Kita Yang Salah

23 2 0
                                    

Dirumah Jihan
Panji dan Jihan pun bergegas menuju ke rumah Jihan untuk memberitahu ke kedua orang tua Jihan bahwa Panji dan Jihan telah menjalin hubungan yang istimewa dan akan membawa hubungan mereka itu ke jenjang yang lebih serius.
Tok...tok...tok...
"Assalamualaikum, Ibu, Ayah Jihan pulang."
"Wa'alaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatuh Jihan Sayang"
"Masuk nak pintunya nggak ibu kunci"
Jihan dan Panji pun memasuki rumah Jihan dan mereka berdua pun duduk di kursi ruang tamu. Jihan mencoba mengecek kedua orang tuanya yang sedang berada di ruang tengah
"Ayah,ibu ada Panji menunggu diruang tamu ingin berbicara kepada ayah dan ibu"
"Iya Jihan suruh Panji menunggu sebentar"
Ibu Jihan dan Jihan bergegas menuju ke arah dapur untuk membuatkan Panji minuman dan ayah Jihan menghampiri Panji yang duduk menunggu di ruang tamu.
"Om" kata Panji dengan sopan dan bergegas menyalim tangan dari ayah Jihan.
"Iyah nak Panji, akhirnya main juga kerumah Jihan"
"Iyah ini om dan ada sesuatu yang membuat saya ingin datang kesini"
"Sesuatu nya itu apa iya nak kalau om boleh tau?"
"Sebenarnya ada hal yang ingin Panji sampaikan ke om dan juga ke Tante jadi Panji menunggu Tante juga untuk bergabung."
"Sebentar iya nak Jihan dan tante sedang didapur."

Di Dapur Jihan
Jihan dan ibunya mempersiapkan minuman untuk Panji dan ayahnya yang sudah dari tadi mengobrol. Karena tidak ada yang buka obrolan dapur pun terlihat sepi sekali dan akhirnya Jihan memberanikan diri untuk memberitahu ibunya.
"Ibu sebenarnya ada sesuatu yang Jihan dan Panji katakan ke ayah sama ke ibu"
"Sesuatu apa itu Jihan"
"Tapi Jihan takut ayah dan ibu bakalan marah besar kalau tau soal ini"
"Memang nya apa nak?"
Minuman untuk Panji pun sudah selesai dibuat oleh Jihan dan ibunya. Jihan belum sempat mengucapkan beberapa patah kata ibunya sudah menyuruh Jihan untuk membawa beberapa snack dan diberikan kepada ayah dan juga Panji yang berada diruang tamu rumah Jihan.
"Jihan, bawa beberapa snack itu ke depan dan berikan pada nak Panji iya sayang. Oh iya Jihan maafin ibu iya nak sudah potong omongan dan akhirnya Jihan nggak jadi ngomong ke ibu"
"Nggak apa-apa kok ibu, yasudah kalau begitu Jihan bawa makanan ini keruang depan iya ibu"
"Iya sayang bawa semua iya nak biar dimakan sama Panji"
Jihan dan ibunya pun membawa minuman dan beberapa snack untuk Panji yang dari tadi mengobrol dengan ayah Jihan di ruang tamu.

Diruang Tamu Rumah Jihan
"Itu nak Panji Tante sama Jihan sudah bergabung sama kita silahkan apa yang mau nak panji bicarakan"
"Baik om dan tante sebenarnya ini sesuatu yang crusial buat Panji dan Jihan tapi Panji harus mengutarakan ini ke om dan tante. Jihan kamu siap kan menerima konsekuensi nya?" Tanya Panji kepada Jihan dan Jihan pun menjawab
"Iya aku sangat siap Panji"
"Jujur om,tante sebenarnya Panji sudah menyukai Jihan anak Om dan Tante sejak lama dari Jihan masih kecil. Panji banyak menyimpan memori foto Jihan berada di depan masjid bahkan sampai Jihan dan Panji sudah dewasa pun Panji masih sering memotret Jihan secara diam - diam. Om, Tante Panji tau konsekuensi dari cinta beda agama yang dihadapi sama Jihan dan Panji tapi kami berdua saling menyukai,saling menyayangi,saling menghargai dan saling menghormati jadi Panji dan Jihan sudah menjalin hubungan istimewa om,tante dan Panji dan Jihan juga sudah membuat suatu janji dan kami berdua siap menerima konsekuensi itu."
Ibu Jihan yang sedang memegang cangkir pun tak sengaja menjatuhkan cangkir itu di depan Panji dan langsung menyuruh Panji pergi keluar dari rumahnya
Prakkk...cangkir pun terbelah dua begitu pula hati dari Panji dan Jihan yang langsung menerima konsekuensi dari cinta beda agama. Tembok antara Panji dan Jihan sangatlah tinggi
"Lancang sekali kamu berbicara seperti itu nak Panji ! Anak saya Jihan tidak akan pernah suka dengan kamu jika bukan kamu yang menggoda anak saya"
"Maaf Tante tapi saya sama sekali tidak menggoda Jihan"
"Kamu pikir beda agama bisa bersatu seperti keluarga kamu? Keluarga kamu sudah sangat berantakan nak Panji" kata ibu Jihan dan ibu Jihan mencoba mendorong Panji keluar dari rumah tapi Jihan mencoba menenangkan ibunya
"Ibu tolong jangan seperti ini, Panji punya niat baik ke Jihan lagian Jihan sama Panji bisa jalanin dulu kisah ini ibu iyakan ayah ?" Tanya Jihan dan ayahnya pun langsung bangkit dari tempat duduknya dan menyuruh Panji untuk keluar dari rumahnya
"Nak Panji silahkan keluar dari rumah saya dan jangan pernah bertemu lagi dengan anak saya Jihan. saya sama sekali tidak menyetujui hubungan kalian berdua. Ini konsekuensinya jadi pergi dari sini sebelum saya usir dengan cara yang lancang lebih baik saya usir dengan cara sopan silahkan pergi dari sini dan jauhi Jihan jangan pernah bertemu lagi dengan Jihan"
"Ayah, kenapa ayah sama ibu nggak mau dengerin Jihan dulu. Jihan sayang sama Panji. Jihan cinta sama Panji ayah ibu"
"Diam Jihan ! Apa yang kamu sebut cinta itu adalah kubah masjid dengan gapura di wihara? Iya seperti itu yang kamu maksud cinta ? Ibu bawa Jihan masuk ke dalam kamarnya"
"Nggak mau ayah Jihan mau pergi sama Panji"
Jihan melepaskan genggaman erat tangan ibunya dan bergegas menggenggam tangan Panji
"Jihan mau ikut sama Panji. Kalau ayah sama ibu nggak setuju sama hubungan ini nggak apa - apa Jihan bakalan bukti in ke ayah sama ke ibu cinta itu nggak salah"
"Jihan cinta memang nggak salah tapi kamu harus dengerin apa kata orang tua kamu" Panji melepaskan tangan Jihan dan mencoba berbicara dari hati ke hati dengan Jihan.
"Panji janji akan bersama Jihan terus selamanya kita udah janji kan dan kalau kita gagal kita juga udah punya janji buat menjaga dari jauh Jihan. Jihan harus nurut sama orang tua Jihan untuk saat ini Jihan harus dengerin apa kata orang tua Jihan. Begitu juga Panji pelan - pelan akan bicara sama keluarga Panji dan Panji janji akan balik lagi ke keluarga Jihan agar dapat restu dari orang tua Jihan lagi nanti nya. Sekarang Jihan masuk dulu ke dalam iya"
"Tapi Panji, kita bakalan ketemu kan? Panji gak akan ninggalin Jihan kan?"
"Iya Panji janji gak akan ninggalin Jihan dan kita bakalan ketemu kok Jihan. Masuk Iyah"
Jihan pun mengikuti arahan dan apa kata Panji untuk bergegas menuju ke kamarnya bersama dengan ibu Jihan
"Om, Tante, Jihan saya pamit. Dan 1 lagi om, tante jujur sebenarnya saya tidak bisa menjauh dari Jihan dan tidak bisa kalau tidak bertemu dengan Jihan bagaimana caranya pun saya akan sering bertemu dengan Jihan. Saya permisi"
Panji pun meninggalkan rumah Jihan dan bergegas pulang kerumahnya dengan hati yang patah dan perasaan yang kecewa.

My Love FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang