4

119 10 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

📒 Robin tidak suka

Saat ini aku dan rian berada di kantin sekolah sudah hampir sebulan rian bersekolah bersamaku bahkan satu kelas denganku.

Rian makan dengan tenang walaupun matanya terus saja bergerak menatap tajam setiap siswa yang melintas.

"Robin adikmu galak sekali." Ucap Luffy.

"Yah emang begitu." Ucapku.

Makan siang hanya ada kerusuhan dari luffy yang merebut setiap makanan teman-teman membuat aku terkekeh geli.

"Oi luffy!" Panggil Rian.

"Nani?" Tanya Luffy.

"Terimakasih ya sudah menjaga kakakku." Ucap Rian.

"Shishishi bukan masalah." Ucap Luffy.

"Dan kau marimo diam-diam melindungi kakakku juga ya kuucapkan terimakasih." Ucap Rian.

"Luffy yang menyuruhku." Ucap Zoro.

"Kau ini teman luffy atau babunya luffy sih?" Heran Rian.

"Luffy seperti adikku dan dia juga sahabat masa kecilku." Ucap Zoro.

"Oh." Ucap Rian.

"Alis keriting terimakasih melindungi kakakku juga." Ucap Rian.

"Ya." Ucap Sanji malas.

"Ngomong-ngomong rian sudah memiliki pacar belum?" Tanya Usopp.

"Capek pacaran mulu. Aku mau nikah saja." Ucap Rian.

"Tipemu seperti apa rian?" Tanya Nami.

"Hm baik, pengertian, mandiri dan menyayangi kedua wanita yang kusayangi." Ucap Rian.

"Oh itu seperti hancock." Ucap Luffy.

"Tidak mau." Ucap Rian.

"Aku cintanya violet-san." Ucap Rian.

"Kau ini tidak tahu diri rian mana mau violet-chan denganmu." Ucap Sanji.

"Aku tidak berharap lebih dia putri bungsu salah satu pengusaha terkenal sedangkan aku hanya seorang rakyat biasa." Ucap Rian.

"Lagipula kekasihku itu anak seorang pengusaha tapi berhasil aku dapatkan." Ucap Usopp.

"Masalahnya kaya itu sudah cinta mati denganmu usopp bahkan kulihat kaya tipikal gadis yang lebih memilih mencari kenyamanan." Ucap Rian.

Jam istirahat hanya diisi dengan canda tawa saja yah memang rian bisa mudah akrab tapi akan sangat galak kalau ada yang mendekatiku.

Di kelas aku memperhatikan guru dengan tenang berbeda dengan rian yang malas memperhatikan guru lebih sering melihat kearah jendela.

Bel pulang berbunyi aku yang sudah membereskan segalanya dan aku merasakan ada yang tiduran di bahuku kulihat itu surai rambut rian.

"Neechan mau bobo." Ucap Rian.

"Kita pulang dulu ya." Ucapku.

"Rasanya mau digendong." Ucap Rian.

"Saat kamu kecil aku masih sanggup tapi saat ini tidak bisa rian." Ucapku.

"Baiklah." Ucap Rian.

Aku dan rian pulang bersama-sama dan aku hanya memaklumi sifat rian yang tidak suka kepada para pria yang melihat kearahku.

Tiba-tiba ada mobil memberhentikan langkah kaki kami berdua tapi saat melihat orang yang keluar dari mobil membuat aku kesal.

"Untuk apa kau kesini bajingan?" Tanya Rian datar.

"Kau semakin kurang ajar rian!" Kesal Touchan.

"Cih gak sadar diri kau bajingan." Ucap Rian remeh.

"Kau tidak kapok juga ya aku cambuk ratusan kali tahun lalu!" Kesal Touchan.

"Cambukan darimu hanya seperti digigit semut." Ucap Rian.

"Jangan lupakan para jalangmu itu heh!" Ledek Rian.

"Kau juga akan mengikuti sifat brengsekku rian!" Kesal Touchan.

"Idih ogah mending menikah sekali saja." Ucap Rian.

"Kau seharusnya mengikuti nama keluargaku bukan nama keluarga ibumu!" Protes Touchan.

"Idih ogah mengikuti nama keluarga pria brengsek sepertimu." Ucap Rian.

"Rian ayo pulang!" Ajakku.

"Tapi neechan dia." Ucap Rian.

"Lupakan." Ucapku.

"Robin kau baik-baik saja?" Tanya Touchan.

"Ya aku baik touchan." Ucapku.

"Neechan tidak perlu memanggil dia ayah itu tidak pantas sama sekali." Ucap Rian.

"Kami pamit touchan." Ucapku.

Aku menarik tangan kanan rian untuk segera menjauh dari touchan malas berurusan dengannya lagi setelah perceraian kedua orang tua kami memang hubungan rian dan touchan sangat renggang.

Di rumah aku menatap tajam rian membuatnya menunduk melihat tatapan mataku dan aku tidak peduli sama sekali.

Aku mendekat kearah rian dan mencubit perutnya membuat rian kesakitan tapi aku hanya diam saja tidak mendengarkan itu semua.

"Hiks gomen hiks ian hiks salah hiks." Tangis Rian.

"Jangan mengatakan kata kasar itu tidak baik." Nasihatku.

"Hm hiks gomen hiks." Tangis Rian.

Aku melepaskan cubitan di perut rian dan rian membuka sedikit kemeja sekolahnya kulihat memerah membuat rian cemberut.

"Tadaima." Ucap Olivia.

Rian langsung memeluk tubuh sangat erat dan menangis dalam diam membuat olivia mengernyitkan dahinya bingung akan hal itu.

"Adikmu melakukan kesalahan apa robin?" Tanya Olivia.

"Tadi kami berdua bertemu touchan cuma perkataan rian kasar terus kepada touchan." Ucapku.

"Tidak boleh ya." Ucap Olivia.

"Hm." Gumam Rian.

"Tidur siang bersama kaachan ya." Ucap Olivia.

"Iya mau." Ucap Rian.

Olivia dan rian pergi ke kamar olivia sementara aku hanya terkekeh geli di balik sifat rian yang galak dia masih seperti anak kecil yang mudah menangis akan suatu hal.

📒 Apabila rian mengatakan kata-kata kasar

Nr Twins

~ 19 Oktober 2022 ~

✔️ Nico Robin Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang