Chapter 11

864 165 30
                                    

"Maksudnya?" tanya Shani heran.

"Tidak perlu dipikirkan, kamu akan tau sendiri nanti," jawab Gracia.

"Jangan main rahasia-rahasiaan," kesal Shani.

"Coba tanya ke bunda nanti," ucap Gracia.

"Menyebalkan," gerutu Shani lalu melanjutkan aktivitas membaca bukunya.

"Bangunkan aku jika kamu selesai membaca buku," pinta Gracia kemudian meletakkan kepalanya di meja, dia sangat lelah dan mengantuk.

Shani mengangguk kemudian mengusap pipi Gracia dengan sangat lembut. Membantunya untuk segera mencapai alam mimpi. Shani menyelipkan rambut Gracia ke belakang telinganya.

"Bulan sabit?" batin Shani bertanya ketika melihat sebuah tato di leher Gracia.

"Apakah itu tanda bahwa dia bagian dari Bluemoon pack?" batin Shani kembali bertanya.

Tidak ingin membangunkan Gracia, Shani melanjutkan membaca sambil berharap menemukan jawaban atas pertanyaannya tadi.

Satu jam berlalu, Gracia masih terlelap dan Shani sudah menyelesaikan bukunya. Tidak ada tulisan mengenai tato bulan sabit di leher bawah telinga kanan Gracia.

Shani melipat tangannya kemudian ikut tidur dengan posisi yang sama seperti Gracia. Dia menatap calon pasangannya dengan intens. Hidung mancung dan bibir tebalnya menarik perhatian Shani.

"Jangan menatapku seperti itu," ucap Gracia tanpa repot membuka mata.

Shani mengangkat kepalanya, terkejut karena suara Gracia yang membuyarkan segala lamunannya.

"Hari ini kamu akan latihan dengan bunda, mau aku antar?" tanya Gracia.

"Latihan apa? Aku tidak diberi tahu apapun," heran Shani.

"Tentu saja untuk penobatan. Bunda juga ingin mencarikan gaun untuk kamu pakai nanti," jawab Gracia.

"Ah baiklah, kalau begitu ayo antar aku."

"Dengan senang hati ratu, ayo genggam tanganku,"Gracia berdiri kemudian mengulurkan tangannya ke Shani.

"Kamu makin romantis tiap harinya," kekeh Shani menerima uluran tangan Gracia.

"Aku akan membuatmu bahagia sepanjang waktu ketika denganku."

"Selama kamu masih di sampingku dalam keadaan baik-baik saja, aku akan selalu bahagia."

"Dengar, kamu lebih romantis daripada aku dalam membuat kata-kata."

"Itu karena kamu."

"Semua karena aku. Ngomong-ngomong, aku penasaran dengan cara hidup manusia diluar sana. Apa mirip seperti kami?"

"Tidak jauh beda, tapi manusia memiliki teknologi canggih yang dapat memudahkan kehidupan kita sehari-hari. Jadi saat aku masuk daerah ini, kesan pertama yang ada di otakku adalah kuno. Maaf untuk itu."

"Teknologi? Aku jadi ingin tahu seperti apa."

"Kamu mau coba ke dunia manusia?"

Gracia menatap Shani dengan tatapan berbinar kemudian mengangguk semangat.

"Kapan-kapan kita kesana."

"Iya, tapi jangan bilang ayah ya. Nanti aku dihukum," bisik Gracia.

"Lho, memangnya kamu tidak boleh ke dunia manusia?"

"Tidak, rumah kakek Sakti itu pengecualian."

"Baik lah, tapi jangan berulah dan menggunakan kekuatanmu seenaknya jika kesana."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY PERFECT MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang