The Seventh.

456 44 11
                                    

Baekhyun menatap pada bangunan yang tak begitu luas dengan pagar mengelilingi yang terbuat dari kayu setinggi pundak orang dewasa dengan semuanya di buat dari kayu tanpa celah dan dilapisi cat berwarna netral sehingga tidak menghilangkan warna kayu yang di gunakan sebagai bahan dasar. Ada ukiran kayu juga di depan gerbang bertuliskan "PARK FAMILY" Baekhyun menoleh pada Chanyeol dengan mata yang berkaca-kaca juga pipi merona. Apa maksudnya mereka akan menikah nanti dan menjadi Park family. Pagar vintage nya sangat bagus, sangat jauh dari ekspektasinya namun dalam artian bagus.

Lalu mereka melipir pada samping rumah, dimana ada kolam ikan kecil dengan ikan-ikan koi di dalamnya. Banyak juga beragam jenis bunga yang mengelilingi pagar bagian dalam. Di luar pagar, ada bukit kecil dengan rumput hijau yang tak terlalu lebat. Sepertinya akan nyaman tidur di sana saat musim semi dan saat sampai pada belakang rumah, di luar pagar ada danau yang lebih besar, seperti danau pada umumnya.

Baekhyun tidak tahu kenapa bisa ada rumah dengan pelataran seperti ini.

"Kau senang?"

"Ini sangat cantik." Baekhyun berkata antusias.

"Tunggu sampai kau melihat bagian dalamnya." Chanyeol tersenyum lalu membuka pintu untuk masuk kedalam rumah minimalis yang kata Baekhyun adalah rumah impiannya.

Lalu pandangan Baekhyun dimanjakan oleh setiap sudut-sudut yang terisi oleh potret dirinya. Bagaimana Chanyeol bisa mendapatkan foto dirinya dengan gaya yang sungguh menurut Baekhyun sangat natural.

Ada tempat perapian dan satu set sofa berwarna coklat pastel. Akan sangat bagus sepertinya jika musim dingin nanti ia berbaring disana dengan segelas coklat panas dan pelukan Chanyeol. Rumah ini terlihat bergaya klasik. Baekhyun memandang lurus ke belakang dimana ada ruangan terbuka. Ia akan melihat untuk apa ruang itu nanti.

Ada kamar juga dengan berdaun pintu berwarna cream. Cantik sekali, Baekhyun sungguh tidak bisa berkata-kata.

"Aku tidak tahu kau pernah mengabadikan foto-foto itu, Chanyeol. Ini sangat manis. Terima kasih."

Kata-kata tulus dengan lelehan air mata itu membuat Chanyeol tidak tahan untuk tidak mengecupi pipi sang kekasih.

"Ada tiga ruangan, jadi kau memilih kamar mana untuk kita tempati, baby?" ujar Chanyeol lembut sambil mengecupi rambut halus Baekhyun.

"Aku ingin yang paling luar biasa."

Kekehan Chanyeol mengudara. Ia menyiapkan satu ruangan di lantai atas untuk Baekhyun nya.

Dengan perlahan mengangkat tubuh yang lebih pendek darinya itu untuk di bawa pada sebuah gendongan bridal. Baekhyun memerah dalam gendongan itu.

"Aku menyiapkan semua ini dengan baik, semoga bagus juga menurutmu, hm?"

"Terima kasih. Aku benar-benar berterima kasih padamu. Terima kasih di saat appa membuat ku sedih, tapi kau memberikan semuanya. Apa yang harus aku berikan padamu untuk imbalan sedangkan kini aku bukan lagi atasanmu?"

"Simpan terima kasih itu untuk nanti. Berikan apa yang kau punya saat ini selain uang."

Baekhyun terkikik saat tiba-tiba saja Chanyeol menjatuhkannya pada ranjang empuk yang hangat dan mengecupi lehernya.

Saat Chanyeol tengah memakannya seperti zombie, Baekhyun menatapi ruangan kamar yang Chanyeol pilih. Matanya tertuju pada TV berukuran 31 inch, lebih kecil dari yang tadi di ruang bawah. Semuanya berwarna krim dengan campuran coklat susu. Sudut-sudutnya di buat sangat tajam sehingga ruangan yang kecil terlihat lebih besar.

"Emhh sebentar dulu, Chanyeol."

Baekhyun menahan rahang yang entah bagaimana sudah berada di dadanya, menyusu seperti bayi kehausan. Baekhyun menyebutnya bayi gila.

Under My Bodyguard | ChanBaek YaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang