8

81 9 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

📒 Robin sebenarnya

Aku tidak habis pikir dengan jalan pikiran rian tentang menerima mihawk sebagai ayahnya, namun ternyata pilihan dia tidak salah selain menyayangi rian dia juga menyayangiku.

"Neechan! daddy bawa hadiah lagi!" Pekik Rian.

Rian menarik tangan mihawk masuk ke dalam rumah yah keluarga kami seperti keluarga yang harmonis, setelah kehadiran mihawk aku bisa melihat sisi manja rian saat dia kecil dulu sebelum perpisahan kedua orang tua kami.

"Daddy membelikan apa untukku?" Tanya Rian antusias.

"Hp iphone keluaran baru, laptop dan beberapa kaos untukmu." Ucap Mihawk.

"Neechan dibelikan juga?" Tanya Rian.

"Tentu dong." Ucap Mihawk.

Aku senang melihat sosok rian yang kembali seperti masa kecil dulu karena kulihat sejak perceraian kedua orang tua kita berdua dia sedikit menutup dirinya.

"Robin untukmu yang paper bag cokelat ya." Ucap Mihawk.

"Terimakasih paman." Ucapku.

"Panggil daddy seperti adikmu." Ucap Mihawk.

"Baiklah daddy." Ucapku.

"Mihawk-san kau datang lagi." Ucap Olivia.

"Menjenguk kedua anakku." Ucap Mihawk.

"Daddy dan kaachan menikah saja." Ucap Rian polos.

"Eh?!" Kaget Olivia.

"Ide bagus tuh." Ucap Robin.

"Kalau olivia-san setuju kita bisa menikah segera." Ucap Mihawk.

"Ayo kaachan kita menjadi keluarga utuh lagi!" Pekik Rian.

"Baiklah." Ucap Olivia.

"Sebentar aku akan menyuruh anak buahku menyiapkan pernikahan." Ucap Mihawk.

"Langsung sekarang daddy?" Tanya Rian.

"Lebih cepat lebih baik." Ucap Mihawk.

"Daddy tidak sabarin sekali sih kayaknya efek kelamaan jadi duda beginilah." Ucap Rian.

Mihawk menyentil kening rian karena ucapannya barusan dan aku tertawa melihat wajah cemberut mihawk. Ucapan mihawk benar kalau dia menikahi olivia hari ini.

Beberapa bulan kemudian

Aku sedang melihat mihawk bersama mihawk berlatih pedang di halaman belakang rumah. Mihawk sengaja melatih rian agar tidak mudah dikalahkan musuh.

"Daddy haus!" Rengek Rian.

"Sekali lagi rian jangan cengeng kamu!" Tegas Mihawk.

"Hmph." Ucap Rian ngambek.

Rian dan mihawk kembali berlatih kulihat mereka malah tertawa bersama saat latihan berlangsung suatu hal yang jarang dihabiskan touchan untuk rian.

Selesai latihan kami semua makan malam bersama-sama dan rian tiduran di paha mihawk begitu saja sambil membaca dokumen yang diserahkan mihawk.

"Angka nya kebanyakan daddy buat pusing." Keluh Rian.

"Perusahaan besar memang begitu." Ucap Mihawk.

"Sayang ayo minum teh dulu biar rileks." Ucap Olivia.

"Iya sayang." Ucap Mihawk.

"Kaachan aku mau susu." Ucap Rian.

"Nih susu kotak kesukaanmu." Ucap Olivia.

Olivia duduk di sebelahku dan aku hanya menyenderkan kepalaku di pundak mihawk. Aku fokus membaca buku tentang pengetahuan dan aku merasakan mihawk mengelus surai rambutku.

"Lulus sekolah kalian akan memilih kampus apa?" Tanya Mihawk.

"Kampus yang dekat saja aku malas ke luar negeri." Ucap Rian.

"Lalu robin?" Tanya Mihawk.

"Aku mendapatkan beasiswa di salah satu kampus di Amerika." Ucapku.

"Keren!" Pekik Rian.

"Jalan-jalan yuk!" Ajak Rian.

"Tumben sekali." Ucapku.

"Bosan di rumah aku mau berlarian di taman misalnya." Ucap Rian.

"Ya sudah ayo." Ucap Mihawk.

Kami semua menuju ke taman dekat kota menggunakan mobil, dan rian malah mengeluarkan kepalanya saat mobil berjalan, jadi mihawk menarik tubuh rian agar duduk dengan tenang.

Di taman rian bermain sepakbola bersama anak-anak yang bermain disana. Rian seperti anak kecil saja dan aku terkekeh geli melihat itu semua.

"Terimakasih daddy." Ucapku.

"Sama-sama." Ucap Mihawk.

"Kalian berdua benar-benar seperti ayah dan anak." Ucap Olivia.

"Daddy ayo bermain bersama-sama!" Pekik Rian.

"Tidak." Ucap Mihawk.

Kami semua di taman sampai sore hari menunggu rian selesai bersenang-senang, saat matahari akan terbenam rian berlari kearah kami pasti dia kelelahan.

Rian nampak kesal saat melihat objek yang dilihat dia ternyata itu touchan bersama keluarga barunya. Aku mengelus tangan rian yang kesal dia melihatku sejenak dan aku tersenyum kepada rian.

"Kita sudah memiliki keluarga baru juga jangan sedih lagi ya." Ucapku.

"Iya benar." Ucap Rian.

Rian memang anak yang ceria namun dibalik itu semua aku sering memergoki rian menangis saat malam hari ingin merasakan kasih sayang seorang ayah, dan saat aku mendatanginya rian pasti akan mengatakan baik-baik saja.

Korban perceraian orang tua yang paling terkena dampak besar yah seorang anak namun aku dan rian tidak mau mendengar pertengkaran kedua orang tua kami setiap harinya.

📒 Senang melihat rian tersenyum

Nr Twins

~ 14 November 2022 ~

Cepat update aku kehabisan kouta

✔️ Nico Robin Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang