Tengah malam, saat Baekhyun terbangun, ia tidak mendapati Chanyeol berada di sekitarnya. Bajunya telah berganti dan tubuhnya terasa lebih segar. Baekhyun pikir, mungkin Chanyeol telah membersihkannya.
Dengan bertelanjang kaki, Baekhyun menuruni ranjangnya dan melirik kilas pada jam digital di tembok kamarnya yang menunjukkan pukul 9 malam.
Pertama-tama, Baekhyun akan turun ke dapur untuk mengisi perutnya dengan memasak ramyeon dan memasukan sosis ke microwave lalu setalah itu, ia berniat pergi ke paviliun Chanyeol dan mungkin bersiap jika Chanyeol akan memakannya lagi.
Tapi tidak.
Laki-laki tinggi itu kini tertidur pulas di sofa ruang TV dengan bertelanjang dada dengan keadaan telungkup dan hanya menyisakan celana bahan berwarna hitam.
Baekhyun bertanya mengapa Chanyeol tidak tidur seranjang dengannya saja?
Akhirnya Baekhyun membuat satu porsi ramyeon lagi dan membawa semangkuk kimchi. Ia akan membangunkan Chanyeol dan mengajaknya makan bersama.
Saat lampu akhirnya di nyalakan, Baekhyun baru tahu jika di punggung kekasihnya terdapat memar kebiruan dan juga kulit yang terkelupas dengan hiasan darah mengering.
Ada apa dengan Chanyeol?
Baekhyun mulai berpikir macam-macam. Nafasnya ditarik tidak teratur dan kini mulai menangis.
"Chanyeol," panggilnya pelan seraya mengusap kepala bermahkota kan Surai hitam tebal.
Baekhyun akhirnya terisak-isak. Ia memperhatikan luka lebam itu. Tangannya gemetaran mengelusi Chanyeol agar segera terbangun dan benar, kekasihnya terbangun dan langsung terkejut melihat Baekhyun menangis.
"Ada apa? Kenapa menangis? Kau lapar atau bermimpi buruk?"
"A-apakah sakit?"
Dan Chanyeol paham kemana arah pembicaraan lelaki mungil itu.
Di tangkupnya wajah manis yang sudah sembab itu, "It's okay Baekhyun. I'm truly fine."
"Siapa yang melakukannya?"
Si kesayangan keluarga, itulah Baekhyun. Chanyeol tidak heran jika si manis nan mungil itu masih suka banyak berceloteh pada orang tuanya. Tapi pada akhirnya akan datang pada Chanyeol saat kedua orangtuanya mengecewakan. Lalu sakitnya datang, begitulah. Chanyeol yang paling paham siklus itu.
"Tidak apa-apa ini hanya luka kecil, Baekhyun. Ini tidak sakit sama sekali hanya seperti di gigit semut."
Baekhyun memeluk Chanyeol, dan melihat jelas bagaimana luka-luka itu membengkak, "Aku tahu jika Appa yang melakukan itu. A-aku hanya ingin tahu kenapa Appa menjadi begitu keras padamu."
Baekhyun memang keras kepal, maka dari itu Chanyeol merasa sia-sia menutupi segalanya.
"Aku menginginkan anaknya, dan sebagai orang tua yang tahu anaknya telah di rusak, Appa mu mengamuk."
Baekhyun semakin merasa bersalah, kepalanya pening, tidak mengerti mengapa Appa nya begitu jahat. Laki-laki di dalam pelukannya adalah Park Chanyeol, kekasihnya, laki-laki yang dia cintai.
"Seharusnya Appa tahu jika kau lebih banyak melindungi ku. Dia tidak berhak menyakitimu, Chanyeol. Dia tidak berhak!"
"Dia berhak, Baekhyun. Seharusnya aku tidak egois untuk memiliki mu, menyentuh mu dengan intim dan berani memikirkan masa depan bersamamu. Aku tidak berada di status yang sama denganmu."
Baekhyun melepas pelukan itu, ia mungkin belum bisa berpikir dewasa tapi ia tahu jika Chanyeol berniat melepaskannya. Menyerah dengan setiap tekanan dari Appa nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under My Bodyguard | ChanBaek Yaoi
Short StoryPark Chanyeol bukanlah pria dermawan yang akan menyia-nyiakan belas kasihnya untuk siapapun, tidak terkecuali. Park Chanyeol tertutup, tidak semata-mata orang mengetahui keberadaannya. Park Chanyeol, dia tidak mengumbar ucapan manis, dia bukanlah or...