8. Ombak di lautan lepas

60 14 0
                                    

Semakin hari kedekatanku bersama hyunjin malah bertambah. Kami sering bertemu untuk membahas masa SMA sekaligus kkamii.

Walau begitu aku tidak pernah melupakan kak minho. Aku masih sering mampir ke rumahnya dan pergi bersamanya.

Seperti hari ini, aku sedang libur dadakan karena kak chan harus pergi keluar kota selama tiga hari untuk seminar. Aku bosan dan akhirnya memilih untuk bertandang ke rumah kak minho yang kebetulan hanya ada ibunya dan kak mina.

Aku tidak bilang ke kak minho sama sekali karena dia pasti sedang sibuk di cafe. Lagipula dirinya tidak masalah setiap aku main ke rumah tanpa ada kehadirannya.

Aku membantu kak mina membuat origami untuk dibawa ke sekolah. Kak mina adalah guru tk sehingga harus membuat berbagai model pembelajaran yang menarik.

"Kamu sama minho gimana?"

Aku menoleh kearah kak mina bingung. "Gimana apanya kak?"

"Ya itu, perkembangan hubungan kalian. Pacaran ga sih?"

Pertanyaan ini lagi? Aku harus jawab apa kalau aku sendiri masih bingung dengan status hubungan kami.

akhirnya aku menggeleng. "Kita temenan kok kak"

"Temenan tapi kaya pacaran ya. Nempel terus mana tiap malem sering telfonan"

Pipiku bersemu merah mendengar ledekan kak mina. Memang sih kami sering telfon tiap malam tapi itu biasanya kak minho yang menelfon terlebih dahulu karena aku malu untuk memulainya.

"Kan cuma telfon doang kak. Emang temen gaboleh kaya gitu ya hehehe"

Kak mina menggeleng pelan. "Bingung aku sama remaja sekarang. Seneng banget deket tapi gaada status gitu, padahal kalo kalian pacaran juga gaada yang larang"

Aku terdiam sejenak tetapi kembali berkutat dengan origami di tanganku. Aku juga bingung sebenarnya, mau dibawa kemana hubungan ini karena pasalnya kak minho nyaman seperti ini membuat aku takut untuk berharap lebih.

"Aku juga ikut bingung jadinya kak hehehe"


Lama aku singgah di rumah kak minho. Dari terik siang sampai dinginnya malam, aku masih ada disana. Membantu kak mina menyiapkan pekerjaannya, lalu membantu ibunya kak minho untuk membuat makan malam sambil mengobrol ringan.

Bertemu ibunya kak minho membuat rasa rinduku kepada ibu perlahan surut. Ibunya kak minho begitu hangat membuat aku nyaman.

Malam ini kami memasak sayur bayam dengan ikan goreng, tempe, tahu, serta sambal. Makanan sederhana tetapi terasa nikmat kalau dimakan bersama-sama.

Aku membantu sampai masakan selesai dan ditata dengan cantik di atas meja. Setelah itu tidak lama kak minho bersama ayahnya pulang. Awalnya kak minho terkejut melihatku tetapi langsung tersenyum maklum.

Akhirnya kami makan bersama dengan tambahan satu kursi untukku, si penghuni asing yang tiba-tiba ikut bergabung. Ah, aku rindu dengan makan malam seperti ini.

"Jisung nginep aja, udah malem juga loh"

Aku menggeleng, menolak saran ibunya kak minho. "Gabisa bu. Ayah nanti pulang tengah malam terus gaada yang siapin makanan soalnya bibi lagi sakit"

"Oalah gitu ya. padahal ibu seneng kalau jisung disini"

"Iya bu, maaf ya"

"Yaudah toh gapapa. Minho nanti antar jisung pulang ya?"

Ayah kak minho ikut nimbrung dan langsung menyuruh kak minho membuat aku terdiam. Yang disuruh hanya mengangguk dan memilih sibuk melahap makan malamnya.

Setelah makan malam selesai, semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Kedua orang tua kak minho memilih duduk di ruang TV bersama, kak mina masih menyelesaikan pekerjaannya di sofa ruang tamu, sedangkan aku memilih mengikuti kak minho ke kamarnya.

Aku duduk di tempat tidur kak minho, menatap laki-laki itu yang sedang membereskan baju-baju yang sudah di cuci oleh ibunya.

"Mau aku bantuin kak?"

"Gausah hannie. Aku bisa sendiri kok"

"Beneran kak?"

"Iyaa, beneran"

Akhirnya aku memilih diam sambil meraih ponselku. melihat notif Instagram dimana hyunjin memposting foto kami berdua saat aku datang ke rumahnya waktu itu. Aku menekan tombol like sampai tidak sadar kak minho sudah ada di sebelahku.

"Kamu ketemu hyunjin lagi?"

Aku menoleh lalu mengangguk. "Iya nih kak, sempet main ke rumahnya sih terus ketemu ibunya juga. Ternyata dia punya anjing lucu"

"Oh"

Aku kembali terdiam diikuti kak minho. Menelusuri timeline sosial mediaku sambil tersenyum-senyum sendiri sampai tidak sadar bahwa aku sedang di perhatikan.

"Kak kenapa?"

"Aku gatau kenapa gasuka liat kamu sama hyunjin"

"Hah? alasannya apa? kan hyunjin temenku"

Kak minho menggeleng. "Aku juga gatau"

Aku mau bertanya apa kak minho cemburu tetapi mana mungkin. Memangnya kak minho punya rasa kepadaku? Kan tidak juga. Aku takut malah nanti jadi terlalu percaya diri.

"Mungkin karena kaka sekarang capek jadi ga ke kontrol diri kaka. Aku pulang sendiri aja biar kamu bisa istirahat"

"Aku antar aja, tapi nanti"

"Emang kaka gapapa?"

"Gapapa, rumah kamu sama rumahku ga jauh lagian"

"Oke"

Aku terdiam menatap ke sekeliling kamar kak minho yang dominan warna abu-abu.

Tiba-tiba aku merasakan daguku di tarik untuk menoleh dan menangkap kak minho yang menatap kearahku. Mataku membulat saat wajah kak minho semakin dekat dan langsung mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku berkali-kali menelan ludah atas perbuatannya.

Aku kira hanya sebentar saja, nyatanya kak minho malah memainkan bibirnya di atas bibirku. Bahkan tangannya mulai menjalar dari dagu ke leher sampai ke tengkukku, mengusapnya membuatku aku merinding sendiri.

Tetapi aku pejamkan mata dan menikmati permainan bibirnya sambil mencengkram erat kausnya.

Sungguh, malam ini aku benar-benar melebur dengan permainan kak minho di atas bibirku. Seakan aku sedang berada di lautan dengan ombak yang membawa tubuhku kesana-kemari.








Haiiii, semuanya.

Aku gatau mau ngomong apa sebenernya. Jadi cuma mau ingetin stay healthy ya soalnya cuaca belakangan ini lagi ga bagus. Jangan lupa minum air putih yang banyak.

[4] SWEET LEMON • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang