2. Pangeran dan kereta kencana

85 13 0
                                    

"Lo sama kak minho gimana?"

Aku mengangkat mochi, salah satu kucing yang memang tinggal di pet klinik ini. Mochi adalah kesayangan semua orang apalagi kak chan, dokter hewan sekaligus pemilik pet klinik.

"Ga gimana-gimana kok. Biasa aja kaya biasa, emang harusnya gimana?"

Seungmin yang berada di balik konter menghela nafas malas. Membuat aku yang terduduk di lantai sambil memegang mochi menoleh kearahnya bingung. "Kenapa?"

"Gua perhatiin dari awal kalian tuh deket banget, udah bukan kaya temen. Tapi hubungan kalian kok gitu-gitu aja sih? Kalian pacaran apa engga?"

Aku menggeleng. "Gatau"

"Aduh jisung, lo ga takut apa kalo misalnya kak minho cuma permainin lu doang?"

"Permainin gimana?"

"Gini loh, dari awal kalian berdua tuh deket tanpa context. Menurut gua deket kalian udah bukan kaya sesama temen tapi udah lebih, apalagi gua liat kalian tuh kaya suka satu sama lain. Kenapa gitu ga pacaran aja? Gatakut emang kalo kak minho tuh aslinya ga serius sama lo?"

"Emang kenapa kalo misalnya kita kaya gini tanpa harus ada status? Gua sama kak minho nyaman kok"

"Bukan gitu sung. Gua cuma gamau kalo nanti ujung-ujungnya kak minho ternyata malah sama yang lain sedangkan elonya udah naruh rasa lebih karena nyaman sama kedekatan kalian. Lebih rawan hubungan tanpa status daripada udah ada status soalnya lebih sakit jisung kalau akhirnya buruk"

Aku terdiam mencerna ucapan seungmin. Fikiranku sudah berkelana kemana-mana sambil tanganku tetap memainkan mochi di gendonganku.

Sebenarnya aku juga bingung dengan kedekatan kami, pasalnya kak minho tidak pernah mengklaim diriku jadi pacarnya tapi aku juga tidak pernah menanyakan apapun. Kami saling melindungi dan bersikap layaknya teman dekat yang membutuhkan satu sama lain.

"Jisung, sesekali lo coba tanya aja ke kak minho. Mungkin dia mau ngejelasin"

Aku mengangguk. Akan aku tanya kepada kak minho nanti kalau ada waktu senggang karena pasti cafe sedang ramai dan kak minho akan pulang dengan keadaan lelah. Aku tidak ingin mengganggunya.

"Mochi mau snack?"

Demi menghilangkan fikiran di kepalaku, aku lebih memilih mengajak mochi untuk makan snack sambil menunggu ada pelanggan datang ke klinik kami.

Ya, setidaknya mengajak mochi untuk jadi teman di hari ini berhasil membuat aku lupa tentang kak minho sejenak.

Sore mulai pergi, digantikan malam yang datang. Aku serta seungmin masih berada di pet klinik, kami akan pulang nanti karena malam ini kak chan sedang datang untuk memeriksa keadaan klinik seperti biasa. Pemeriksaan rutin.

"Loh kalian kok belum pulang?"

Kak chan yang akan ke toilet menatap kearahku juga seungmin yang Masih sibuk menata stok barang.

"Masih ngurus barang masuk dulu kak baru pulang" Ucapku sambil melemparkan senyum membuat kak chan mengangguk.

"Abis itu langsung pulang aja, saya masih ada urusan disini jadi klinik saya aja yang tutup"

Kami mengangguk, mengikuti saja perintah dari si pemilik karena statusnya kan disini kami hanya karyawan.

Tok tok tok.

Aku mendengar suara ketukan Dari arah jendela kaca. Tersenyum lebar menangkap kak Minho yang melambaikan tangan ke arahku sambil memberi isyarat untuk pulang bersama.

"Tunggu sebentar ya, sedikit lagi selesai"

Kak minho mengangkat ibu jarinya tanda setuju lalu berbalik memunggungi klinik. Aku tidak henti-hentinya tersenyum.

"Asik ya di jemput sama calon pacar yang ga jadi pacar juga sampe sekarang?"

Aku mendelik kearah seungmin, merengut sebal. "Lo jangan ngomong gitu dong"

"Makanya cepet jadian, udah bertahun-tahun kok gaada perubahan"

"Iya iya"

Aku dengan tergesa-gesa menyelesaikan semua pekerjaanku dan pamit pulang kepada kak chan diikuti seungmin. Aku tidak enak kalau kak minho menunggu terlalu lama.

Aku keluar dari klinik bersama seungmin di sebelahku.

"Kak maaf lama"

Kak minho menoleh kearahku. "Gapapa kok, lagi banyak kerjaan ya?"

"Heum, banyak banget barang masuk tadi sore makanya harus diberesin sekarang juga"

"Yaudah yuk pulang"

Aku mengangguk lalu menoleh kearah seungmin terlebih dahulu. "Mau ikut bareng seung?"

Seungmin menggeleng. "Gausah, gua masih harus ke supermarket dulu buat ngejar diskonan sebelum tutup. Kalian duluan aja ya, dah"

Setelah itu seungmin melangkah terlebih dahulu meninggalkanku bersama kak Minho. Melihat kepergian seungmin tidak membuat aku sadar bahwa kak minho sudah menggenggam tanganku.

"Yuk pulang, keburu malem"

Aku melihat kearahnya dan mengangguk. "Ayuk"

Kami membelah dinginnya malam dengan si hitam. Aku menikmati kebersamaan ini walau hanya menaiki motor tetapi selama bersama kak minho itu bukanlah masalah.

Tidak henti-hentinya aku tersenyum selama berada di perjalanan. Melingkarkan tangan di pinggang kak minho sambil menikmati terpaan angin malam yang menyejukan.

Sampai tidak sadar bahwa si hitam sudah masuk ke dalam area sekitar rumahku. Nyatanya bersama kak minho dengan si hitam membuat aku lupa waktu, seakan-akan malam ini aku sedang dibawa pergi oleh pangeran beserta kereta kencananya.

Iya, kak minho adalah pangeran di hidupku.

[4] SWEET LEMON • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang