FIANCÉ

3.1K 256 96
                                    

※⁂※⁂※⁂※
«Fiancé»
※⁂※⁂※⁂※

"Hey!! You piece of shit!! Where are you, Asshole?!" Naruto mengumpat sembari menendang ban mobil yang bocor sebagai pelampiasan.

/Hallo? Kenapa marah-marah begini, Baby Boo?\ jawab sebuah suara di seberang sana yang malah membuat tingkat kekesalan Naruto melunjak tajam.

"Ban mobilku bocor, Jerk!! Dan tak ada seorang pun manusia di sini!!"

/Oh, ban mobilmu bocor... oke-oke, calm down, Honey.... akan kukirimkan orang untuk membantumu, oke?\

"Ughh. Apa tak bisa kau saja yang ke sini?!" sebelah tangan terangkat naik dan mengusap kasar permukaan wajah.

Manik biru mulai melirik kanan-kiri, hanya ada dirinya seorang di pinggir jalan yang sunyi. Sebenarnya ada beberapa buah rumah, namun semua sudah tertutup rapat mengingat ini sudah pukul dua pagi.

Shit.

/Maaf Baby, aku sedang sibuk sekarang. Uughh, ja-jangan di sana hu-akhh... sayang!\ wajah manis yang tadinya terlihat gusar, mendadak berubah setelah mendengar suara-suara mencurigakan di seberang sana.

"Ah, begitu, kah? Jadi kau lebih mementingkan jalangmu daripada aku? Baiklah, Hyuuga... sesuai permintaanmu. Aku bersumpah akan memotong penis kecilmu itu nanti ketika kita bertemu."

/Hah?! Bab-....\

Pip

Memutus sambungan begitu saja, Naruto kembali masuk ke dalam mobil. Tangan kecil berbalut kemeja hijau muda terangkat pelan, memijit pelipis yang terasa sangat pening.

Dalam diam Naruto berdecih dan mulai menyesali diri.

Coba saja tadi dirinya tak ikut pesta perpisahan untuk salah satu rekan kerja, pasti ia takkan pulang selarut ini. Dan coba saja tadi dirinya menolak, pasti tidak ak-... ah, benar juga. Bagaimana mau menolak? Belum menjawab saja, dirinya sudah di seret ke salah satu kedai Sake langganan mereka.

Untunglah Naruto sedikit tahan dalam urusan perSakean, terbukti dengan dua botol Sake yang sudah di tenggak habis, namun tak cukup untuk membuatnya mabuk. Meskipun faktanya, hampir semua rekan-rekannya sudah pingsan tak sadarkan diri.

Tok Tok Tok

Kelopak mata yang tadi sempat terpejam, sedikit membuka kala mendengar ketukan pada kaca mobil.

Orang suruhan Neji, kah? Tapi bukankah ini terlalu cepat? Dan lagi, tadi dirinya belum sempat mengatakan pada si brengsek itu di mana posisinya.

Tok Tok Tok

Kaca mobil di buka setengah, Naruto merasa enggan untuk turun. Bagaimanapun juga, harus tetap waspada, benar?

"Ada apa?"

"Ban mobilmu bocor?" Naruto memfokuskan pandang, menatap pemuda berusia belasan tahun yang berdiri membungkuk di dekat pintu mobilnya.

"Ya, seperti yang kau lihat. Ada apa?"

"Butuh bantuan? Aku memiliki ban cadangan di mobilku, tapi akan memakan sedikit banyak waktu untuk menggantinya. Bagaimana?"

Naruto terdiam, mendadak bingung mau menerima tawaran itu atau tidak. Sejujurnya Naruto tak terlalu peduli perihal kebocoran pada ban mobilnya.

Naruto begitu lelah, tubuhnya terasa remuk, dan satu-satunya hal yang di inginkannya hanyalah pulang ke rumah dengan cepat.

Belum lagi besok pagi Naruto harus kembali masuk kerja, untuk menggantikan Shift temannya yang kebetulan sedang sakit.

〈✔〉𝙽𝙰𝚁𝚄-𝙽𝙰𝚁𝚄 𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang