Penghujung Hari.

2K 270 67
                                    

















Pintu apartemen dibuka, Jungkook senyum tipis dan tarik pelan lengan gadisnya buat masuk, pelipis dicium sekilas.

Eunha tawarin diri buat mampir setelah pulang kerja, ini sekitar jam enam sore, menjelang malam. Beberapa hari terakhir cowoknya itu gak bisa antar atau jemput karena kesibukan,

Eunha udah gak ributin soal waktu, udah dewasa, kesibukan memang terkadang menyita.

Ketiga kali kesini, statusnya udah beda, Eunha hilangin rasa canggung.


"Belum makan kan?"

Jungkook bergumam lesu, Eunha liatnya kasian, cowoknya itu jelas sekali kecapean. Bahkan tadi suara Jungkook terdengar sedikit serak,

Eunha duduk di sofa ruang tengah, Jungkook pergi ke dapur sebentar ambil susu stroberi, terus ditaro di meja depan gadisnya sambil ikut duduk di sebelah.

"Capek banget ya?"

"Lumayan," disini Jungkook ubah posisi, tidurin kepalanya santai ke pangkuan manisnya, biarin kaki panjang dia menjuntai ke tangan sofa.

Eunha senyum kecil sekilas, sementara tangannya elusin rambut Jungkooknya halus sekali,

Dapat afeksi sehalus itu Jungkook telak rasain nyaman, dirinya semakin ngusel ke perut rata manisnya. Persis bayik, gemas.


"Aku tadi take berkali-kali tapi gagal, selalu gak puas. Apa aku udah males buat recording ya?"

"Ya, gak tau. Kamu yang rasa,"

"Mungkin. Terus tadi siang cek lokasi sama bang Su, harga tanah mahal banget, gila."

"Memang, sekarang orang-orang banyakan invest ke tanah,"

Jungkook angguk, "Tabunganku cukup sih, tapi masih agak kaget aja karena mahal gak ngotak,"

"Kamu rasa cocok gak sama lokasinya?"

"Cocok, strategis. Kalo bikin resto & cafe disana kayanya bakal rame sih,"

"Terus gimana? Udah fix?"

"Belum," Jungkook ngusel lagi ke perut sambil tangannya pelukin badan Eunha,

"Kenapa gak sewa aja dulu? Sewa lebih murah,"

"Gak worth it kalo buat jangka panjang,"

Terus hening, bungkam keduanya. Jungkook masih menyamankan diri peluk erat badan Eunha, sementara gadisnya rasain sesuatu;

"Kamu laper gak? Aku laper,"

"Ya,"

"Mau delivery?"

"Kamu masak aja disini, belanjaanmu minggu lalu belum aku sentuh sama sekali."














;

Eunha buka kulkas dan reflek berdecak samar, beneran belum kesentuh sama sekali itu bahan-bahan masakan.

"Kamu makan diluar terus?"

"Kadang, tapi lebih sering delivery,"

"Aku masak apa ini?"

"Terserahmu,"

Jungkook cuek masih tiduran di sofa sambil scroll asal handphone, dapur sama ruang tengah gak terlalu jauh jaraknya.

Waktu di Paris Eunha lebih mandiri, dia belajar masak, tapi ya gitu, gak pernah enak.

Masih bisa dimakan untungnya, gak sampe bikin keracunan masakan sendiri.


"Aku gak pernah enak kalo masak,"

Biar Jungkook gak berekspektasi lebih, takut hasilnya terlalu konyol, dia sendiri nanti yang dapat malu, repot.

"Tetep aku makan,"

"Kalo kamu sakit perut?"

"Ada kamu yang rawat,"

"Kalo langsung mati?"

"Mati kalo kamu kasih racun."

Pacarnya memang begitu ya, orangnya simple. Eunha bahkan terkekeh ngerasa lucu sendiri,

Setelah itu beralih ambil beras dan cuci bersihㅡya,
pertama-tama masak nasi dulu.
















;

"Gimana harinya, sayang?"

Eunha bergumam panjang, "Kerjaannya makin banyak,"

"Capek?" Jungkook elus pucuk kepala gadisnya, Eunha senderan penuh ke badan Jungkook.

Ini mereka selesai makan beberapa menit lalu ya,

Eunha masak seadanya aja karena kemampuannya masih cetek, untungnya Jungkook gak sakit perut kaya yang dibayangin.

Gak ada pujian memang, tapi dengan Jungkook yang keliatan super lahap makan masakan yang dia buat udah lebih dari cukup, Eunha senang.

"Capek, namanya kerja kan? Tapi masih bisa aku atasi, tapi capek sih, aku keliling banyak mall,"

"Belanja?"

"Kerja,"

"Kerjamu gitu?"

"Sesekali ke departemen store, cek stok produk kita, dan liat referensi lain. Apa yang lagi hype dan brand mana yang keliatan jadi saingan, kasarnya gitu."

"Pegel pasti kakinya,"

"Iya nih,"


Terus disini Jungkook iseng angkat kedua kaki Eunha ditaro di pangkuan dia, selagi Eunha masih sandaran penuh di badannya,

Gadisnya sedikit ketawa lucu saat tangan besar pemuda itu mulai pijit-pijit ringan kaki dia.

Pucuk kepalanya dicium sama Jungkook, wangi leci yang khas, Eunha sedikit mendongak untuk tatap;

Jemari Jungkook raih dagu Eunha, dielus halus pake ibu jari, sedikit diangkat dan dirinya merunduk, ciuman ringan pertama dipenghujung hari ini.

Jungkook manis sekali, lumatannya bahkan terlampau lembut. Eunha rasain basah bibirnya karena decapan Jungkook,

Cara pemuda itu merespons keluhan capek Eunha memang manis ya, Jungkook tipikal gak banyak bicara tapi bertindak.





"Terima kasih masakannya."





Iya, penghujung harinya Eunha manis. Bikin iri.

















ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Mengiri g tuh

'Netflix and chill' the actual meaning is;
sama aja kaya ngajakin liat kucing, liat kupu-kupu atau ngajak makan ramyeon di rumah ygy 🤸

Biar lebih jelas google sendiri aja
/sesat

Met malem bos q

Gimana harinya, sayang?
/alah

Ace.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang