10. Janji lima menit yang tidak di tepati

71 13 3
                                    

Aku mencoba bersikap biasa dan menepis setiap fikiran yang akan membuatku malah merasakan sakit kepala.

Walau obrolan malam itu tidak memuaskan setidaknya aku paham bahwa kak minho memang tidak merasakan degup jantung yang kuat saat kami bersama.

Hanya aku yang merasakannya seorang diri.

Aku membawa kakiku melangkah bersama seungmin di supermarket dekat klinik. Kami baru selesai bekerja dan seungmin mengajakku untuk menemaninya berbelanja kebutuhan di kost, kebetulan aku juga perlu mencari sesuatu yang aku butuhkan.

Kami berkeliling mengitari supermarket yang lumayan besar ini sambil mendorong satu troli. Tangan seungmin tidak henti-hentinya mengambil beberapa barang yang sudah dia cat di atas sebuah kertas sedangkan aku yang tidak ada persiapan hanya mengambil barang yang aku ingat-ingat kalau di rumah sudah habis.

"Tumben lo ga pulang sama calon pacar lo itu sung?"

Aku menoleh ke arah seungmin yang sedang memeriksa botol kecap di tangannya. "Kak minho sibuk belakangan ini"

Aku jujur perkara kak minho sibuk. Sepertinya niat awal ingin membuat brownies benar-benar dilakukan. Setiap aku menelfon pasti kak minho sedang berbelanja kebutuhan membuat kue, berada di dapur, ataupun ngobrol tentang resep yang enak bersama entah siapa. Aku tidak mengetahui partner kerja kak minho yang baru karena aku belum mampir ke cafe kak minho atau ke rumahnya.

"Oh gitu, gua kira kalian berantem"

Aku menggeleng. "Engga kok, emang apa yang di berantemin?"

"Ya tentang sesuatu gitu. atau malah kalian saling menghindar karena adegan ciuman yang waktu itu?"

Aku refleks mendaratkan tangan untuk memukul lengan seungmin dengan kuat membuat seungmin meringis kecil.

"Mulut lo sembarangan banget"

"Kan gua cuma asal nebak. Shhh sakit banget anjir pukulan lo"

"Makanya jangan nebak aneh-aneh"

Pokoknya kalau membicarakan malam itu selalu berhasil membuat pipiku memerah dan aku benci hal ini karena tidak henti-hentinya aku sulit mengendalikan diriku sendiri kalau mengingat saat aku di cium oleh kak minho.

Jantungku akan spontan berdetak lebih cepat dan kuat berserta rasa malu yang mendera. Sial, sebenarnya aku ini kenapa sih.

Aku hanya bisa mengikuti seungmin berjalan ke sana ke mari untuk mencari barang yang dia butuhkan. Sampai akhirnya kami berdua sepakat bahwa ini sudah terlalu banyak dengan keadaan troli yang juga hampir penuh.

Kami pergi ke kasir untuk membayar lalu segera pulang mengendarai motor milik seungmin karena aku jarang membawa kendaraan sendiri. Aku lebih suka naik angkutan umum.

Aku mengenakan helm dan duduk di jok belakang. Dibawahnya motor ini membelah jalanan sore hari sambil aku menikmati angin yang selalu menerpa-nerpa wajahku dengan lembut membuat aku mengantuk. Sepertinya nanti mandi air hangat, makan, lalu tidur adalah pilihan terbaik.

"Sung pengen minum kopi deh"

Aku mengernyit karena tidak biasanya seungmin minum kopi. Laki-laki itu lebih tertarik dengan teh.

"Ya beli"

"Mampir ke cafe depan dulu ya. Gua beli kopi bentar buat di bawa ke rumah"

Aku mengangguk saja. Sebagai penumpang aku hanya bisa menikmati kemana seungmin membawa motornya.

Sayangnya aku baru ingat kalau ternyata cafe yang di maksud di sekitar sini adalah cafe kak minho. Motor seungmin terparkir rapih di sebelah cafe kak minho yang ramai, lalu kami masuk ke dalam.

Ah, aku rindu bau cafe ini beserta pemiliknya.

"Mau minum apa sung?"

"Smoothies strawberry aja kaya bisa"

"Oke, gua pesenin take away aja ya biar langsung pulang. Lo gaada urusan sama pacar lo itu kan?"

Aku menggeleng. "Gaada kok, boleh take away aja. Gua juga mau mandi"

Seungmin akhirnya meninggalkanku yang menunggu di salah satu kursi kosong dekat pintu. Selama seungmin memesan, tidak henti-hentinya aku memeriksa ke arah dapur. Menunggu kak minho keluar dan melihat kalau aku ada disini.

Benar saja, kak minho keluar dengan keadaan peluh yang mengucur. Selalu tampan membuat aku tidak akan bosan menatap pahatan sempurna milik tuhan itu.

Aku mengangkat tangan, melambai sambil tersenyum sampai kak minho sadar akan kehadiranku. Kak minho memberi isyarat untuk aku menunggu sebentar dalam waktu lima menit membuat aku mengangguk saja.

Sayangnya sampai seungmin kembali membawa pesanan kami dengan waktu lima menit yang sudah lewat jauh, kak minho tidak kembali menghampiriku sama sekali.

Kak minho asik mengobrol bersama seorang laki-laki yang terlihat manis. Ia terlihat asing untukku membuat aku heran, apakah kak minho memiliki pegawai cafe baru?

"Ayo sung"

Seungmin mengajakku untuk langsung pulang dan mau tidak mau aku mengikuti. Pergi tanpa berpamitan dengan kak minho.

Lagipula sepertinya kak minho juga memang seakan lupa dengan janjinya untuk menghampiriku tadi. Maka aku pulang dengan rasa kecewa yang mendera.











hayoooo siapa itu? ada yang bisa nebak ga?

Btw haiii

[4] SWEET LEMON • MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang