Keesokan paginya...
Hari ini Jimin bangun lebih dulu dariku dan membuat sarapan untukku.
"hoaaammmm..." (menguap dan merenggangkan badanku)
Aku menyentuh sisi kasur berharap Jimin masih di sisiku. Tapi aku tidak menemukan keberadaan Jimin seketika membuat aku langsung bangun mataku mencari ke sekeliling kamar tapi tidak menemukan keberadaan Jimin.
Aku pun memutuskan untuk turun dari tempat tidur tapi langkahku terhenti saat pintu kamar terbuka dan senyum mulai merekah di bibirku saat melihat Jimin muncul dari balik pintu dengan membawa nampan berisi makanan.
"Selamat pagi... sayang kau sudah bangun?" Tanya Jimin kepadaku.
"Hmmm... Mianhae sayang aku bangun kesiangan." Jawabku dengan menunduk.
"Gwaenchana... Sayang kau pasti lelah kan." Ucap Jimin dengan tersenyum manis kepadaku.
"Tapi sayang apa ini kenapa kau membuat sarapan?" Tanyaku yang heran.
"Nee... sayang aku membuat sarapan special untukmu sayang." Jawab Jimin masih dengan senyum khasnya ke arahku.
"Mianhae... Sayang harusnya aku yang menyiapkan sarapan untukmu tapi aku malah bangun kesiangan seperti ini istri macam apa aku ini." Ucapku dengan menghela nafas.
"Sayang kau ini bicara apa tidak masalah jika aku yang bangun lebih dulu darimu kan aku memang selalu ingin melakukan ini untukmu. Tapi, saat itu kau belum mencintaiku jadi aku tidak berani menyentuhmu atau pun melakukan hal ini sayang." Jawab Jimin dengan nada yang sangat lembut.
"Gomawo.... Sayang kau sudah mau bertahan untukku sejauh ini padahal aku ingat benar bagaimana aku menyusahkanmu saat itu." kataku kepada Jimin.
"Kau ini bicara apa sayang aku bahkan tidak merasa kau menyulitkanku." Ucap Jimin masih dengan senyum khasnya.
"Aku mencintaimu." Ucapku spontan kepada Jimin lalu memeluknya.
"Aku lebih mencintaimu." Jawab Jimin dengan membalas pelukanku.
Mata kami saling memandang untuk beberapa saat entah kenapa melihat wajah Jimin sedekat ini membuat wajahku mulai memerah karena malu. Melihatku yang terdiam tanpa bicara membuat Jimin gemas kepadaku dia pun mencium keningku dan itu sukses membuatku kaget.
"Mmmmuuuaaaccchhh." (Suara Jimin menciumku)
"Yya... sayang kau ini." Ucapku dengan memukul pelan lengan Jimin.
"Kau tau sayang kau terlihat sangat menggemaskan ketika tediam seperti itu." Ucap Jimin yang terus saja menggodaku.
Mendengar ucapan Jimin barusan membuatku semakin tersipu malu dan itu makin membuat Jimin semakin gemas kepadaku.
"Geumanhae..." Ucapku yang terus menutupi wajahku.
"Jangan seperti itu kau membuatku ingin menyerangmu disini sayang." Ucap Jimin lagi.
"Sayang kau ini selalu saja membahas hal seperti ini hahaha..." Ucapku kepada Jimin.
"Arraseo...Arraseo... Sekarang makanlah sarapan mu ini dan segera bersiap-siap hmmm..." Kata Jimin yang hendak beranjak dari tempat tidur.
"Bersiap-siap kita mau kemana?" Tanyaku yang heran.
"Kita akan ke rumah orang tuamu." Ucap Jimin yang sibuk memilih baju.
"Ke rumah Appa dan Eomma ada apa? Apa ada acara disana sayang tapi kenapa Appa dan Eomma tidak memberitahuku." Ucapku yang masih sibuk melahap sarapanku.
"Tidak ada acara apapun sayang aku sudah lama tidak bertemu dengan mereka jadi aku ingin menemui mereka. Ucap Jimin kepadaku.
"Ahhh... Begitu baiklah aku akan bersiap-siap." Ucapku yang antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince of My Dream | PJM ✓
Любовные романыMenceritakan tentang seorang gadis muda yang sukses menjadi CEO di usia nya yang masih sangat muda. Tapi, kesuksesannya tidak berjalan senada dengan kisah asmara nya yang di khianati sahabat dan kekasihnya. Alih-alih ingin meneruskan perusahaan oran...