The Thirteenth

357 25 16
                                    

Hari ini, Byun Baekhyun memiliki jadwal pergi ke perpustakaan kota. Ia ingin mencari beberapa referensi untuk bahan skripsinya nanti.

Di temani Chanyeol tentunya dengan pakaian serba hitam seperti biasanya. Pria itu duduk dengan kopi cup yang di beli sebelum masuk ke perpustakaan tadi dengan buku ensiklopedia di tangannya.

Lihat, ini adalah kesalahan saat membawa si tinggi ini menuju perpustakaan karena tentu saja seorang Park Chanyeol bisa mendedikasikan dirinya pada buku untuk berjam-jam kedepan.

"Menyukai kegiatan mu, bodyguard-nim?"

"Hm."

Sudah jelas, Baekhyun akan tersingkirkan. Tapi masa bodoh, akan lebih bagus begini. Jika belajar di kediamannya tentu saja Park Chanyeol akan menjadi sangat berbahaya. Bukan pilihan yang buruk juga, bukan?

Beberapa menit terakhir, Baekhyun menemukan bab dimana kata-kata nya bisa melengkapi isi skripsinya. Ia membuka laptopnya dan segera mengetik. Matanya melirik Park Chanyeol yang tengah membalik halaman, Baekhyun pikir, buku bisa membuat atensi Chanyeol teralihkan.

Ini memberinya ide jika nanti saat pria itu sedang bernafsu tinggi, ia akan melemparkan buku pada Chanyeol, kemungkinan ia akan selamat, kan?

"Kau ingin membeli sesuatu?"

"Tidak."

Ah masih responsif.

"Tapi aku haus dan lapar."

"Baik. Kau ingin sesuatu?"

"Chicken dan soda daaaan tentu saja kentang goreng. Tolong jangan lama-lama karena aku benar-benar kelaparan."

Jas hitamnya di lepas dan memberikan pada Baekhyun untuk di pegang. Tidak ada helaan nafas bosan, Baekhyun cukup kagum mengingat tadi kekasihnya itu begitu fokus pada buku ensiklopedia usang.

Posisi duduk yang memang berada di dekat jendela menampilkan Park Chanyeol tengah menyebrangi jalan raya. Wajahnya angkuh dan datar, tapi Baekhyun justru semakin terpikat.

Terkadang Baekhyun ingin berteriak pada dunia kalau Chanyeol miliknya begitu pula sebaliknya, mengatakan pada remaja centil lain jika Park Chanyeol adalah kekasihnya.

Tapi tidak perlu, bukankah orang pembenci akan semakin gemar mengganggu saat kita berkoar-koar? Jadi biarkan saja.

Senyum dan rona di wajahnya hilang begitu saja saat Minki dengan dandanan yang demi tuhan sangat tidak sopan itu menghalangi Chanyeol tepat di depan pintu restoran fast food yang Baekhyun inginkan.

Sialan si tukang tikung itu, Baekhyun benar-benar akan mencolok matanya nanti.

"Aku tidak akan tinggal diam." Baekhyun memberesi peralatannya yang berserakan di meja perpustakaan dan memasukannya kembali pada ransel yang ia kenakan. Buku-buku yang hendak ia pinjam sudah dalam genggaman.

Selesai dengan pendataan buku pinjaman, Baekhyun lekas mendekati Minki dan Chanyeol dan lebih sialan lagi, Minki sudah bisa menjabat tangan kekasihnya.

"Ya Choi Minki! Ada apa dengan rambutmu itu hah?" Baekhyun berdiri tepat di tengah antara Chanyeol dan Minki, "Pink? Astaga memalukan. Di siang yang terik ini rambut mu itu benar-benar mengganggu indahnya kota Seoul, kau tahu? Pulanglah sana dasar pria norak!"

Demi menjaga image kalem, Minki hanya tersenyum manis dan menunduk malu, "Ah kau tidak tahu trend ya, cat rambut sedang diminati saat ini. Kau ingin juga?"

"Aish! Kau yang menggunakannya terlihat sangat merusak mata. Kau pikir itu bagus di wajahmu? Kau terlihat kusam dengan rambut pink itu, yang benar saja."

Under My Bodyguard | ChanBaek YaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang