Mimpi Yang Jadi Nyata

41 4 0
                                    

Di Masjid
Ke esokan harinya Jihan dan keluarganya langsung bergegas menuju ke masjid untuk mengadakan Pengajian Akbar disana Jihan berharap bisa bertemu dengan teman nya sebelum pengajian dimulai tapi kenyataan berkata lain jihan melihat Panji bersama dengan seorang gadis berambut panjang terurai dan gadis itu lebih tinggi dari Panji. Jihan yang melihat Panji sedang mengobrol dengan gadis itu merasakan perasaan aneh dia merasa cemburu melihat Panji berbicara dengan gadis lain selain Jihan.
"Jihan, ayo nak kita masuk ke dalam acara pengajian akbarnya bakalan segera dimulai. Jihan kan hari ini bertugas membaca ayat suci Al - Qur'an" kata ibu Jihan yang tersenyum dan mengajak Jihan untuk segera masuk ke dalam masjid
"Baik ibu Jihan akan segera masuk dan menyusul ke dalam". Jawab Jihan sambil tersenyum. Tapi tatapan Jihan tidak bisa berbohong dia masih menatap ke arah wihara dimana ada Panji dan gadis yang membuat Jihan sedikit kesal melihatnya.
Sebelum masuk ke dalam masjid, Panji menatap ke arah Jihan berdiri dan tersenyum kepadanya yang membuat Jihan memalingkan wajahnya dan langsung bergegas masuk kedalam masjid.

Di Dalam Masjid
Acara pengajian Akbar pun dimulai.dimeriahkan oleh penampilan Hadrah dari ibu - ibu kompleks dan beberapa remaja masjid yang melantunkan shalawat membuat acara pengajian Akbar tersebut terlihat meriah dan megah. Jihan dan keluarga nya sangat menikmati suguhan dari pengajian Akbar yang rutin diadakan di masjid tempat dimana Jihan mengajar mengaji. Dan tibalah waktunya untuk Jihan membaca ayat suci Al - Qur'an
"Bismillahirrahmanirrahim Jihan pasti bisa." Kata Jihan di dalam hati dan Jihan mulai melantukan ayat demi ayat bacaan surat dalam Al - Qur'an yang terdengar sampai ke arah Wihara dan membuat Panji merasa tenang dan nyaman mendengar suara temannya itu bahkan Panji tersenyum manis sambil memejamkan matanya.
"Panji , ayo kita pulang." Kata seorang gadis yang mengajak Panji untuk segera pulang dari Wihara. Tapi Panji masih memejamkan matanya sambil menikmati lantunan ayat suci Al - Qur'an yang dibaca oleh Jihan. Dan membuat gadis itu geram dan berteriak kepada Panji "YAH PANJI AYO KITA PULANG."
Panji pun menyahut dengan nada coolnya "Pulang duluan saja lagian ayah sama ibu tiriku juga membutuhkan dirimu tidak membutuhkan aku. Aku akan disini sampai malam. Jika kau ingin menungguku tunggulah dan jika kau ingin pulang duluan silahkan pulang duluan saja." Jawab Panji kepada gadis yang berteriak kepadanya.
"Baiklah aku akan menunggumu.lagian aku ini kan kekasihmu." Jawab gadis itu
"Sejak kapan kau jadi kekasihku ? Aku merasa tidak punya kekasih. Itu hanya omongan dari kedua orang tuaku yang menyukai mu karena kita sama. Dalam hal hanya sama keimanannya saja tidak dalam hal lain." Jawab Panji kepada gadis itu.
"Alhamdulillah". Jawab Jihan dengan senyum manis yang terlihat dari raut wajahnya yang bahagia.
"Gimana nak sekarang udah gak deg - deg an lagi kan?" Kata ibu Jihan kepada putri semata wayangnya itu
"Alhamdulillah ibu aku udah nggak deg - deg dan acara pengajian Akbar juga udah selesai kan?"
"Alhamdulillah Jihan udah selesai ayo nak kita pulang kerumah." Ajak kedua orang tua Jihan secara bersama an
"Ayah sama ibu serasi banget sih sampe ngakak Jihan pulang nya barengan yaudah ayo kita pulang." Jawab Jihan sambil tersenyum lebar kepada kedua orang tuanya dan merangkul kedua orang tuanya dengan penuh kasih sayang.
Betapa terkejutnya Jihan di depan gerbang masjid sudah ada Panji dan juga gadis yang dilihat Jihan tadi sebelum acara pengajian dimulai yang membuat wajah Jihan berubah 180 derajat dari full senyum menjadi full pendiam.

Di Depan Gerbang Utama Masjid
Panji sudah tersenyum menyambut keluarga Jihan yang keluar dari dalam masjid dan menuju ke gerbang utama masjid. Lalu Panji pun langsung memperkenalkan dirinya di depan orang tua Jihan sambil menyalim orang tua Jihan. Panji yang sopan pun langsung mengenalkan dirinya di depan kedua orang tua Jihan yang saling menatap satu sama lain
"Perkenalkan nama saya Panji teman nya Jihan om dan tante bisa memanggil saya Ji. Mungkin Jihan sudah banyak cerita tentang saya. Benar sekali saya dan Jihan memang berbeda tapi perbedaan itu tidak menjadi pembatas antara saya dan Jihan untuk menjadi seorang teman." Kata Panji sambil tersenyum manis di depan kedua orang tua Jihan
"Hem... Jadi ini yang nama nya Panji" kata ibu Jihan sambil meledek Jihan
"Kapan - kapan silahkan main kerumah nak Panji. Terimakasih sudah mau berteman dengan putri saya Jihan." Kata ayah Jihan kepada Panji yang seketika membuat Jihan dan Panji terkejut mendengarnya karena ayah Jihan langsung tersentuh dan terhanyut melihat perkenalan singkat Panji di depan nya.
"Om,Tante bolehkan kalau saya ajak Jihan ngobrol sebentar saya janji bakalan anterin Jihan pulang kerumah om tante bagaimana?"
"Kalau kata Tante sih terserah Jihan nya." Ibu Jihan masih meledek putri nya
"Kalau kata om juga terserah dari Jihan mau ikut kami berdua pulang kerumah atau tetap disini sama kamu dan temen cewemu itu. Kalau Jihan milih disini juga gak apa - apa karena kalian kan bertiga nggak berdua jadi Jihan gak dilihat sedang berkhalwat kalau bertiga kayak gini tapi balik lagi ke putri om sih Jihan mau ikut pulang atau masih mau disini sama Panji ?" Tanya ayah kepada Jihan dan Jihan pun langsung menjawab
"Hem sebenarnya Jihan mau ikut ayah sama ibu pulang kerumah aja. Panji sampai ketemu besok iya" kata Jihan sambil menarik tangan kedua orang tuanya.
Tapi Panji pun menghadang Jihan
"Jihan, ada sesuatu yang mau aku omongin ke kamu."
"Tapi kamu bisa omongin itu besok kan Panji gak bisa sekarang maaf banget iya. Besok pulang ngajar aku bakalan nemuin kamu dan temen cewe kamu itu aku janji besok kita ketemu kalau sekarang aku capek banget dan pengen pulang sama ayah sama ibu maaf iya Panji nggak apa - apa kan ?" Tanya Jihan kepada Panji dan membuat wajah Panji berubah 180 derajat. Panji yang merasa kecewa karena telah menunggu Jihan sampai acara pengajian selesai pun memutuskan untuk mengatakan Iyah kepada Jihan dan menyuruh Jihan untuk beristirahat.
"Baik jihan nggak apa - apa kok sampai ketemu besok Iyah." Kata Panji sambil mengajak gadis yang bersama nya untuk beranjak pulang. Begitu pula dengan Jihan dan keluarganya segera bergegas pulang menuju kerumah.
Lewat jalur yang berbeda perasaan antara Panji dan Jihan tidak bisa dibohongi keduanya saling menatap setelah 12 langkah kaki nya sama-sama meninggalkan gerbang utama masjid { bayangin deh sweet banget adegan ini tuh }

My Love FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang