NARU~SAN

1.6K 132 19
                                    

☆࿐ཽ༵༆༒NARU~SAN༒༆࿐ཽ༵☆

Sasuke melangkah masuk ke dalam rumah, wajah tampan yang biasanya terlihat seram, kini semakin seram lagi. Beberapa kedutan halus tampak menghiasi dahi, belum lagi tatapan bak laser pembunuh yang siap menghancurkan.

"Oya, oya... lihatlah wajahmu yang jauh dari kecerian masa muda itu." Sasuke menoleh, menatap nyalang sosok keriput yang duduk santai di depan Televisi.

"Huh?"

"Kenapa lagi, Otouto sayang? Oh, masih mencari tempat magang, ya?" Sasuke mendengus kasar, namun kaki tetap melangkah ke arah si keriput yang selalu tampak senang dan bahagia.

"Hn."

"Oh, ayolah... jangan pusing, hanya karena tempat magang."

"Kau fikir mudah mencarinya, huh?"

"Ckckckck. Bukankah Tousan sudah menawarkan agar magang di sekolah milik temannya?"

"Hn."

"Santai saja, Touto... tak ada siapapun yang memaksamu untuk lulus dengan cepat." sebuah kedutan besar bertambah satu di pelipis Sasuke, begitu mendengar ucapan santai kakaknya.

"Memang tak ada. Tapi sayangnya aku tak mau seperti seseorang yang menghabiskan waktu selama tujuh tahun hanya untuk lulus Strata-1." dengus Sasuke menahan jengkel.

Seperti yang di katakan tadi, ayah mereka bisa saja membantu. Namun karena sejak kecil Sasuke terbiasa mandiri, Sasuke jadi enggan untuk sedikit-sedikit merengek pada ayahnya.

Berbeda dengan Uchiha Itachi yang sangat manja. Apa-apa mau di bantu, dan di urus oleh ayah mereka. Bahkan di tahun ketujuh, Itachi masih betah di bangku kuliah. Namun saat itu jugalah, ayah baru bergegas membantu menyelesaikan tugas akhir sulungnya itu.

Bukannya apa, telinga ayah sudah cukup panas. Kala teman, sekaligus pemilik Universitas tempat Itachi menuntut ilmu, sudah mulai berceloteh tentang keluhan para dosen yang sudah lelah, dan muak melihat Itachi yang tak juga beranjak dari tempat mereka.

"Hah?! Apa kau baru saja mengejekku?!" sembur Itachi kala mendengar Sasuke mengungkit masa-masa indah ketika kuliahnya dulu.

"Apa? Memang benar, kan?"

"Hey, aku hanya menikmati masa mudaku di sana. Kau itu sejenis batu apung dan kulkas sembilan pintu, mana paham hal-hal menyenangkan seperti itu." bela Itachi dengan wajah bodohnya.

Sasuke merotasi kedua mata sembari mendecakkan mulut, merasa ngeri dan takut jika sewaktu-waktu si bodoh ini mengambil alih perusahaan keluarga mereka.

Ah, sudahlah. Tapi setidaknya Sasuke takkan terkejut lagi jika mereka bangkrut dan menjadi gelandangan.

Percayalah. Sasuke sudah mulai berlatih agar tak segera mati jantungan jika satu hari nanti, apa yang di takutkannya menjadi kenyataan.

Dan yeah. Santai. Berkat tingkah santainya itu pula lah, si keriput satu ini menetap di sana selama tujuh tahun.

Sebenarnya Itachi tak sebodoh yang selalu Sasuke serukan, Itachi cukup cerdas meskipun tak secerdas Sasuke.

Hanya saja sulung Uchiha itu terlalu sering bermain, dan melupakan tugas-tugas kuliahnya. Terlalu menikmati saat-saat Hangout bersama teman-temannya, dan berkenalan dengan anak baru di setiap tahunnya.

"Ah, ya... aku baru ingat. Kata Kaa-san, kalau kau belum mendapatkan tempatnya, kau bisa magang di tempat milik Kaa-san." ucap Itachi sambil berlalu menuju dapur.

〈✔〉𝙽𝙰𝚁𝚄-𝙽𝙰𝚁𝚄 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang