Dua minggu sudah berjalan, keadaan masih tidak membaik. Tapi setidaknya keadaan membaik untuk Satzu dan yang lainnya.
"Mina," panggil Sana kepada Mina. Mina sekarang seperti resmi menjabat sebagai perawat.
Jeongyeon dan Dahyun berhasil menyelamatkan beberapa orang-orang dikota yang masih hidup. Kini ruang bawah tanah militer terlihat penuh.
"Apa?" Mina menoleh menatap sahabatnya itu.
"Apakah jaringan internet sudah terputus? Kenapa aku tidak bisa mengakses berita apapun," ucap Sana.
Mina segera mengambil HP nya untuk memeriksa sendiri. Perkataan Sana benar, jaringan internet sudah tak berfungsi yang artinya robot-robot itu semakin mengganas.
"Kita tidak bisa terus disini benarkan? Kita bisa mati kelaparan," ucap Sana.
Tzuyu merangkul bahu istrinya itu. "Hey, jangan bicara begitu sayang."
Sana menatap suaminya itu sebentar. Tangan Sana bergerak menyentuh perutnya. "Apakah anak kita akan melihat masa depan suram Tzu?"
Mina membalikkan badannya. Perkataan Sana membuatnya sedih.
"Kita akan membuat anak kita hidup didunia yang indah Sana," ucap Tzuyu mencium puncak kepala istrinya. "Kamu duduk aja ya."
Sana mengangguk menuruti perkataan Tzuyu.
Tzuyu menghela napas. Dirinya mendekat kearah Jeongyeon dan Dahyun. "Biarkan aku ikut keluar bersama kalian," ucap Tzuyu pelan hampir berbisik.
Jeongyeon menggelengkan kepalanya. Tzuyu sudah beberapa kali meminta untuk ikut keluar tapi Jeongyeon terus melarangnya. Oh iya Tzuyu sudah memberikan titipan Kim Soohyun kepada Jeongyeon.
"Aku ingin menjadi berguna, aku tidak bisa hanya diam saja." Raut wajah Tzuyu berubah murung. Tzuyu menoleh kearah Sana, dia menunjukkan senyum lebarnya kepada istrinya.
Jeongyeon menghela napas melihat Tzuyu. "Kau punya istri dan calon anak."
Tzuyu langsung menoleh kearah Jeongyeon. "Aku tidak bisa diam saja jika dunia yang akan ditinggali istriku dan calon anakku seperti ini."
Jeongyeon memijit dahinya. Dia merasa sedikit pusing. "Dahyun, minta Momo dan Chaeyoung membuat satu senjata lagi dan minta mereka membuat pelindung badan."
Dahyun mengangguk mematuhi perintah Jeongyeon. Sedangkan Tzuyu tersenyum senang akhirnya Jeongyeon mengizinkannya.
Jeongyeon hanya menganggukkan kepala melihat betapa senangnya wajah Tzuyu. Jeongyeon pergi mendekat kearah Nayeon yang sedang mengobati pasiennya bersama Jihyo.
"Apakah stok obat-obatan kurang?" Tanya Jeongyeon.
Nayeon menoleh menatap Jeongyeon. "Tentu saja kurang."
"Baiklah aku akan mencarinya lagi. Pasti ada bangunan apotek yang masih berdiri," ucap Jeongyeon.
***
Heyyy maaf update pendek banget
Buntu banget hiks😭😭😭😭Btw
Gak nyangka aku hehe
Special thanks to niarben
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Survive? 《ON HOLD》
FanfictionKetika kehidupan manusia terancam dengan adanya robot-robot yang entah darimana datangnya. Original Story milik : @niarben