskan saat ini. "Kayaknya emang gue harus beli baju baru." Rara kembali mengambil ponselnya lalu meletakan di samping telinga, "Anterin gue beli baju yuk, Pi!"
"Sekarang?"
Rara mengangguk, "Ya iyalah sekarang." Terdengar helaan nafas dari Pia.
"Ini kan masih hari rabu, ke bioskop sama ka Titannya kan hari minggu. Masih lama kali, Ra."
"Iya sih, masih lama, lamaaa banget. Tapi, gue udah ga sabar, gimana dong!" Rara melompat lompat kegirangan, ia amat senang mengingat akan pergi ke bioskop bersama Titan.
"Ya.. lo sabar-sabarin aja. Lagian ini udah mau maghrib juga, besok lagi ajalah."
Rara mengambil ponselnya, "iya deh, besok abis seleksi!"
☆☆☆
"Ka Titannn!!! I Love You! Jadi pacar gue mau, yaa?!" Titan yang sedang bersiap untuk servis (mengawali pertandingan bulutangkis) menoleh ke belakang. Seorang gadis sedang berdiri di depan pintu kaca dan berlari ke arahnya. Titan melotot, ia kemudian menyingkir ke pinggir takut ditubruk Rara.
"Lo kenapa di sini?" Tanya Titan setelah Rara berada di hadapanya.
"Mau ikut seleksi masuk klub!" Titan menghela nafas jengah, sekarang, hidup diklub nya pun sudah tidak akan tenang jika Rara lolos seleksi.
Titan menggiring Rara keluar dari garis lapangan bulutangkis, latihannya jadi terganggu karena cewek satu ini. "Minggir sana!"
Rara kemudian duduk di bangku samping lapangan, ia memerhatikan Titan yang akan memulai sparing bersama anak bulutangkis yang lainnya.
Pak!
Sekumpulan bulu angsa itu terbang ke lapangan lawan. Lawannya bisa membalikan kock hingga terbang ke lapangan Titan lagi. Rara mengamati dengan seksama, ia terkagum dengan permainan dua pemain ini.
Jika Rara yang bermain, pasti kock nya akan jatuh sebelum Rara memukulnya. Rara ini tidak ada bakat untuk bermain bulutangkis, servis saja tidak bisa. Pia sampai dibuat kesal dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/318866653-288-k195866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELARA | ON GOING
Fiksi RemajaKiara Elara, Rara panggilannya. Gadis cantik yang hoby ngedrum, suka sama rasa cokelat, selalu happy, dan punya slogan pantang menyerah sebelum dapetin cowok incaranya. Titanor Reksa Alfian, Titan. Seorang atlet bulutangkis yang membuat Rara jatuh c...