08. Tanpa Mereka

3.9K 164 0
                                        

Sudah hampir dua jam Bi Ayu dan Pak Agus menunggu di depan ruangan UGD hingga akhirnya seorang dokter keluar dari dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah hampir dua jam Bi Ayu dan Pak Agus menunggu di depan ruangan UGD hingga akhirnya seorang dokter keluar dari dalam.

"Dengan keluarga pasien?" tanya dokter tersebut.

Bi Ayu dan Pak Agus langsung mendekat.

"Kami pembantu nya Dok, Tuan dan Nyonya kami sedang berada di luar negeri." ucap Bi Ayu.

Dokter tersebut menghela napas pelan. "Pasien kehilangan banyak darah dan membutuhkan donor darah dengan golongan B+." jelas Dokter bername tag Erlan tersebut. "Kebetulan stok di rumah sakit ini sedang kosong, kami minta kepada Bapak dan Ibu untuk segera menghubungi orang tua pasien agar bisa segera mendapatkan golongan darah yang cocok."

"Kalau begitu saya permisi dulu ke dalam." pamit dokter tersebut setelah menjelaskan kondisi Dewa.

Kini Bi Ayu terduduk di atas kursi. Bagaimana caranya ia memberitahu semua kepada majikannya. Zoya dan Adrian sudah pasti tidak akan mau mendonorkan darah untuk Dewa.

Tak lama Jidan dan Alfi datang. Ia menghampiri Bi Ayu dan Pak Agus.

"Gimana keadaan Dewa Bi?" tanya Jidan panik.

"Dewa baik-baik aja kan Bi?" tanya Alfi juga.

Bi Ayu menggeleng sambil menangis. "Den Dewa butuh donor darah B+ Sedangkan di rumah sakit ini stok darah nya kosong. Bibi bingung gimana caranya buat jelasin ke Tuan dan Nyonya." jelas Bi Ayu.

Jidan dan Alfi saling pandang. Hidup sahabatnya sedang di pertaruhkan. Sayangnya tidak ada di antara mereka berdua yang golongan darahnya sama dengan Dewa.

Jidan duduk di sebelah Bi Ayu. "Bibi udah coba telfon Om Adrian sama Tante Zoya belum?"

Bi Ayu menggeleng lemah. "Bibi belum kasih tau. Kalau pun Bibi kasih tau, Tuan sama Nyonya pasti gak akan peduli."

Jidan menghembuskan napas nya kasar. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana nya untuk menelfon seseorang.

"Halo, tolong carikan golongan darah B+ dan harus ada hari ini juga!"

Setelah mengatakan itu Jidan menyimpan kembali ponselnya.

"Makasih banyak den Jidan. Bibi gak tau lagi harus minta bantuan ke siapa." ucap Bi Ayu mencium tangan Jidan.

Laki-laki itu menjauhkan tangannya. Tidak sopan orang tua menyalami tangan anak muda.

"Gapapa Bi, Dewa udah kami anggap saudara kami." ucap Jidan.

Wanita itu tersenyum lega. Ia berharap semoga saja ada golongan darah yang cocok dengan anak majikannya.

•••

Sore hari seorang bocah laki-laki sedang bermain basket di lapangan rumah nya. Bocah laki-laki itu adalah Dewa.

Setelah kepergian sang nenek, Dewa lebih sering menghabiskan waktu bermain sendiri. Raja tiba-tiba saja ikut menjauhi nya, sedangkan Rea pun selalu di dalam pangkuan kedua orang tuanya. Mereka benar-benar dipisahkan.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang