6. Toko buku beserta sebuah kebingungan

52 14 0
                                    

Kak minho.

Kak aku udah di toko buku.
Semangat latihannya.
Jangan lupa banyak minum air.

Aku mematikan layar ponselku lalu berjalan menuju ke pintu masuk toko buku. Semerbak bau buku menerpaku membuat aku merasakan kehangatan yang tidak ada wujudnya.

Aku melangkah ke rak buku fiksi, mencari buku yang sekiranya menarik perhatianku.

Berjalan dari rak yang satu ke rak yang lainnya, membawa dua buku di tanganku yang tadinya menarik perhatianku.

Langkah kakiku seakan ringan apabila berada di tempat yang membuatku nyaman. Pokoknya hari ini aku harus beli banyak buku karena belum tentu nanti bisa kesini lagi di kala senggang.

"Beli buku apa lagi ya"

"Jisung"

Gumamanku terhenti. menoleh ke sumber suara yang memanggilku dan seketika itu juga aku menangkap tubuh jangkung laki-laki yang membuatku terkejut..

"Loh hyunjin?"

"Kita ketemu lagi. Padahal baru beberapa jam lalu ketemu, kayanya semesta emang mau bikin kita ketemu terus deh"

Aku menggeleng sambil tertawa mendengar ucapan hyunjin. "Ngaco banget lo"

Hyunjin terkekeh. "Btw, lagi nyari buku juga?"

"Ya iya, masa gua kesini tapi yang dicari barang lain. Kan aneh hwang"

"Oh iya juga. Tapi tumben banget lo manggil gua hwang? jadi inget masa SMA, kalo lo marah pasti manggilnya hwang"

"Makanya jangan ngeselin. Lo tuh jahil banget"

Hyunjin mengerling sambil tertawa melihat kearahku. "Sadar. Lu juga ngeselin ya, suka ngisengin orang"

Aku kembali mengenang saat masa SMA. Dimana waktunya aku dengan hyunjin sering dianggap anak kembar nakal karena sering mengganggu siapapun, mau itu sesama siswa, guru, ataupun penjaga sekolah.

"Nostalgia?"

Aku menoleh kearah hyunjin yang wajahnya dekat denganku membuat aku sontak memundurkan tubuh sedikit.

"Engga kok!"

"Kirain nostalgia"

Aku memilih diam. Sudah lama tidak ada obrolan bersama, sekalinya bertemu hyunjin malah menujukan perubahan yang drastis. Aku seperti bertemu orang lain.

"Mau nyari buku bareng?"

Ajakan hyunjin membuat aku terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

Dan akhirnya siang ini aku habiskan bersama hyunjin di toko buku. bercerita tentang berbagai buku yang telah kamu baca sambil sesekali juga nostalgia saat masa SMA.

Aku tidak menyangka, berjalan bersama hyunjin cukup menyenangkan sampai lupa waktu. Hari sudah menjelang sore dan aku harus pulang.

"Hyunjin, gua harus pulang"

Saat ini kami berada di depan toko buku. hyunjin menoleh kearahku dan mengangguk.

"Butuh tumpangan ga?"

Aku menggeleng. "Gausah, gua di jemput kok"

"Sama kaka kelas yang kemarin itu?"

Tembakan hyunjin tepat sasaran karena saat ini kak minho sedang menuju kesini setelah latihan basket membuatku mau tidak mau mengangguk.

"Oke deh kalo gitu. Kapan-kapan kita ketemu lagi ya jisung, makasih buat rekomendasi novel nya"

Hyunjin mengusap puncak kepalaku lalu berlalu meninggalkanku yang terdiam. Hyunjin berjalan ke parkiran motor dan aku masih membeku di tempat sampai tidak sadar kak minho sudah datang.

"Liatin apa sih?"

Aku menoleh terkejut. "E-eh engga kok kak"

"Yaudah yuk pulang"

Aku naik ke atas si hitam sambil meraih helm yang diberikan kak minho. Si hitam melaju menembus jalanan menuju ke rumahku dan selama di perjalanan itu hening yang menemani.

"Tumben banget kamu di toko buku lama? Biasanya cepet"

"Ehm, itu aku ketemu hyunjin makanya lama"

"Oh gitu"

Hanya itu dan hening kembali muncul membuat aku menggigit bibirku karena ragu ingin bersuara kembali untuk menanyakan apapun.

Aku tidak tau kondisi kak minho saat ini bagaimana, tetapi tidak biasanya kak minho sedatar itu saat bersamaku. Ada apa dengannya?

"Kak"

"Ya?"

Aku ragu sejenak sebelum akhirnya lanjut bertanya saja. "Tadi gimana latihannya?"

"Kaya biasa kok. Gaada perubahan"

"Seru?"

Kak minho mengangguk. "Seru soalnya ya ada tanding juga sama yang lain jadi di pecah dua tim"

"Terus kamu udah makan kak?"

"Belum"

"Mau makan dulu? atau gimana?"

"Aku makan di rumah aja soalnya harus nganterin ibu juga nanti. Gapapa kan?"

Aku menghela nafas dan akhirnya memilih mengalah. sepertinya mood kak minho sedang buruk jadi aku tidak ingin membuatnya semakin buruk lagi.

"Gapapa kok kak"

Setelah itu hening terus melanda sampai si hitam sampai di depan rumahku dan aku menyerahkan helm ke kak minho.

Kak minho pamit dan titip salam kepada ayah lalu kembali memacu motornya meninggalkan rumahku serta diriku yang kepalanya penuh tanda tanya.

Sebenarnya, kak minho itu kenapa?

[4] SWEET LEMON • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang