Part 2: Friend With Benefit

936 55 2
                                    

BE MINE PART 2

Moon Cafe terlihat masih sedikit ramai. Jam sudah menunjukkan pukul 10 kurang seperempat ketika lima pemuda tampan di sofa itu beranjak pergi meninggalkan dua pemuda lain yang masih sibuk dengan pikirannya masing-masing. Mereka terlihat enggan untuk meninggalkan satu sama lain.

Sebenarnya jika keduanya bisa saling membaca pikiran, isinya sama. Mereka rindu berbagi ranjang.

Sudah genap dua minggu mereka tidak memiliki 'kesempatan' bahkan hanya untuk sekedar bertemu.

Keduanya mempunyai kesibukan masing masing. Mereka sama sama mahasiswa tingkat akhir yang disibukkan oleh mata kuliah praktek. Selain itu mereka juga berkuliah di kampus yang berbeda. Teman-teman merekalah yang membuat keduanya bertemu.

**Flash back satu bulan yang lalu**

"Hyunsuk. Ikut nongkrong nanti malem?"
Yang dipanggil Hyunsuk terlihat berpikir sebentar. Kemudian setelah yakin tak mempunyai janji bertemu siapapun dia mengangguk.

"Ok. Ditempat biasa kan?"

"Nope. Kita mau nongkrong di Moon Cafe. Soalnya mau ketemu sama temen-temen Changbin dari univ sebelah."

"Oooh, ok. Shareloc aja ya. Nanti gue kesana."

"Sip."

.
.
.

Atensi Hyunsuk hanya tertuju pada satu orang yang duduk di samping Soobin di sofa seberang. Lelaki dengan senyum kelewat manis itu memiliki mata sipit yang ber-iris boba hitam dan bibir tipis. Wajah dengan pahatan sempurna bak sebuah mahakarya.

Lelaki yang menyita perhatian Hyunsuk itu cuma diam sembari meneguk minuman dengan kadar alkohol rendah dan kadang tertawa saat temannya membuat lelucon. Namun, Hyunsuk tau kalau sedari tadi anak itu mencuri pandang kepadanya dan mencoba membuat kontak mata dengannya.

Hyunsuk ingat saat berkenalan tadi dia memberitahu kalau nama dia Jihoon. Jurusan TIK dari universitas sebelah.

Tak ada percakapan tapi keduanya saling membuat kontak mata, menggoda satu sama lain lewat tatapan. Hingga saat semua orang pergi, keduanya masih disana karena merasa enggan untuk beranjak.

"Jihoon ya?" kata Hyunsuk  basa basi untuk memecah hening. Ia ingin kenal lebih dekat dengan pemuda yang kelewat tampan ini.

"Eum~ ya....Hyunsuk?" jawab Jihoon.

Hyunsuk mengangguk.

"Can I call you Ji? (Boleh aku panggil Ji?)"

"Boleh. Can I call you only Suk?"

"Tentu. That sounds cute."

"Boleh buatin minuman?" pintanya.

"Sure." Kemudian dengan cekatan Jihoon menuang beberapa jenis minuman alkohol yang masih tersedia di meja, sisa milik teman-temannya, dengan takaran yang pas. Lalu, ia memberikannya pada Hyunsuk.

Hyunsuk menghabiskannya dalam satu tegukan. Ia mengelap beberapa tetes air yang tak berhasil masuk ke mulutnya.

"Belajar dari mana?" tanya Hyunsuk.

"Eumm~ Menurut feeling aja."

"I see.... "

"Aku bisa bikin yang lebih enak. Mau coba?"

Hyunsuk terlihat tertarik tapi kemudian dia tersenyum miring. Ia menggeser duduknya mendekati Jihoon. Kemudian berbisik,

"Tapi bibirmu keliatannya lebih enak. Boleh coba?"

Jihoon terkekeh.

"Coba di rumah mau?"

Hyunsuk tentu setuju.

Kemudian keduanya menghabiskan malam yang panas di rumah Jihoon. Membuat si pemuda kecil itu hampir tak bisa bangun keesokan harinya.

***Back to Present***

"Mau ke rumahku lagi?" kali ini Jihoon membuat suara duluan. Sepertinya dia benar-benar merindukan manisnya pemuda yang kini juga tengah menatap dirinya.

Hyunsuk memandang Jihoon ragu. Besok dia harus bertemu pembimbing jam 10. Tapi kapan lagi dia bisa bertemu Jihoon.

"Tapi jangan terlalu kasar. Aku ada janji ketemu pembimbing besok." Hyunsuk akhirnya setuju.

Jihoon tersenyum manis. Dia tak bisa menjanjikan hal itu tapi dia akan berusaha.

"Akan kucoba."
.
.
.

Hyunsuk menunggu Jihoon di kamar yang cukup luas itu. Ia ingat wanginya masih sama seperti terakhir kali ia kesini. Menghabiskan malam panas yang kedua kalinya bersama Jihoon. Berarti kalau dihitung sudah 3 kali ia berkunjung ke sini.

"Mana sih. Lama banget. Tinggal nih." Lelaki itu berteriak.

"Klek." 

Pintu terbuka. Menampilkan Jihoon yang mengenakan kaos lengan pendek hitam dengan rambut basah.

"Ngapain mandi? Kelamaan."

"Biar seger. Biar manisku suka." Jihoon memeluk pinggang kecil milik Hyunsuk dan mulai mengecup potongan leher pemuda itu yang membuat si pemilik menggeliat.

"I miss you...my cutie pie... " desis Jihoon sembari tetap mencoba menciup tiap inci leher hyunsuk yang telah menjadi candu baginya.

Hyunsuk menggeliat, menikmati setiap sentuhan pemuda yang lebih muda itu berikan padanya.

"I love you. I miss you. Can I-"

Bisikan Jihoon terhenti ketika lelaki dipelukannya mengubah posisi menjadi  menghadap ke arahnya. Kemudian dengan tegas berkata,

"Jihoon. Inget kan apa yang pernah kubilang? Kita cuma temen. Jangan berharap lebih kalau kamu nggak mau sakit hati. Kuharap kamu bakal selalu inget. "

"Euum~~ I know. Tapi boleh kan kalau aku menikmati momen pas lagi bareng sama kamu? Aku boleh lakuin apa aja, kan?"

"Sure. Tapi jangan anggep aku lebih dari temen. Aku takut kamu berharap lebih dari itu."

Jihoon tersenyum kecut dan mengangguk, kemudian melanjutkan agenda ciumannya.  

Mereka saling bertaut dan mengerang. Kamar temaram itu kini dipenuhi oleh suara desahan napas  dan decakan dari kedua lelaki yang saling membagi saliva dan keringat. Terkadang juga deritan ranjang ketika mereka bergerak terlalu keras. Mengulang adegan dua minggu lalu dengan rasa rindu yang telah sampai pada puncaknya.

Ini asjskskkksksksk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini asjskskkksksksk

BE MINE || HOONSUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang