1. Terpaan kelembutan

295 20 0
                                    

Aku menundukan pandanganku saat merasa hari semakin terik siang ini, tetapi aku tidak boleh berhenti karena pasti dia menungguku serta makanan yang berada di dalam paperbag.

Aku tersenyum memikirkan ekspresinya setiap makan. Pipi bulat dengan bibir yang dimajukan, membuat aku gemas dan ingin menciumnya saat itu juga.

Sayangnya hal itu harus aku tahan karena tidak mungkin aku mencium dirinya di tempat umum. Han jisung tidak boleh berada di luar kontrol pokoknya.

"Hannie"

Jisung menoleh kearah lapangan basket sambil tersenyum lebar. Matanya menangkap seorang laki-laki dengan balutan baju basket putih dihiasi beberapa garis merah serta nomer punggung 98.

Tampan. Lee minhoku akan selalu tampan sampai kapanpun dan aku jatuh kepadanya.

Aku memberi kode kalau aku akan duduk di salah satu kursi untuk menunggunya selesai bermain dan kak minho hanya mengacungkan ibu jari dengan artian setuju. Akhirnya aku menunggu dalam setengah jam sampai permainan mereka selesai.

"Aku gatau kamu bakal kesini, aku fikir di klinik lagi ramai"

Aku menatap kearah kak minho yang sedang minum dengan keadaan basah kuyup oleh keringat. Bahkan rambutnya sangat lepek tetapi hal itu membuat kak minho malah semakin tampan.

Aku tersenyum kearahnya. "Kebetulan ada seungmin yang bantuin aku di klinik jadi aku bisa tinggal sebentar buat kesini"

"Oh gitu, terus itu kamu bawa apa?"

Aku ikut menatap kearah paperbag yang dari tadi jadi perhatian kak minho. Ku keluarkan sebuah tempat makan berisi makanan sederhana yang ku buat tadi di rumah

"Makanan buat kaka. Kamu belum makan kan kak?"

Kak minho mengangguk sambil matanya menyorotkan bulir semangat membuat aku terenyuh. "Pas banget perutku lapar berat. Tunggu aku 10 menit ya, aku harus briefing dulu sama pelatih abis itu nanti kita pergi ke taman deket sini"

Aku mengangguk dan membiarkan kak minho pergi ke tengah lapangan lagi, bekumpul bersama timnya yang telah berkumpul kembali sejak lulus sekolah. Mengadakan pelatihan semasa senggang dengan kegiatan masing-masing. Aku menghela nafas senang karena akhirnya rasa rinduku yang terpendam mulai menyurut karena bisa kembali melihat kak minho.

Kedekatanku dengan kak minho sejak lulus sekolah sampai saat ini dimana aku akhirnya bekerja di klinik hewan sedangkan kak minho melanjutkan usaha cafe kecil milih ayahnya. Kami tetap dekat dan sering berjalan bersama saat ada waktu luang.

Hal itu membuat perutku seperti berbunga-bunga apalagi kak minho sering memperlakukanku dengan baik. Sejujurnya selalu bersama kak minho juga tidak sehat karena jantungku berdegup cepat seperti saat ini.

"Aduh jantungku kenapa lagi sih" Aku memegang dadaku sambil merasakan degup jantungku yang berdetak kencang serta cepat.

Aku menggeleng pelan karena tidak mungkin aku masuk dalam lautan manis bernama cinta walaupun ciri-cirinya sangat ketara sekali kalau kata seungmin tetapi aku harus menepisnya.

"Yuk"

Kak minho membawa ranselnya untuk mengajakku ke kamar mandi station, menunggu lagi selama kak minho mandi serta berganti baju. Baru setelah itu kamu pergi ke taman yang jaraknya tidak jauh dari sini.

Bermodal motor matic kesayangannya kak minho yang dinamai si hitam, kami pergi menyelusuri jalanan menuju taman.

Aku mengeluarkan dua kotak bekal, satu berisi makan berat yang isinya tidak banyak dan cukup untuk kak minho saja. Serta satu kotak bekal lagi berisi buah-buahan ditambah cookies yang aku beli di cafenya kak minho kemarin.

"Kamu ga makan?"

Aku menggeleng kecil. "Aku tadi udah makan kok sebelum kesini. Jadi ini buat kaka aja"

"Kok gitu? Aku kira kamu ketemu aku karena mau ajak makan bareng"

"Gapapa kak, udah kaka makan aja sambil aku temenin disini"

"Yaudah deh"

Aku menahan gemas melihat kak minho yang seperti merajuk walau setelah itu langsung sibuk menikmati makan siangnya. Lagipula melihat kak minho makan saja sudah bisa membuatku kenyang saat itu juga.

"Ayo buka mulunya, aaaa"

Aku kebingungan melihat kak minho yang mengulurkan sendok berisi nasi serta lauk-pauk disana. "Gausah kak, kakak aja yang—"

"Hannie aaaaa. Ayo aaaa"

Aku tidak tahan melihat ekspresinya yang membujukku, akhirnya aku membuka mulut dan membiarkan makanan itu masuk ke dalam mulutku.

"Enak kan?"

Aku mengangguk. "Ewnak"

Kak minho tertawa melihatku yang susah bicara. Lalu tiba-tiba aku merasakan usapan lembut di kepalaku yang berasal dari kak minho.

"Kamu selalu lucu, bisa gawat nih aku kalo tiba-tiba kena dbd soalnya kan kamu kerjanya di klinik hewan bukan di klinik manusia walau ya aku mirip kucing tapi kan tetep aja"

Aku tersenyum melihat kak minho kembali seperti kak minho yang aku kenal, banyak bicara dengan jokes anehnya tetapi aku menyukai itu. Aku seperti merasa lebih dekat lagi dengan kak minho, laki-laki yang berhasil menarik atensiku sejak lama.

"Besok aku belajar cara merawat manusia deh"

"Oke, nanti aku jadi pasien pertama kamu biar kamu ga kaget"

"Kenapa bisa bikin aku ga kaget?"

"Soalnya aku setengah manusia sama setengah kucing"

Seketika itu juga kak minho tertawa diikuti olehku. Sesungguhnya ini adalah kebahagiaan yang aku cari, dengan bermodal duduk di taman sambil memakan masakan rumahan. Kami bercengkrama sampai lupa waktu disini.

Menceritakan apapun yang terjadi membuat aku hanyut dalam manisnya kebersamaan dengan kak minho.

Aku sepertinya benar-benar jatuh kepadamu, kak.




Haiii, ini kayanya bakal manis asem kecut gitu deh dan nyantai. Aku sengaja ambil pov jisung karena lucu aja gitu ngeliat ji terpesona sama kak ino.

Jadi selamat menikmati sweet lemon.

[4] SWEET LEMON • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang