[REVISED]
about hyunsuk and jihoon who actually love each other but....
warn. hoonsuk bxb
Park Jihoon
Choi Hyunsuk
📌light conflict
Free reading📲
Bahasa Indonesia
🏆
#1 treasurebxb
#1 jisuk
Setelah semua aktivitas di kampus selesai, tanpa pikir panjang Hyunsuk segera melesat dengan si hitam kesayangannya ke kediaman Jihoon. Ia sudah hafal rutenya.
Ia tak mau membohongi diri sendiri kalau dia merindukan Jihoon. Walaupun puluhan kali Hyunsuk berkata bahwa ia sedang mendekati Miss Hana tetapi yang selalu ia pikirkan akhir-akhir ini hanyalah Jihoon. Salahkan Miss Hana yang juga selalu menyelipkan Jihoon disetiap pertemuannya dengan Hyunsuk. Menceritakan banyak fun fact tentang Jihoon ke Hyunsuk.
Hal itu membuat Hyunsuk frustasi. Ia ingin menghilangkan Jihoon dari hidupnya.
Tapi bukan sekarang. Karena sekarang ia adalah fans berat seorang Jihoon menggunakan blazer dan kacamata. Setelah ia puas melihatnya, Hyunsuk akan benar-benar mendekati Miss Hana dengan serius.
Hyunsuk mengetuk pintu dan setelah beberapa saat menunggu, pintu terbuka dan ia dengan segera masuk.
"I know you'll come baby."
Fuck. Fuck. Jihoon knows my weakness.
Hyunsuk mengumpat dalam hati ketika melihat penampilan Jihoon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Miss me yet?"
Fuck.
Hyunsuk terus mengumpat dalam hari karena Jihoon tanpa aba-aba mendorongnya ke tembok dan menatap matanya intens.
"What you do?" kata Hyunsuk dengan sedikit gemetar. "You guess."
"Seduce me?" "Almost correct."
Hyunsuk jengah. Dia tau Jihoon sedang bermain-main dengannya. Tapi untuk apa? Balas dendam.
"Tell me fairly. What you want??" "Can I tell you what I want? Gak pernah berubah kok. Gue mau lo jadi milik gue. That's it."
Hyunsuk mendorong Jihoon keras setelah Jihoon mengatakam hal itu.
"Shut the fuck up. Gue udah bilang-"
"Jangan mengharap lebih dari teman? Do you think I can?? Gue bukan lo yang dengan gampangnya bilang buat lupain orang yang udah tidur sama lo. Gue bukan lo yang dengan entengnya bilang ke parter sex lo kalau kita cuma temen. Bukan. Mungkin lo pikir gampang buat ngelakuin itu semua. Tapi ga buat gue. Lo udah masuk ke hidup gue dan sejak saat itu gue udah netepin kalau lo bakal jadi milik gue. Suka atau ga, gue bakal buat lo jadi milik gue. Camkan itu Choi Hyunsuk."
Hyunsuk kicep mendengar rentetan kalimat Jihoon. Bukankah dia sudah bilang? ARHHHH
Kenapa jadi begini?
Saat Jihoon mulai menciumi potongan lehernya, Hyunsuk seperti biasa mulai menggeliat geli. Wangi rambut Jihoon semerbak menerobos hidungnya.
Persetan dengan kata-kata Jihoon barusan.
Hyunsuk hanya merindukannya untuk saat ini. Jadi dia menurut ketika Jihoon menariknya ke dalam kamar yang sudah empat kali ia kunjungi itu. Kembali menghabiskan malam yang berkeringat itu dengan pemuda yang sama.
Namun, kali ini Jihoon seperti tak punya belas kasih. Ia mencium, menggigit, dan mencakar sana sini dengan kasar. Membuat erangan dan desahan dari pria lolos dari mulut pria yang lebih tua. . . . .
Matahari mulai meninggi tapi pemuda bersurai hitam itu enggan untuk sekedar membuka mata. Ia sudah sadar sejak sepuluh menit yang lalu tapi ia sangat malas karena seluruh tubuhnya terasa sangat sakit. Ia seperti habis lari marathon semalam.
Selain itu, beberapa bagian kulitnya juga terasa perih bekas gigitan dan cakaran Jihoon semalam. Hyunsuk yakin seluruh badannya penuh dengan bekas merah.
Hyunsuk tak tau apa yang merasuki Jihoon hingga bisa sampai sekasar itu. Ia bahkan tak mendengarkan ketika Hyunsuk bilang berhenti. Hyunsuk tak tau, jika ia tertidur atau pingsan karena kelelahan.
"Ssshh."
Hyunsuk mendesis ketika tak sengaja berpindah posisi dan merasan sakit pada bagian pinggangnya.
"Now you woke up?" Suara itu semakin membuat Hyunsuk malas untuk membuka mata. Tapi ia ingin mengomel. Jadi dia dengan berat membuka mata dan memandang sinis orang yang ternyata sudah bangun dan hanya mengenakan celana panjang yang sedang mengerjakan sesuatu dilaptopnya.
"Kenapa kasar banget semalam?"
Jihoon terkekeh. Dia menoleh dan memandang Hyunsuk remeh.
"Biar lo dapet pelajaran."
"Gue ada kelas hari ini anjing."
"Tinggal skip. Terus kita lakuin lagi. Gimana?"
"Bangsat lo."
"Ketularan lo."
Skak mat. Hyunsuk kini memilih diam dan berusaha sekuat tenaga untuk bangkit. Jihoon tak ada niat sedikitpun untuk menolong lelaki yang kini tampak tak berdaya itu.
"Ji. Lo ga punya rasa tanggungjawab sama sekali ya? Bantuin gue kek."
Itu yang Jihoon tunggu. Dia ingin Hyunsuk mengatakan itu.
"Lo sendiri gimana? Punya rasa tanggung jawab?"
Hyunsuk berdecak. "Bukan saatnya bahas itu please. Tolongin gue dulu ke kamar mandi. Gue ga bisa jalan gara-gara lo." Hyunsuk mau nangis rasanya.
Jihoon mana tega membiarkan anak itu memasang puppy eyes yang berkaca-kaca. Dia jadi ngerasa udah keterlaluan. Jadi, dia kemudian meninggalkan pekerjaannya dan memapah Hyunsuk ke kamar mandi.
"Ok. Thanks." Jihoon kembali ke pekerjaannya. Membiarkan Hyunsuk mengerjakan sisanya sendiri karena kalau dia yang ngerjain bisa-bisa anak itu pingsan lagi.
Sebenarnya Jihoon juga tak tau apa yang membuat dia begitu marah pada Hyunsuk semalam. Ia seperti sedang meluapkan amarah yang telah ia pendam kepada anak itu. Kini Jihoon merasa bersalah tapi juga puas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.