Marah Tandanya Sayang

11 1 0
                                    

Di Rumah Lama Panji
Jihan memeluk erat foto yang diambil nya dari koper dan tertidur pulas. Panji yang tak sengaja melihat Jihan tertidur tidak tega membangunkannya dan saat Panji ingin meninggalkan Jihan tiba - tiba tangan Jihan meraih tangan Panji
"Aku mohon jangan pergi tinggalin aku, aku cuma punya kamu dan kamu harus ikut ke agama yang aku anut"
Mendengar hal itu hati Panji terhanyut dan Panji merasa bersalah telah jatuh cinta kepada Jihan gadis muslimah yang sangat taat kepada Tuhan dan Agama nya Panji juga merasa bersalah melihat Jihan meninggalkan kedua orang tua nya hanya untuk mempertahankan cinta yang tulus dimiliki oleh Jihan kepada Panji dan tak sengaja air mata menjatuhi pipi Panji ia tidak sanggup melihat semua kejadian ini di depan mata nya.
"Jihan, bangun Jihan"
"Aku mohon mengerti aku jangan tinggalin aku Panji"
Jihan pun terbangun dan tersadar telah menggenggam tangan Panji
"Panji, kamu disini"
"Iya Jihan aku disini, kamu mengingau tadi aku ambilin air putih dulu iya"
"Nggak usah Panji aku nggak apa - apa kok"
"Kamu mimpi apa Jihan? Mimpi aku pergi ninggalin kamu gitu? Aku nggak akan pernah ninggalin kamu kok"
"Hem iya Panji. Oh iya aku boleh kan taruh foto orang tua aku di kamar ini"
"Iyah Jihan nggak apa - apa kok. Anggap aja ini kamar kamu sendiri iya"
"Terimakasih iya Panji aku janji bakalan perjuangin kisah cinta kita sampe kedua orang tua aku setuju kalau aku sama kamu"
"Yaudah kalau gitu ayo kita makan dulu soalnya Bi Ijah udah buatin kita berdua makanan enak untuk makan malam aku juga udah nelvon papa sama mama aku bakalan nemenin kamu disini sampe kamu ngerasa tenang"
"Serius? Kamu udah bilang sama mama papa kamu?"
"Iya serius Jihan mereka udah kasih aku izin lagian juga ada bi Ijah juga kan disini kita juga nggak akan berbuat yang aneh - aneh dan bertingkah yang macem - macem aku bilang sama mama dan papa mau benar - benar ngejagain kamu disini dan mereka kasih aku izin. Aku juga sudah kasih tau ke Annette sama ke Erlan kalau kamu ada disini sama aku dan mereka berdua udah nggak khawatir in soal kamu lagi"
"Sekali lagi terimakasih iya Panji kesayangan nya Jihan yaudah kalau gitu ayo kita makan bareng sama bi Ijah"
"Yaudah ayo"
Panji dan Jihan pun menuju ke ruang makan dan mengajak Bi Ijah turut serta untuk makan bersama dengan mereka berdua
"Non,den ini menu makanan spesial kita ada ayam goreng sambal matah dan juga perkedel kentang spesial buat non cantik dan juga den ganteng ala Bi Ijah"
"Keliatan nya enak banget nih bi terimakasih iya bi udah masakin tapi Jihan malah nggak bantuin bibi masak tadi"
"Nggak apa - apa non, non kan capek mending istirahat aja"
"Besok Jihan bantuin bi Ijah masak iya boleh kan bi?"
"Boleh banget non cantik apa sih yang nggak boleh"
"Yaudah jangan ngobrol terus dong Panji dah laper banget nih mau cobain masakan nya bi Ijah udah lama juga Panji nggak makan disini"
"Iyah den silahkan dicoba dan dinikmati makanan nya"
"Yaudah sebelum makan kita berdoa dulu iya Panji"
"Oke seperti biasa kan Jihan sebelum melakukan sesuatu kita berdoa dulu"
Panji dan Jihan pun mulai berdoa sebelum memakan makanan spesial yang telah dibuat oleh bi Ijah. Bi ijah yang melihat pemandangan tak biasa itu hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kisah cinta antara Panji dan Jihan yang sudah amat sangat jelas terlihat dari cara mereka berdoa tapi kasih sayang dan rasa cinta tulus dari mereka berdua yang membuat perbedaan itu menjadi hal yang indah dan spesial untuk keduanya.
"Alhamdulillah bi Ijah ayo kita makan"
"Oh iya non"
"Bi kok malah bengong sih"
"Maaf den maklum nama nya juga belum di isi"
"Yaudah selamat makan iya bi Ijah dan Jihan kesayangan ku"
"Iya selamat makan"
Panji,Jihan dan juga bi Ijah menikmati makanan nya. Selesai makan Jihan langsung membantu bi Ijah di dapur dan Panji membereskan kamar lama nya yang banyak debu dan terlihat kotor. Jihan pun membantu bi Ijah mencuci piring dan gelas.
"Non, biar bibi aja non cantik mending bantu den Panji aja deh sana"
"Panji itu udah dewasa bi dia pasti bisa sendiri kok"
"Non, kok bisa sih jalanin hubungan sama den Panji? Kan non tau kalau hubungan non itu terlarang banget loh cinta nya bukan lagi beda negara sama beda waktu non tapi beda keyakinan beda agama"
"Hem iya sih bi apa yang bibi bilang itu benar memang dosa dan nggak boleh malah di dalam Islam kan nggak ada istilah pacaran juga bi cuma gimana iya waktu aku nerima Panji tuh benar - benar pure dari hati aku banget bi aku tuh nggak mikirin kita beda ataupun aku juga nggak mikirin kalau sama Panji aku pasti ngerasa aman dan nyaman tapi setiap sama Panji aku selalu bahagia aku selalu ceria walaupun kadang aku nangis juga. Tapi nangis bahagia"
"Bukan nangis sedih non? Bibi tau kok gimana rasa nya jadi non cantik"
"Nangis sedih saat aku berdoa dan beribadah sama Allah sedangkan Panji harus berdoa dan beribadah ke Buddha yang agung aku juga sedih kalau Panji masuk ke tempat ibadah yang beda sama aku bi"
"Aduh non maaf iya malah buat non cantik jadi sedih gini"
"Nggak apa - apa kok bi yaudah kita cepat selesai in ini iya bi habis itu bibi bisa istirahat deh"
"Iya non cantik"
Selesai mencuci piring bi Ijah pun pamit kepada Jihan untuk istirahat di kamar nya
"Non saya duluan iya udah ngantuk banget nih"
"Yaudah bi selamat istirahat iya"
Jihan pun bergegas menuju ke kamar Panji dan meninggalkan dapur. Setelah Jihan mematikan semua lampu yang ada di dapur. Jihan kaget mendengar suara petir yang membuat Jihan segera lari ke kamar Panji
"Jihan kamu kenapa?"
"Aku takut dengar suara petir nya gede banget Panji"
"Yaudah sini biar kamu nggak takut?"
"Maksud kamu apa? Hah tidak ada pelukan sebelum menikah iya"
"Iya Jihan aku cuma bercanda lagian sama petir aja takut"
"Suara nya itu loh Panji"
Saat Jihan dan Panji berdebat soal petir tiba - tiba ponsel Jihan berdering dan ada pesan masuk yang memberitahu Jihan bahwasanya besok Jihan harus ke green park bersama dengan beberapa murid TPA nya.
"Pesan dari siapa Jihan?"
"Oh ini pesan dari Erlan. Katanya besok aku harus ke green park sama anak - anak TPA dan juga sama Erlan soalnya mau ada kegiatan belajar mengaji di luar lingkungan masjid"
"Hem syukurlah kalau sama Erlan"
"Loh emang nya kalau nggak sama Erlan kenapa?"
"Iya nggak bakalan aku izin in"
"Kenapa memang nya?"
"Karena aku nggak kenal siapa cowo nya tapi kalau Erlan silahkan aja"
"Hem yaudah deh jadi aku boleh pergi ini"
"Iya kamu boleh pergi asal sama Erlan eh tapi pasti ada sesi dokumentasi kan disana?"
"Iya bener banget tuh kenapa memang nya? Panji mau ikut"
"Iya aku kan nggak diajak ngapain juga aku ikut kalian kan"
"Iya nggak apa - apa kali yaudah aku bilang Erlan kalau kamu mau ikut serta sekalian aja kita ajak Annette"
"Yaudah terserah kamu deh aku masih mau beres in ini kamar"
"Panji kayak nya Annette dah nyaman gitu deh sama hijab aku jadi makin yakin kalau cinta Annete ke Erlan itu bukan hanya tulus tapi Annete beneran mau hijrah dan rela berkorban cuma buat Erlan"
"Kamu tuh sok tau banget sih Jihan lagian tuh iya Annete nggak akan pernah rela berkorban demi cinta apalagi ngelepasin agama Budha yang sudah dianut dari dia kecil"
"Iya kan kita nggak tau Panji siapa tau aja Annete dapat hidayah dari Allah dan langsung berubah terus mau pindah ke agama Islam. Sekalipun bukan karena Erlan aku yakin kok kalau Annete udah ada niatan buat pindah agama"
"Itu urusan Annete bukan urusan aku"
"Apa an sih Panji jutek banget deh kalau bahas kayak gini"
"Karena ini tuh sensitif buat aku Jihan please nggak usah bahas agama di depan aku mending kamu tidur besok mau ada kegiatan kan"
"Kamu kok jadi marah gini sih Panji aku kan baik - baik ngajak kamu buat diskusi nya"
"Lagian ini nggak penting untuk di diskusi in Jihan ! Aku capek kamu mending balik ke kamar kamu dan nggak usah gangguin aku"
"Yaudah kalau itu mau kamu"
Jihan pun berlari dan bergegas menuju ke kamar nya.
Dikamar Jihan menangis mendengar suara bentakan yang keluar dari mulut Panji dan Panji pun mencoba meminta maaf kepada Jihan. Panji mengetuk - ngetuk pintu kamar Jihan tapi tidak ada jawaban dari Jihan
"Jihan sayang maafin aku iya, aku nggak bermaksud buat kamu sedih. Jihan buka pintunya tolong maafin aku. Kalau kamu nggak maafin aku juga nggak apa - apa kok jihan tapi janji iya sama aku besok jangan cuekin aku"
Panji pun meninggalkan kamar Jihan dan menuju ke kamar nya.
Jihan yang menangis sejadi - jadi nya pun tertidur pulas dengan sendirinya begitu pula Panji yang merasa sangat menyesal berkata kasar kepada Jihan pun memejamkan kedua mata nya dan tertidur dengan nyenyak.

My Love FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang