Iman Yang Berbicara

14 1 0
                                    

Di Depan Masjid
Pagi hari menyambut pertemuan dari 2 keluarga antara keluarga Jihan dan juga keluarga Erlan. Seperti biasa Jihan dan of keluarganya sudah biasa bangun pagi dan tidak tidur setelah shalat subuh mereka semua menunggu di depan masjid untuk mengantarkan Jihan kepada keluarga erlan yang menunggu di depan masjid tempat dimana jihan mengajar anak-anak belajar mengaji.
Di sisi lain ada Panji yang juga memantau pertemuan dari dua keluarga itu
"Assalamualaikum bapak ustad mustofa dan ustadzah muisah" sapa ayah Jihan kepada calon besan nya
"Wa'alaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatuh"
"Assalamualaikum bapak ustad dan ibu ustadzah" sapa Jihan dengan senyuman manis dan indah dari wajahnya.
"Nak Jihan sudah diberi tau kan kalau hari ini kita mau jemput nak Erlan?" Tanya ustad mustofa kepada Jihan dan Jihan pun menjawab
"Iyah ustad ayah dan ibu sudah memberi tau Jihan kalau hari ini kita mau menjemput Erlan."
"Yasudah kalau begitu Jihan sudah bersama dengan kita ini Abi bagaimana kalau kita langsung berangkat menuju ke bandara siapa tau Erlan sudah sampai." Sahut ustadzah muisah kepada Jihan dan keluarganya. Ayah dan ibu Jihan pun menyuruh Jihan untuk segera masuk ke dalam mobil calon mertua nya itu dan menitipkan Jihan kepada calon besan.
"Jaga dan titip Jihan iya ibu."
"Iya ibu Jihan tenang saja saya Abi Erlan dan juga Erlan akan menjaga Jihan dengan sangat baik."
Jihan dan calon mertua nya pun langsung berangkat menuju ke bandara. Tanpa mereka sadari mobil Panji juga keluar dari wihara dan membuntuti mobil keluarga Erlan yang didalam mobil tersebut ada Jihan didalam nya.

Di Bandara
"Haduh,ayah lama banget sih" sahut Annette yang menunggu kedatangan ayahnya di bandara. Karena kelamaan menunggu akhirnya Annette memutuskan untuk membeli minuman.
"Caffe latte satu iya mba"
"Vanilla latte nya satu iya mba"
Annette kaget melihat ada sosok pria yang tampan nya seperti pangeran berdiri disampingnya dan memesan kopi juga. Annette yang sudah biasa merayu pria-pria pun mencoba untuk mendekati pria yang dianggap Annette tampan tadi sampai Annette tidak menyadari caffe latte nya lupa Annette tutup dan karena Annette terpesona dengan ketampanan pria yang ada disampingnya Annette sampai menumpahkan kopinya ke baju pria tampan yang berdiri disampingnya.
"Haduh"
"Maaf banget iya mas sorry-sorry"
"Nggak apa-apa kok mba" jawab pria itu sambil membersihkan nya dengan sapu tangan bertuliskan huruf Arab yang membuat Annette terkejut ternyata pria itu adalah seorang muslim.
"Saya ganti kopinya iya mba"
"Nggak usah mas lagian ini salah saya juga sampai bajunya mas tumpah begitu kalau gitu saya laundry aja baju masnya dan masnya bisa beli baju di sekitar bandara banyak banget toko baju dan mas nya bisa beli dan langsung pakai baju barunya biar baju ini saya laundry dulu nanti saya anterin ke tempat masnya"
"Hem oke deh mba ide bagus juga lagian saya mau ketemu dengan keluarga besar saya jadi saya harus terlihat bersih,rapi dan wangi"
"Kalau begitu saya antar mas nya pilih baju dan baju itu biar saya laundry"
"Nggak usah di laundry mba nggak perlu"
"Nggak apa-apa kok mas kan saya udah salah lagian saya lagi banyak pikiran dan juga lagi ngelamun tadi makanya kopi saya jadi tumpah"
"Yaudah mau saya ganti Nggak kopinya"
"Nggak usah mas lagian saya nggak mood untuk minum kopi lagi"
Di dalam hati Annette merasa ada sesuatu yang aneh dan hati Annette bergetar serta jantung Annete berdegup kencang saat berbicara dengan pria tampan yang saat ini berada di hadapannya dan nada bicara Annette pun terlihat lebih sopan,tenang dan terlihat sangat ramah. Annette merasa bahwa keajaiban cinta langsung mengubah drastis sikap dan sifatnya.
"Mba ayo antarkan saya cari baju"
"Oh iya ayo mas"
"Hem mas sebelumnya saya minta maaf  iya karena saya mas nya jadi ribet sendiri"
"Nggak apa-apa kok mba" pria itu pun tersenyum yang membuat Annette semakin jatuh hati.
Sesampainya di toko pakaian bandara Annete membantu pria itu mencari baju yang sesuai dan cocok dipakai. Setelah mendapatkan pakaian yang cocok pria itupun memberikan pakaiannya yang kotor kepada Annette karena Annette memaksa untuk melaundry baju yang tadi terkena noda tumpahan air kopi.
"Ini bajunya dan itu kartu namaku kamu bisa mengirimkan nya ke alamat yang ada dikartu nama"
"Hem baiklah salam kenal namaku adalah Annete. Aku minta maaf sudah menumpahkan minuman ke pakaianmu."
"Tidak apa-apa namaku adalah Erlan dan terimakasih sudah membelikan aku pakaian yang baru. Aku tidak tau bagaimana caraku membalas budi atas kebaikanmu"
"Tidak usah, ah sudahlah itu tidak perlu kalau begitu sampai bertemu lagi Erlan."
"Iya sampai bertemu kembali Annette Assalamualaikum."
Erlan yang menyadari Annete tidak menjawab salamnya pun tersadar bahwa Annete adalah gadis non muslim.
Sesampainya di bandara keluarga Erlan dan Jihan pun langsung menghampiri Erlan yang sedang menunggu di ruang tunggu bandara dan betapa terkejut nya Erlan melihat gadis cantik berhijab yang tersenyum kepadanya dan menyapa dirinya.
"Assalamualaikum, Salam kenal Erlan. Namaku Jihan. Mungkin, kau sudah mendengar banyak tentang diriku"
"Wa'alaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatuh Masyaa Allah Jihan. Iya aku sudah banyak mendengar cerita tentangmu salam kenal semoga kedepan nya aku bisa menjadi teman baik" sahut Erlan yang kemudian di sambar langsung oleh omongan dari kedua orang tuanya
"Anak ku Erlan bukan sekedar teman baik tapi teman hidup"
Keluarga Erlan yang mendengar itu pun tertawa bersama begitu pula Erlan yang terlihat malu-malu kucing di depan Jihan. Berbeda dengan seluruh keluarga Erlan Jihan merasa bimbang dan menutupi semuanya dengan senyum palsunya itu dia bahkan melihat ke arah sekeliling bandara dan benar-benar mencoba ingin kabur dari rombongan dan cepat bertemu dengan Panji serta keluarganya.
"Hem Jihan ayo kita harus pergi kan lagian tujuanmu kesini mau menjemput ku kan?"
"Ah iya, itu benar sekali Erlan tapi..."
"Ada apa Jihan? Apa ada sesuatu yang mengganggumu"
"Hmmm bukan apa-apa Erlan begini, aku harus pergi menemui seseorang bisakah kamu berbicara kepada keluargamu agar kita semobil saja"
"Hem tentu saja Keluarga ku pasti langsung setuju jika kita berdua ada di dalam satu mobil untuk menuju kerumahku"
"Bukan kerumahmu Erlan tapi aku harus menemui seseorang itu di halte dekat bandara sini bisakah kau mengantarku dan menurunkan aku dihalte tolong beritahu kepada orang tuamu agar orang tuamu memberitahu kepada keluarga ku bahwa kita pergi makan bersama di luar bagaimana?"
"Tapi Jihan itu adalah suatu kebohongan bagaimana bisa aku berbohong kepada kedua orang tuaku dan juga orang tuamu. Memangnya seseorang siapa yang ingin kau temui sampai kau harus berbohong"
"Erlan kamu tidak perlu tau jika kamu ingin menolong dan membantuku aku mohon itulah cara yang paling tepat agar aku bisa menemui dia. Hem aku janji setelah ini aku tidak akan berbohong lagi dan akan selalu bersama denganmu dan juga menemani mu kemanapun kamu pergi Erlan please bantu aku" Jihan pun memohon kepada Erlan dan Erlan pun mengiyakan.
"Umi,Abi kalian duluan saja pulang kerumah biar Erlan sama Jihan nanti menyusul"
"Loh kenapa nggak ikut pulang bareng aja sayang?"
"Umi ada sesuatu yang harus mendekatkan kami berdua kan lagian juga kami baru bertemu tapi tenang saja Insyaa Allah Erlan akan benar-benar menjaga Jihan Umi,Abi tolong beri izin Erlan untuk pergi bersama Jihan"
"Iya ustad dan ustadzah Jihan ingin mengajak Erlan untuk pergi ke taman dekat rumah sebentar kami berdua ingin berjalan - jalan dan saling mengenal lebih jauh dan lebih dalam lagi satu sama lain jadi tolong beri kami berdua izin ustad dan ustadzah"
"Hem baiklah Abi dan Umi percaya kepada Erlan dan Jihan kalau sudah selesai langsung cepat pulang kerumah iya"
"Terimakasih Abi,Umi"
"Terimakasih Ustad dan Ustadzah"
Erlan dan Jihan pun berpamitan dan langsung menuju ke mobil Erlan yang dibawa oleh paman nya dan paman Erlan pun bergabung dengan umi dan Abi erlan untuk bergegas pulang kerumah.
"Mari Jihan silahkan masuk"
"Terimakasih Erlan"

My Love FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang