Benteng Yang Tinggi

11 1 0
                                    

Di Halaman Depan Masjid
Selesai menunaikan shalat, Erlan mengajak Jihan untuk pulang kerumah. Erlan pun mengantarkan Jihan pulang kerumah. Erlan dan Jihan berjalan kaki dari halaman depan masjid ke arah rumah Jihan. Di perjalanan pulang Jihan dan Erlan berbincang tentang kehidupan Erlan selama berkuliah di Mesir, karena terlalu asyik berbincang tanpa disadari ada sepeda motor yang melaju dengan sangat kencang dan hampir menabrak Jihan. Untungnya Erlan dengan sigap menarik Jihan dan menghindari kejadian yang tidak di inginkan.
"Terimakasih banyak Erlan"
"Jihan,kamu nggak apa-apa kan?"
"Iya aku nggak apa-apa kok Erlan"
"Maaf iya neng saya buru-buru"
"Lain kali kalau buru-buru tetap hati-hati dan lihat-lihat iya bapak"
"Udah Erlan,aku nggak apa-apa kok yaudah bapak hati-hati dijalan iya"
"Ji,kamu kenapa sih baik banget wajar sih kalau abi sama umi jodohin aku sama wanita baik dan cantik kayak kamu. Kamu tuh kayak bidadari surga tau ji"
"Lan,kamu tuh iya muji nya terlalu berlebihan yaudah yuk anterin aku pulang kerumah sebelum magrib soalnya ibu sama ayah pasti udah nungguin aku dirumah"

Di Depan Rumah Jihan
Sesampainya di depan rumah Jihan, kedua orang tua Jihan ternyata sudah berdiri menunggu kehadiran Jihan di depan pintu rumah.
"Jihan sayang"
"Assalamualaikum ibu, ayah Jihan pulang"
"Wa'alaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatuh Jihan sayang eh dianterin nih sama nak Erlan gimana kalian berdua merasa cocok dan nyaman satu sama lain kan?"
"Assalamualaikum ibu,ayah"
"Wa'alaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatuh nak,maaf iya ayah sama ibu malah bertanya yang enggak-enggak ke kalian berdua."
"Nggak apa-apa ibu Alhamdulillah Erlan seneng dan bahagia banget bisa bareng sama Jihan seharian ini"
"Yaudah ibu,ayah Jihan masuk ke dalam dulu Iyah"
"Eh Jihan, buru-buru amat ajak masuk ke dalam rumah dulu lah nak Erlan nya"
"Erlan kamu mau mampir masuk ke dalam rumah atau mau langsung pulang?"
"Hush Jihan kamu tuh gimana sih nak aturan suruh nak Erlan masuk"
"Nggak usah ibu,ayah,Jihan makasih soalnya udah sore Erlan harus pulang. Assalamualaikum ibu,ayah,Jihan sampai ketemu besok di TPA iya"
"Maksud kamu apa Erlan?"
"Oh iya, Jihan jadi sebenarnya Erlan tuh bakalan bantuin Jihan ngajar di TPA bareng sama anak-anak juga"
"Tapi tunggu dulu nak Erlan maaf kalau ibu lancang bertanya ke kamu nih kok kamu anterin Jihan jalan sih lah mobil kamu kemana nak?"
"Oh iya ibu jadi tadi mobil yang aku tumpangi sama jihan mogok jadi mobilnya harus masuk bengkel aku dan Jihan naik angkutan umum sampe ke taman makan bareng dan terus pas adzan tadi kita ke masjid menunaikan shalat ibu jadi begitu ceritanya. Kalau begitu ibu,ayah,Jihan aku pamit pulang iya Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"
"Wa'alaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatuh hati-hati dijalan Erlan dan terimakasih Iyah Erlan"
"Iya sama-sama Jihan"
Melihat keharmonisan antara Jihan dan Erlan membuat kedua orang tua Jihan semakin yakin bahwa jodoh yang diberikan oleh Allah SWT untuk Jihan adalah sosok Erlan pria baik dengan title pendidikan yang luar biasa lulusan Al-Ahzar di Mesir.

Di Dalam Rumah Jihan
Jihan langsung bergegas menuju ke arah kamarnya tanpa berkata dan bercerita kepada kedua orang tuanya
"Jihan,tunggu dulu ayah sama ibu mau tau bagaimana ceritanya kamu tadi sama Erlan. Sampai Erlan anterin kamu pulang. Coba kamu cerita dulu ke ayah sama ke ibu"
"Ayah,ibu maaf banget iya ceritanya nanti lagi udah mau magrib soalnya. Jihan juga capek banget"
"Jadi kamu seharian sama Erlan iya nak?"
"Hmmm iya ibu" di dalam hati Jihan pun meminta maaf kepada ibu dan ayahnya. Jihan telah berbohong kepada kedua orang tuanya soal kepergian seharian nya ini tidak hanya bersama dengan Erlan tetapi juga dengan Panji dan juga keluarga Panji.
"Nak,kenapa malah melamun disini? Kalau kamu nggak mau cerita hari ini nggak apa-apa kok Jihan sayang yaudah sana mandi terus siap" shalat magrib iya sayang"
"Iyah ibu,ayah kalau begitu Jihan masuk kedalam kamar dulu Iyah"
"Iya sayang"

Di Dalam Kamar Jihan
Jihan memikirkan bagaimana nasib kisah kasihnya dengan Panji disisi lain kedua orang tuanya amat sangat setuju bila Jihan bersama dengan Erlan. Adzan magrib berkumandang Jihan bergegas menggelar sajadah panjang nya dan menggenakan mukena kesayangan nya
Selesai menunaikan shalat dan berdzikir Jihan melanjutkan dengan membaca ayat suci Al-Quran dan Jihan pun tak lupa memanjatkan doa
"Ya Allah lindungilah keluargaku sayangilah kedua orang tuaku aku tidak ingin menjadi anak yang durhaka tapi bagaimana jika aku tidak mempunyai perasaan apapun kepada pria yang akan dijodohkan oleh kedua orang tuaku. Aku harus bagaimana Ya Allah? Katanya cinta adalah Anugrah apakah salah jika aku mencintai pria yang berbeda agama denganku?"
Jihan menangis sejadi-jadinya. Tidak tahan dengan perasaan yang dialami nya selama ini. Selesai berdoa dan menghapus air matanya Jihan mendapat telvon dari Panji.
"Hallo Jihan, apakah Erlan mengantar kan kamu sampai kerumah dengan selamat?"
"Hallo juga Panji, iya tadi aku hampir ketabrak motor tapi Alhamdulillah ada Erlan yang jagain"
"Syukurlah tapi beneran Jihan tidak kenapa-kenapa?"
"Iyah Panji aku nggak apa-apa kok"
"Besok hari Sabtu kamu pasti ke wihara kan?"
"Iyah Jihan bersama dengan mama dan papa aku besok aku bakalan berdoa buat kebahagiaan kamu dan juga buat mama aku"
Jihan yang mendengar ucapan Panji pun meneteskan air mata
"Jihan kamu menangis? Aku mohon jangan menangis Jihan aku tidak bisa mendengar suaramu yang menangis"
"Maaf Panji. Apakah besok kamu akan bertemu dengan diriku?"
"Iyah Jihan aku pasti akan menemui kamu kita ketemu di halaman depan masjid"
"Nggak usah Panji kamu selalu nemuin aku sekarang gantian aku yang akan nemuin kamu"
"Baiklah kita ketemu di taman air mancur depan wihara iya Jihan"
"Iya Panji sampai ketemu besok"
"Jihan, aku sayang kamu"
"Aku juga"
"Jihan, aku cinta kamu"
"Aku juga Panji"
"Yaudah aku tutup telvon nya iya Jihan sayang"
"Iyah Panji"
Mereka berdua pun mengakhiri panggilan di telvon.

My Love FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang