14. Menurunkan ego sendiri

75 13 2
                                    

Sudah beberapa hari ini aku dan kak minho tidak mengobrol lagi, bahkan bertemu saja sulit. Aku memilih menyibukan diri dengan pekerjaanku dan kak minho pun sama.

Kejadian malam itu membuat jarak di antara kami terbentang lebar. Sebenarnya aku ingin memutus jarak tersebut tetapi aku ragu sekaligus takut. Aku tidak tau bagaimana reaksi kak minho nanti karena pasalnya kak minho memang seseorang yang sangat sulit untuk di tebak.

"Jisung ini minumnya, sorry ya lama tadi ngantri banget di dalem"

Aku menoleh kearah hyunjin yang baru datang dari minimarket. Aku mengangguk dan meminum air mineral yang aku titip tadi kepadanya.

Hari ini hyunjin memintaku untuk menemaninya mencari kado untuk ibunya yang akan ulang tahun. Awalnya aku ingin menolak tetapi mengingat kebaikan hyunjin belakangan ini membuatku enggan dan malah merasa tidak enak. Akhirnya aku mengiyakan dan disinilah kami, duduk di depan salah satu toko yang menjadi tempat tujuan kami.

Hyunjin memang membawaku ke salah satu toko tas besar yang lumayan jauh dari rumah. Katanya ini adalah toko tas langganan ibunya dan hyunjin ingin meminta bantuanku untuk memilih tas yang cocok.

Sejujurnya aku buta dengan model tas yang bagus tetapi akhirnya aku mengikuti insting saja. Semoga pilihanku tidak memalukan.

"Kok lo ngelamun aja? Lagi ada masalah?"

Aku menggeleng. "Engga kok, cuma tadi lagi kepikiran belakangan ini cuacanya sering mendung"

"Iya emang ya cuaca sekarang cepet banget berubahnya. Kayanya udah mulai masuk musim sakit"

"Heem, jaga kesehatan nanti lo ikut sakit"

"Oh perhatian gitu ya lo sama gua. Jadi malu"

Aku melirik kearah hyunjin yang memasang wajah meledek membuatku kesal sendiri. Mengalihkan pandangan ke arah lain sambil mencibir hyunjin adalah cara terbaikku saat ini dan berhasil membuat hyunjin terkekeh.

Tiba-tiba sebuah usapan lembut aku rasakan di atas puncak kepalaku membuatku sedikit terkejut.

"Lo lucu banget kalo lagi kesel"

Sial. Aku hanya bisa memasang wajah kesal walau di dalam hati masih merutuki diriku sendiri yang seakan mengingat kak minho. Perlakuan hyunjin membuat aku rindu dengan laki-laki itu.

"Yuk balik, udah makin sore nih"

"Ayo"

Hyunjin membawaku ke arah mobilnya dan ya hyunjin menepati janji dengan berganti-ganti kendaraan, dari mobil lalu motor. Katanya agar membuatku nyaman padahal aku tidak pernah mempermasalahkan kendaraan apapun yang dibawanya, bahkan kalau kita harus naik angkutan umum pun bukan masalah besar untukku.

Aku membiarkan hyunjin menelusuri jalan ditemani sebuah lagu yang di putar secara random dari playlist miliknya.

Aku menikmati perjalanan ini walau fikiranku berkelana kemanapun, tidak pada tempatnya. Selalu banyak pertanyaan yang bersarang di kepalaku belakangan ini membuat aku terkadang sulit berkonsentrasi.

Kak minho apa kabar ya?

"Yakin gamau gua anter aja?"

Aku mengangguk sambil memandang hyunjin yang masih berada di dalam mobil. Aku meminta berhenti di pinggir jalan karena harus pergi ke suatu tempat dan hyunjin yang sepertinya kebingungan hanya menurut.

"Yakin. Gaenak juga ngerepotin lo"

"Gua ga merasa di repotin. Ayo naik lagi aja, gua anter sampe tempat tujuan lo"

Aku menggeleng. "Gausah, lagian tempatnya deket kok dari sini. Lo balik aja sebelum makin sore banget"

"Bener ya? Gua balik nih"

Aku mengangguk untuk meyakinkan hyunjin yang sepertinya masih merasa ragu untuk meninggalkanku.

"Iya, udah sana pulang"

"Kabarin gua kalo ada apa-apa"

"Oke"

Setelah itu hyunjin melaju meninggalkanku yang masih berdiri di tempat. Memastikan mobil hyunjin sudah menghilang terlebih dahulu sebelum aku berjalan ke salah satu toko kue terdekat disitu.

Membeli dua buah chiffon cake  untuk di bungkus lalu menaiki angkutan umum menuju salah satu komplek perumahan yang menjadi tujuan utamaku.

Aku melangkah memasuki komple perumahan yang cukup besar tersebut. Terbiasa dengan wilayah yang sering aku datangi sejak dulu, maka aku membiarkan langkahku lebih melambat dari sebelumnya.

Saat ini aku ingin berkunjung ke salah satu rumah yang sedari kemarin ingin aku datangi, tentunya tanpa mengabari pemiliknya terlebih dahulu karena aku yakin dirinya ada di rumah saat ini. Tokonya selalu tutup di hari seperti ini.

Aku mencoba untuk membunyikan bel beberapa kali di rumah sederhana tersebut sampai seorang perempuan keluar dengan senyum sumringah saat tau siapa tamu yang datang.

"Jisung! Ayo masuk"

Aku mengikuti kak mina masuk ke dalam rumah. Menghirup udara yang asri dari tanaman hias disana dan menatap ke sekeliling ku. Aku selalu merindukan rumah ini sampai kapanpun.

Ya, aku saat ini berada di rumah kak minho.

[4] SWEET LEMON • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang