Pagi ini dengan terburu-buru aku meraih beberapa hal yang memang dibutuhkan untuk aku bawa lalu langsung keluar menuju teras rumah.
Aku hampir kesiangan karena semalam tidak bisa tidur sama sekali.
Rencana lari pagi di hari sabtu membuat aku tidak bisa tidur tenang setiap malam. menunggu kapan hari itu tiba, tetapi saat harinya datang aku malah bangun terlambat. Memalukan.
"Gausah buru-buru, nanti kamu jatuh"
Aku terkekeh kikuk di depan kak minho yang sedang menunggu di teras rumah.
"Berangkat sekarang kak?"
"Iya, keburu siang nanti"
Seperti biasa, di temani si hitam kami menembus udara pagi yang masih mencekik walau matahari sudah muncul dari beberapa menit yang lalu.
Aku mengeratkan peganganku di jaket yang kak minho pakai. Menahan tubuhku karena menggigil akibat udara pagi hari ini, tetapi tidak henti-hentinya aku tersenyum mengingat bahwa pagi ini aku kembali bersama kak minho.
Si hitam membawa kami membelah jalanan pagi yang masih lumayan sepi karena ini hari sabtu. Kami menyelusuri jalan sampai tiba di parkiran stadion yang tidak terlalu besar. Bersyukur jarak dari rumahku ke stadion tidak jauh sehingga aku yang hanya mengenakan kaos serta training, tidak harus menahan dingin lebih lama.
Keadaan stadion pagi ini sudah ramai dengan orang-orang yang berolahraga pagi, tidak jarang juga penjual kaki lima ikut hadir. Kali ini mereka semua hanya di perbolehkan beraktivitas di depan gedung stadion.
"Yuk"
Aku mengikuti kak minho yang sudah berjalan lebih awal. Lari-lari kecil di tempat sambil menatap pahatan sempurna yang selalu bisa membuatku tersenyum dengan tingkah lucunya.
Tiba-tiba kak minho memelankan langkahnya. Berlari di sebelahku sambil menengok kearahku.
"Kenapa kak?"
"Gapapa. Muka kamu merah karena kedinginan ya?" Tangan kak minho mendarat di salah satu pipiku membuat aku sudah seperti kepiting rebus pastinya.
Perubahan wajahku malah membuat kak minho semakin bingung.
"Kok malah makin merah sih? Kamu sakit?"
Aku langsung menggeleng cepat. "Engga kok! aku gapapa"
Aku jauhkan tangan kak minho dari pipiku demi menyelamatkan jantungku yang tidak henti-hentinya berdegup kencang sekali.
Aku tidak mau kak minho tau bahwa sekarang aku sedang tidak baik-baik saja karena perlakuannya yang begitu manis.
"Jisung"
Aku menoleh ke depan diikuti kak minho, menangkap seorang laki-laki tinggi dengan handband di kepala. Rambutnya basah karena keringat yang terus mengucur.
Kami menghentikan langkah lalu aku menatap orang tersebut dengan pandangan bingung.
"Ini gua hwang hyunjin, temen sekelas waktu SMA"
Aku terdiam karena terkejut. "Bentar. Ini hyunjin yang kurus kerempeng itu ga sih?"
"Ck, yang lo inget kok bagian situnya doang. tapi iya gua hyunjin yang itu"
Aku terngaga tidak percaya karena perubahan hyunjin begitu drastis. tubuhnya tidak sekurus dulu, lebih berisi dengan rambut hitam yang semakin membuatnya menjadi tampan.
Pantas saja aku sempat asing melihatnya padahal saat SMA dulu kami sering makan siang bersama di kantin.
"Gua hampir ga ngenalin, sorry. soalnya perubahan lo beda banget hehehe"
hyunjin tertawa mendengar ucapanku lalu tiba-tiba mengacak-acak rambutku membuat aku terkejut.
"Lo sendiri gaada perubahan, tetep lucu ya kaya biasa"
Sumpah. akhirnya aku tau kenapa hyunjin dulu sering dibilang playboy karena sikapnya ini bisa membuat siapa saja salah tingkah.
"Ekhem"
Aku dan hyunjin menoleh kearah kak minho yang berdiri menatap kami. Aku hampir lupa dengan kehadiran kak minho.
"Oh iya hyunjin, ini kak minho"
Hyunjin menelisik sebentar lalu terkejut. "Kak minho yang kaka tingkat kita terus suka main basket itu ga sih?"
Kak minho mengangguk membuat hyunjin tersenyum senang.
"Apa kabar kak? gua tau sih kita ga terlalu kenal soalnya gua juga bukan anak basket kok. Btw, gua hyunjin yang dulu di SMA jadi anak futsal"
"Minho"
Hanya itu? Aku tersenyum tipis karena kak minho malah menjawab dengan singkat. Tidak enak dengan hyunjin tetapi sepertinya laki-laki itu tidak terganggu sama sekali dengan sikap kak minho.
"Btw jisung, gua boleh minta id line lo ga ya? soalnya hp lama gua rusak"
Aku mengangguk dan memberikan id lineku lalu hyunjin langsung pamit setelah itu.
"Gua duluan ya jisung, kak minho. Kapan-kapan kita wajib ngobrol lagi"
"Oke, hati-hati hyunjin"
Hyunjin pergi meninggalkan aku bersama kak minho. Entah kenapa aku merasa bahwa hawa disebelahku tidak enak sekali membuat aku meneguk ludahku kikuk.
"Kak"
"Yuk cari minum"
Aku pasrah mengikuti kak minho yang sudah jalan lebih dulu. Entah ada apa dengan kak minho, aku bingung.
—
Aku mengikuti saran kak minho untuk duduk di salah satu kursi selama dia memesan makanan.
Setelah lari pagi yang sebenernya buatku ga lari pagi karena cuma kak minho doang yang lari sedangkan aku jalan di pinggir-pinggir sambil liat anak-anak kecil bersama orang tuanya. Akhirnya kami memilih melipir ke salah satu jajanan kaki lima.
Ketoprak, makanan kesukaanku dan kak minho tau itu.
Aku menunggu selama kak minho memesan, tidak lama dia kembali. duduk di hadapanku sambil membuka jaketnya, membiarkan kaos navy yang terpasang di tubuhnya tidak tertutupi apapun.
"Hari ini kamu mau ngapain hannie?"
aku terdiam, mengingat rencanaku di hari libur ini. "Kayanya aku mau ke toko buku soalnya buku di rumah udah aku baca semua"
"Maaf ya aku gabisa nganterin soalnya nanti harus latihan basket lagi"
Aku tersenyum. "Gapapa kok kak, lagian kan bukan tugas kaka buat anter-jemput aku. Kakak kan bukan ojek pribadi aku"
Kak minho ikut tersenyum lalu mencubit salah satu pipiku membuat aku meringis kecil.
"Iya iya, hati-hati nanti. Pokoknya kabarin aku terus"
"Siap!"
Tidak lama obrolan kami terhenti karena dua piring ketoprak pesanan kami datang.
Aku makan dengan lahap begitu juga kak minho setelah itu kamu mengobrol sebentar sebelum akhirnya memilih untuk pulang karena hari semakin siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] SWEET LEMON • MINSUNG
FanfictionIni adalah sebuah kisah romansa anak muda yang berada di antara bulir-bulir cinta. Saat ini posisi utama dipegang oleh Jisung sebagai pov, menceritakan seorang lelaki yang membuatnya jatuh cinta berkali-kali dengan perasaan asam dan manis. - • bxb ...