Day 4

203 37 8
                                    

Hari keempat, masih tidak ada tanda-tanda akan perubahan baik. Sekarang robot-robot itu mulai menyerang negara tetangga Neustria. WPO (World Protection Organization) telah mengumumkan peringatan Siaga keseluruh pemerintah dunia.

"Huh? Kabur untuk keselamatan? Sekarang robot itu akan menghampirimu Yoon Jiyoung," ucap Mina setelah mendapat kabar dari WPO.

"Menteri Mina ternyata menyeramkan," bisik Dahyun disamping Chaeyoung.

"Tumben kau bicara, biasanya diam saja dan akan bicara jika Kapten mu mengajak bicara." Chaeyoung sedikit menyindir Dahyun yang 4 hari ini kebanyakan diam itu.

"Aku juga manusia," ucap Dahyun. Lalu wajahnya kembali berubah datar.

***

Sana memeluk erat Tzuyu. Tzuyu pergi semalaman, dan semalaman itu pula Sana tidak tidur karena dia terlalu khawatir kepada suaminya itu.

"Kenapa lama sekali," ucap Sana setelah melepaskan pelukannya. Sana melihat kearah wajah kelelahan Tzuyu, dan beberapa luka ditangannya.

"Astaga! Kenapa kamu bisa terluka seperti ini?!"

***

Tzuyu terengah-engah. Dia bertemu dengan salah satu robot dan sekarang dirinya menjadi sasaran robot itu.

"Sana." Tzuyu terus menggumamkan nama istrinya itu. Dirinya sekarang sedang bersembunyi dibalik sebuah bangunan runtuh. Dia tau ini percuma, dan dia tau ini akan menjadi akhir hidupnya.

"Sana maafkan aku." Tzuyu meneteskan air matanya.

Saat Tzuyu sudah pasrah dirinya akan mati. Tiba-tiba dia ditarik menjauh oleh seorang pria. Tzuyu kaget bukan main, sekarang dia berlari bersama dengan pria yang menariknya itu. Kesebuah tempat yang memang masih bisa ditemukan robot itu tapi setidaknya bisa mengulur waktu.

"Bunuh diri dikeadaan seperti ini? Apa tuan tidak punya keluarga yang pasti sedang menunggu?" Ucap Pria itu. Pria itu memakai seragam tentara Negara Neustria.

"Aku tidak mau bunuh diri, tapi robot itulah yang akan membunuhku," ucap Tzuyu.

"Sama saja."

Pria tentara itu melihat keadaan sambil memegang senapannya. Pria itu mengambil kalung dari lehernya, menatapnya sebentar.

"Berikan ini kepada Kapten Yoo Jeongyeon dia akan memberikannya kepada keluargaku. Jika aish jika Kapten sudah tewas berikan ini kepada keluargaku. Namaku Kim Soohyun, berikan itu kepada istriku Jun Jihyun," ucap Soohyun memberikan kalung bertuliskan namanya dan sebuah surat.

"Hiduplah." Ucapnya sebelum pergi menarik perhatian robot itu.

Tzuyu tertegun. Pria tentara itu juga meninggalkan tas nya. Tzuyu membawa tas itu. "Terima Kasih Sersan Kim Soohyun."

***

"Aku sedih mendengarnya, tentara itu melakukan tugasnya melindungi Rakyat," ucap Sana sambil mengobati luka suaminya.

Isi tas Soohyun adalah obat-obatan yang cukup lengkap.

Tzuyu menatapi kalung yang diberikan Soohyun kepadanya. "Kita harus menemukan Kapten Yoo Jeongyeon bukan?"

"Kita akan menemukannya. Setelah keadaan sedikit membaik Tzu," ucap Sana.

"Sersan Kim Soohyun mengorbankan nyawanya untukku Sana. Aku harus segera mencari Kapten itu," ucap Tzuyu.

Sana menghela napasnya. "Dan kau mau mati diatas sana? Membuatku menjadi janda dan membuat anak kita menjadi yatim? Dan membuat pengorbanan tentara itu sia-sia?"

Tzuyu menundukkan kepalanya. "Maafkan aku."

"Tidak apa-apa."

***

"Sudah selesai," ucap Chaeyoung setelah selesai merakit senjatanya.

Jeongyeon yang mendengar itu langsung mendekat kearah Chaeyoung. "Benarkah? Kau yakin senjata ini bisa melukai ehm robot itu bukan makhluk hidup jadi apa sebutannya? Ahh terserah intinya kau yakin senjata ini berhasil?"

Chaeyoung mengangguk. "Sebagai percobaan, kau bisa menembak potongan dari robot ini."

Chaeyoung mengambil potongan dari robot yang masih diteliti oleh Momo.

Chaeyoung meletakkan potongan robot itu. Dan

Dorrr

Bunyi tembakan terdengar sangat keras. Chaeyoung tentu tidak mengira itu.

"Lihat ini berhasil membuat lubang dirobot itu."

"Dan kau hampir membuat telinga kita semua yang ada disini tuli," ucap Mina sambil menatap tajam Chaeyoung.

Chaeyoung meringis. "Sepertinya aku akan memodifikasi nya sedikit lagi supaya suaranya tidak terlalu keras."

"Ya sebaiknya begitu." Nayeon menyauti. Dirinya panik tadi setelah suara itu karena dia memang sedang tidur tadi. Mengira ada ledakan lain yang dibuat robot.

Jihyo menggelengkan kepalanya pelan. Dia sekarang sedang mengecek keadaan pasien yang kemarin dia operasi. Pasien itu sudah sadar.

"Chaeyoung memang sangat ceroboh," ucap Momo.

"Pantas saja dia belum memiliki gelar resmi sebagai ilmuan," ucap Dahyun.

***

Spesial thanks to niarben

Heyy maaf kalo ceritanya agak gaje

Can We Survive? 《ON HOLD》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang