Hanya Satu Nama

24 2 0
                                    

Di Green Park
Masih ditempat yang sama, Jihan bersama dengan Erlan dan juga anak - anak TPA nya pun melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Panji yang menunggu di depan villa melihat cuaca di langit daerah green park amat sangat indah. Langit berwarna biru cerah dan awan putih yang cantik membuat Panji segera memotret ke elokan ciptaan tuhan.
Selesai shalat Erlan menyuruh Jihan untuk mencari makan di bawah bukit dan keluar dari gerbang are green park karena anak - anak juga tidak dibawakan bekal oleh orang tua nya dan memang kesepakatan antara Erlan dan Jihan untuk membelikan makanan kepada anak - anak. Erlan pun menyuruh Jihan untuk turun mencari makan bersama dengan Panji.
"Ji, kamu cari makanan nya sama Panji Iyah"
"Tapi kenapa harus sama Panji sih kok nggak sama kamu aja Erlan dianterin sama kamu"
"Iya kamu kan tau sendiri anak - anak nggak bisa ditinggal in dan mereka juga nggak begitu terlalu kenal dan dekat sama Panji. Jadi kamu aja iya Jihan yang beli makanan"
"Tapi kan Erlan kamu tau aku lagi nggak baik sama Panji"
"Justru itu saat kamu lagi nggak baik sama Panji ini bisa jadi momen kalian berdua baik kan udah deh sana buruan kasihan loh anak - anak pada kelaperan"
"Yaudah iya aku berangkat cari makanan dulu iya Erlan"
"Yaudah hati - hati"
Jihan pun perlahan menghampiri Panji yang masih sibuk memotret pemandangan di sekitar green park.
"Hem Panji"
"Iya ada apa? Eh si cantik Jihan udah nggak ngambek lagi nih?"
"Ayo kita turun cari makanan buat anak-anak"
"Yaudah ayo dengan senang hati aku nemenin putri Jihan yang cantik silahkan tuan putri"
"Nggak usah gombal deh jangan banyak ngomong yaudah buruan jalan duluan"
"Ladies first"
Jihan pun jalan menuruni anak tangga menuju ke arah bawah dan masih berjalan sedikit menuju ke depan gerbang. Karena semua pedagang yang menjual makanan berada di depan gerbang green park.
Pada akhirnya Jihan dan Panji sampai di  depan gerbang green park untuk membeli beberapa makanan kepada pedagang yang berjualan di sekitar green park.
"Assalamualaikum bapak, bapak saya mau pesan makanan nya 13 bungkus iya bapak"
"Oh iya neng tunggu sebentar iya neng bapak buatkan dulu makanan nya silahkan neng sama aa nya duduk dulu"
"Oh iya bapak terimakasih. Panji kamu nggak duduk ? Lama loh ini"
"Iya Jihan. Ngomong - ngomong kamu udah nggak marah nih sama aku?"
"Aku terpaksa aja ngomong sama kamu"
"Maafin aku dong Jihan lagian juga aku udah berapa kali nih minta maaf ke kamu harus nya kamu luluh dan mau maafin aku dong"
"Memang nya segampang itu maafin kamu"
"Daripada kita diam - diam an kan ji mending kamu maafin aku semua kelar deh"
"Hem nanti deh aku pikirin lagi"
"Kenapa harus di pikirin lagi sih Jihan kan gampang tinggal maafin aku doang apa susah nya sih iya Panji oke baiklah Jihan maafin gitu loh"
"Stttt udah jangan berisik sebentar lagi makanan nya jadi nanti kamu bantu bawain iya"
"Iya Jihan iya"
"Neng ini makanan nya udah jadi"
"Terimakasih banyak iya bapak jadinya semua nya berapa bapak?"
"130 ribu neng semua nya"
"Ini bapak uang nya kembalian buat bapak aja iya"
"Terimakasih banyak iya neng"
"Iya bapak sama - sama. Ayo Panji"
"Terimakasih iya bapak"
"Sama - sama"
Jihan dan Panji pun bergegas menuju ke villa untuk makan siang bersama dengan anak - anak tapi ditengah perjalanan suara petir menggelegar mengagetkan Jihan yang membuat Jihan takut dan tidak sengaja memeluk Panji
"Astaghfirullah, Ya Allah aku takut suara petir nya serem banget"
"Jihan, kamu nggak apa - apa kan?"
"Maafin aku Panji"
"Nggak apa - apa kok Jihan mungkin karena hal ini kamu jadi bisa maafin aku"
"Yaudah ayo kita jalan lagi"
Saat mereka menaiki beberapa anak tangga untuk menuju ke villa tiba - tiba hujan turun begitu deras dan Panji pun dengan sigap membuka payung lipat yang dibawa nya dan segera memayungi Jihan agar tidak terkena air hujan.
"Panji,kamu"
"Iya aku kan udah bilang aku selalu menjaga dan melindungi kamu yaudah ayo"
Karena deras nya air hujan dan juga terpa an angin belum sampai Jihan dan Panji ke atas villa tiba - tiba payung berwarna biru yang mereka pakai pun terbang bersama dengan angin yang amat sangat kencang
"Yah Panji payung nya"
"Nggak apa - apa Jihan yaudah yuk"
"Jadi kita hujan - hujan an nih"
"Iya nggak apa - apa daripada anak - anak nggak makan kan"
Panji dan Jihan pun sampai ke villa dengan keadaan basah kuyup
"Ibu guru dan om fotografer udah sampe itu liat deh mereka basah semua"
"Jihan kamu nggak apa - apa,bro kamu juga nggak apa - apa"
"Tenang aja semua aman kok ini makanan nya Erlan kamu urus anak - anak buat makan biar aku sama Jihan ngeringin baju dulu"
"Iya Erlan aku nggak apa - apa kok aku sama Panji mau ke tempat penghangat ruangan dulu. Kamu makan duluan aja bareng sama anak - anak iya"
"Oh iya udah kalau gitu nanti aku kirimin teh hangat ke ruangan kalian iya"
"Yaudah kalau gitu aku sama Panji ke ruang penghangat dulu biar baju kita berdua juga agak kering"
"Iya Jihan"
Jihan dan Panji pun memasuki ruangan penghangat untuk mengeringkan pakaian yang terkena air hujan
"Jihan kamu masih marah sama aku?"
"Aku udah bilang jangan bahas itu terus Panji. Oh iya soal payung nanti aku ganti iya"
"Aku nggak butuh payung lagi kalau udah ada kamu ngapain juga payung itu balik kalau kamu masih marah sama aku"
Jihan mengabaikan pembicaraan Panji dan fokus mengeringkan pakaiannya.
Dan tiba - tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu
Tok.....Tok.....Tok.....
"Iyah masuk"
"Panji,Jihan ini teh hangat nya udah aku buatin dan juga ini jangan lupa dimakan iya"
"Makasih banyak iya Erlan kamu baik banget"
"Yaudah kalau nanti udah selesai kita harus segera pulang tadabur alam hari ini cukup sampai disini. Jihan kamu pulang sama Panji kan ?"
"Loh memang nya kenapa kalau sama kamu?"
"Soal nya setelah aku nganterin anak - anak Annete mau minta anterin aku buat pergi nemuin ayah nya"
"Bro tolong nanti pulang nya bareng sama Jihan iya dan jagain anak - anak juga"
"Iya bro kamu tenang aja Jihan aman kok sama aku"
"Yaudah kalau gitu selamat makan dan selesai makan nanti jangan lupa kita langsung pulang nganterin anak - anak"
"Iyah oke"
Erlan pun meninggalkan Panji dan Jihan diruangan penghangat itu.
"Ji, beneran kamu nggak mau maafin aku dan kamu masih marah"
"Ayo kita makan kasihan anak - anak udah nunggu lama. Bismillahirrahmanirrahim"
Jihan pun membaca doa makan dan segera menyantap makanan yang ada di depan nya dan meminum teh hangat yang sudah dibuatkan Erlan.
Jihan benar - benar cuek kepada Panji yang juga menyantap makanan dan meminum teh hangat di depan nya tidak ada pembicaraan satu patah kata pun diantara keduanya keadaan dalam ruangan penghangat menjadi sangat canggung.
Selesai makan dan mengeringkan pakaian Panji dan Jihan pun keluar ruangan dan segera bergabung bersama dengan Erlan dan juga anak - anak yang sudah menunggu kedatangan mereka.
"Ibu guru kita langsung pulang iya?"
"Iya anak - anak kita langsung pulang iya maaf iya tadabur alam nya kurang seru karena cuaca nya tidak mendukung"
"Tapi nggak apa - apa kok ibu guru kita semua senang banget apalagi ditemenin sama bapak guru dan juga om fotografer"
"Yaudah kalau begitu hati - hati turun ke bawah menuju parkiran nya jangan sampai terpisah dari bapak guru dan ibu guru sebelum berangkat pulang kerumah di mobil nanti kita baca doa naik kendaraan darat dulu iya anak - anak paham kan?"
"Iya paham ibu guru"
"Yaudah Tim A ke mobil bapak Erlan dan Tim B ke mobil ibu guru sama om fotografer iya"
"Baik ibu"
Anak - anak TPA dan juga Erlan lebih dahulu meninggalkan villa dan menuruni anak tangga disusul oleh Jihan dan juga Panji.
Di tengah perjalanan Jihan terpeleset dan untung saja Panji yang sigap dan berada di arah belakang Jihan menolong Jihan
"Ya Allah"
"Jihan, kamu nggak apa - apa kan?"
"Iya saya nggak apa - apa kok. Terimakasih iya Panji"
"Iya sama - sama Jihan kamu harus hati - hati"
"Iya aku udah hati - hati banget kok ini"
"Pelan - pelan aja Jihan jalan nya oke. aku jagain kamu dari belakang kok. Kamu tenang aja oke"
"Iyah sekali lagi terimakasih banyak iya Panji"
"Iyaudah sama - sama"
Panji dan Jihan melanjutkan perjalanan menuruni satu per satu anak tangga dan berjalan perlahan menuju ke arah parkiran.
Sesampainya mereka di arah parkiran Erlan yang lebih dahulu menggerakkan arah mobil nya pun pamitan
"Panji, Jihan aku duluan iya assalamualaikum"
"Wa'alaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatuh Erlan hati - hati iya jangan lupa salam untuk Annete"
"Iya Jihan kamu tenang aja salam kamu bakalan nyampe kok ke Annete. Bro hati - hati iya"
"Iya bro kamu juga iya hati - hati dijalan"
Mobil Erlan pun melaju meninggalkan Panji dan Jihan serta rombongan anak - anak TPA tim B.
"Yaudah anak - anak masuk ke dalam mobil om fotografer nya pelan - pelan iya"
"Baik ibu guru"
Panji pun dengan sigap membuka kan pintu mobil untuk Jihan
"Silahkan masuk ibu guru Jihan"
"Terimakasih banyak om fotografer"
Jihan pun tersenyum ke arah Panji dan membuat hati Panji bergetar melihat senyuman Jihan itu.
Mobil Panji pun bergerak meninggalkan green park yang penuh dengan kenangan bersama anak - anak TPA dan juga bersama dengan pujaan hati nya Jihan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang