Chemistry

0 0 0
                                    

Pagi itu tak terlihat AA difoto, langsung reflek tanya Ustadz apakah sakit AA ku, benar Dua hari yang lalu aku sakit ternyata AA pun sama sakit tapi ustadz Ibnu menyambung bahwa Kadi sudah lebih baik, Ah......ternyata Chemistry emak dan anak itu ada,  Believe it or not, Aa dan aku sakit di hari yang sama dan selama 4 atau 3 harian mulai sehat kembali.

Bukanya tak rindu, bukanya tak peduli, aku sama ustadz tak banyak interaksi digroup, kecuali ungkapan terima kasih atas foto-foto dan kegiatan-kegiatan yang di share ustadz digroup. Banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan tapi semua itu diurungkan,......aku berfikir Ustadz itu sangat luar biasa, aku menjaga satu anak lelaki saja ada marahnya, Ustadz menjaga 30 anak laki-laki.....kebayang kan seperti apa? jadi lelahnya, gregetnya mungkin bisa jadi 30 x lipat dari para orang tua dirumah. Dan hebatnya lagi ustadz-ustadz Ponpes masih sangat muda-muda dan unyu-unyu bin imut-imut. SALUT, para Ustadz lebih fokus karena sepertinya masih lajang.

Pola hidup sederhana ditanamkan dipondok, dengan segala sesuatu dilakukan sendiri, AA hidup dengan orang tua tunggal, jadi sudah terbiasa, kalau dari kemandirian, AA juga sederhana dari kecil, dan setiap yang dimakan AA selalu teliti dengan kehalalannya. Dipondok aturan seperti itu jadi tidak terlalu menganggu Daily Life Habit nya AA, karena dengankupun AA sudah seperti itu.

Pernah suatu hari diusia AA 8 tahun, aku pulang kerja sekitar jam 2,30 siang saat itu, tiba-tiba  Pak Ajun supirku bicara kalau dia melihat AA dan dua temanya dibawah terik matahari, Pak Ajun menunjuk Kearah AA dan teman-temanya. " Tunggu didepan dikit Pak, berhenti terus tolong panggil 3 anak itu  Pak".
3 sekawan itupun naik dan menunduk seolah merasa salah, aku tidak akan menyalahkan apa-apa, aku diam sejenak sambil berfikir mulai darimana pembicaraanku?
" Kalian darimana?" Asli tercium bau panas matahari dari badan mereka.
" Jualan Donat Kentang,  Bun " Jlep....hatiku kaget,  kok bisa ya. " Terus Dapet berapa? " " Ini bun 24 ribu,  nanti kita dapet 8 ribu/ orang " AA menimpali. " Uangnya untuk apa?  " " Iki mah buat beli LKS matematika, Bun" Iki teman paling dekat AA dirumah. Rengga anak Teh Nenah,  pembantu setia dirumah. " Bunda ngga marah sama kita?" " Kenapa marah, itu kan kalian belajar mencari uang itu rasanya bagaimana, hanya kalian kan masih anak-anak, belum saatnya untuk hal ini walau itu positif". " AA juga merasakan panas dan haus bun karena tugas AA berteriak Do....nat Ken...tang ".
Masha Allah, hatiku menangis dibagian terdalam.

Nah dengan kemandirian AA sejak dini itu terlatih, Sedikit menenangkanku. Tapi pola belajar AA kan kinestetik, yang harus belajar dengan hal yang real terjadi. Bagaimana di Ponpes ya?  Biasanya AA selalu menjadikanku tempat berdiskusi, membahas apa saja yang memang ingin diketahuinya , bukan meragukan Ustadznya, aku yakin AA tidak akan berani sedekat itu sama ustadznya, tidak seperti ke emaknya.

Tears for HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang