Pertemuan Pertama

151 10 7
                                    

Dirumah Jihan
Hari ini adalah hari Sabtu dimana setiap hari Sabtu Jihan selalu memandu acara amal dan tak lupa hari ini Jihan juga mengajarkan ilmu agama kepada anak - anak di TPA. hari Sabtu ini Jihan merasa sangat berbeda karena langit tidak seperti biasanya dan agak sedikit mendung.
"ibu , Ayah Jihan pamit pergi dulu mau ada acara amal dan juga mengajar TPA Jihan pamit pergi ke masjid dulu iya ibu, ayah" sambil melontarkan senyum dan berpamitan kepada kedua orangtuanya Jihan lalu bergegas menuju ke arah masjid yang tidak begitu jauh dari arah rumahnya belum sampai di depan masjid hujan deras pun turun Jihan harus menyebrang jalan terlebih dahulu agar sampai di pintu utama masjid tapi jejak kaki Jihan malah berhenti di sebuah wihara yang letak nya berada persis di sebrang jalan

Di Depan Wihara
Tangan Jihan tidak sengaja ditarik oleh seseorang lalu seseorang itu memberikan sebuah payung berwarna biru kepada Jihan
"Pakailah payungku itu agar kamu tidak kehujanan kan kasihan kalau ada acara besar semua orang menatap kamu dan melihat baju kamu yang basah kuyup begitu sudah ambil payung ini dan lekas pergi kalau tidak nanti kamu terlambat"kata seorang pria yang tidak Jihan kenal tapi sangat familiar suara nya sambil mengambil payung berwarna biru itu Jihan pun berkata "aku akan mengembalikan payungmu aku janji bisakah kita bertemu ditempat ini lagi?" Sebelum Jihan bertanya pria itu sudah masuk ke dalam mobil mewah dan Jihan sudah tidak melihatnya lagi.

Area Sekitar Masjid
Akhirnya jihan menggunakan payung berwarna biru dari pria yang tidak dikenalnya itu dan langsung masuk ke dalam masjid memulai acara amal dan mengajar mengaji seperti biasanya. sepulang dari masjid Jihan melewati wihara megah dan mewah itu sambil berharap dan berkata didalam hati kalau dia ingin sekali mengucapkan terimakasih kepada pria yang membantunya hari ini dan memberikan nya payung berwarna biru.

Dirumah Jihan
Sesampainya dirumah Jihan kembali melanjutkan aktivitasnya menonton sebuah acara kontes menyanyi Jihan sangat menyukai seni dia sering sekali menonton acara melukis,menari, menyanyi bahkan menonton acara pertunjukan seni lain nya dan Jihan pun kadang sampai tertidur serta terkantuk - kantuk karena menonton acara itu bisa sampai tengah malam.

Area Masjid
Ke esokan harinya di hari Minggu Jihan kembali lagi dengan aktivitasnya seperti biasa berada di masjid beribadah kepada Allah dan mengajarkan ilmu agama kepada anak - anak TPA tapi pikiran Jihan tidak fokus dia masih menunggu untuk bertemu dan mengutarakan rasa terimakasih nya kepada pria yang ia temui di wihara sampai pada akhirnya lamunan Jihan pun dibangunkan oleh suara petasan yang berasal dari wihara.
"Di wihara depan itu akan ada acara besar tau ibu guru Jihan seperti nya akan ada acara pernikahan dan orang muslim seperti kita bisa masuk kedalamnya karena dibuka untuk umum" kata salah satu anak murid Jihan.
Jihan meminta anak - anak nya untuk fokus kembali ke pelajaran sedangkan dirinya malah fokus ke arah wihara dimana tempat ia bertemu dengan sosok suara yang familiar tapi orangnya tidak pernah ia temui Jihan merasakan hal aneh di dalam dirinya.

Area Sekitar Wihara
selesai mengajar Jihan akhirnya memberanikan diri masuk ke area tempat ibadah orang Budha walaupun sangat terlihat jelas Jihan memakai hijab dan berpakaian syar'i layaknya wanita muslimah yang shalehah dan taat. Tapi Jihan tidak menghiraukan lingkungan sekitarnya dirinya hanya fokus kepada satu orang yang berdiri melihat pertunjukan barongsai.jihan menebak orang yang sedang menonton pertunjukan barongsai itu adalah pria yang memberikan nya payung berwarna biru saat hari Sabtu di wihara lalu Jihan memberanikan diri dan bertanya
"Permisi apakah kamu pria yang memberikan aku payung berwarna biru dihari Sabtu kemarin?" Kata Jihan dengan syara teriakan nya karena kondisi di wihara sungguh sangat ramai dengan alunan musik pengiring barongsai yang disetel amat sangat kencang. Pria itupun melihat ke arah Jihan dan berkata "kita bertemu dan berjumpa lagi ditempat ini apakah ini sebuah takdir?" Kata pria itu dengan senyuman diwajahnya
"Hah apa katamu aku tidak mendengar nya disini sangat berisik bisakah kita pindah saja ke area depan masjid yang tidak begitu ramai agar aku bisa mendengar apa yang kamu katakan" sahut Jihan.
Pria itupun mengikuti Jihan dan berada dibelakang Jihan untuk segera bergegas menuju ke masjid yang tidak berisik dan sangat tenang.

My Love FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang